Profil & Karier Gitaris Seringai Ricky Siahaan yang Wafat Seusai Tur di Jepang
20 April 2025 |
10:12 WIB
Dunia musik Indonesia harus kembali kehilangan salah satu talenta terbaiknya. Gitaris band rock Seringai, Ricky Siahaan, meninggal dunia seusai manggung di Jepang, Sabtu (19/4/2025). Seringai diketahui memang tengah menggelar tur konser Asia yang diberi tajuk Seringai Wolves of Asia Tour, yang berlangsung di Taiwan dan Jepang.
Kabar meninggalnya Ricky Siahaan dibagikan oleh band Seringai melalui unggahan di akun Instagram resmi mereka. Dilaporkan bahwa Ricky meninggal dunia secara mendadak setelah menyelesaikan set konser di penutupan tur mereka di Tokyo, Jepang.
"Ricky Siahaan telah meninggalkan panggungnya. Gitaris kami, sahabat kami, saudara kami, Ricky, telah berpulang secara mendadak setelah menyelesaikan set di penutupan tur kami di Tokyo, Jepang. Ricky meninggalkan dunia ini dengan sesuatu yang dia cintai: bermain musik keras dengan maksimal," tulis akun @seringai_official, Sabtu (19/4/2025).
Baca juga: Pengacara Hotma Sitompoel Meninggal Dunia, Simak Profil & Rekam Jejaknya
Manajemen Seringai pun menyampaikan pihaknya sedang dalam proses membawa mendiang Ricky pulang ke Indonesia. Mereka menambahkan bakal menyampaikan informasi lebih lanjut mengenai peringatan dan penghormatan untuk sang musisi.
"Ricky adalah energi, tawa, dan kekuatan di atas dan di luar panggung. Kami kehilangan salah satu bagian terpenting dari entitas ini. Mohon beri kami waktu untuk berduka dan menyusun langkah selanjutnya. Akan kami kabari perkembangannya," tulis Seringai.
"Terima kasih atas semua cinta dan dukungan yang telah kalian tunjukkan sejak kabar ini tersebar. Kalian bagian dari keluarga kami, dan kami tahu kalian merasakan duka yang sama. Selamat jalan chainsaw, riffmeister, sampai kita berjumpa kembali. Selalu, selalu, selamanya," tulis Seringai.
Wafatnya Ricky Siahaan menjadi duka mendalam bagi para pegiat musik di Tanah Air. Banyak musisi yang membanjiri unggahan tersebut dengan ucapan duka, serta mendoakan sang musisi untuk mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.
"Kyyy, selamat jalan. Tabita Siahaan [istri Ricky] dan Kara semoga diberikan ketabahan," tulis Cholil Mahmud, vokalis Efek Rumah Kaca.
"Turut berduka cita @aparatmati @sam_bram @edykhemod," tulis musisi Baskara Putra.
"Turut berduka cita guys. Rest In Power lae Ricky," tulis penyanyi Marcello Tahitoe "Ello".
Ricky Siahaan dikenal sebagai pendiri dan gitaris band rock Seringai. Band yang terbentuk sejak tahun 2002 itu juga digawangi oleh Arian 13, Sammy Bramantyo, dan Edy Khemod. Bukan sekadar musisi, Ricky dianggap sebagai salah satu sosok penting di balik skena musik metal di Tanah Air.
Ricky Siahaan lahir dengan nama lengkap Ricardo Bisuk Juara Siahaan di Tanjung Pandan, Belitung, pada 5 Mei 1976. Tapi publik lebih mengenalnya sebagai Ricky Siahaan, gitaris dengan gaya bertenaga dan jiwa produksi yang ciamik. Dia dikenal sebagai salah satu pencipta riff terbaik dalam skena musik metal.
Sejak kecil, Ricky telah akrab dengan musik-musik dari band hard rock seperti Mötley Crüe dan Iron Maiden akibat menonton kompilasi video musik. Metallica menjadi salah satu band favoritnya. Beranjak SMA, Ricky mulai belajar gitar, dan mempelajari lagu-lagu dari Metallica serta The Smashing Pumpkins.
Pada 1995, Ricky membentuk band bernama Chapter 69 bersama Deddy Mahendra Desta dan Cliff Rompies, dua teman sekolahnya di SMA Negeri 68 Jakarta yang kelak tergabung di Clubeighties. Mereka kerap membawakan lagu-lagu Smashing Pumpkins dan Ratcat. Dari sinilah, Ricky mulai bergaul dengan berbagai band dan komunitas yang kerap berkumpul di Poster Cafe.
Ricky sempat bergabung dengan band hardcore bernama Buried Alive, namun kemudian pada 1999, dia ditawari untuk menjadi gitaris Stepforward, band hardcore lain yang dikagumi Ricky dari era Poster Cafe.
Terinspirasi Puppen, band hardcore Bandung yang dikaguminya, Ricky berupaya untuk ikut membuat Stepforward lebih profesional dari segi produksi panggung dan manajemen. Mereka akhirnya merilis album Stories of Undying Hope tahun 2001. Namun, Puppen bubar setahun setelahnya.
Setelah bergabung di Stepforward, Ricky menjadi akrab dengan Arian13, vokalis Puppen. Ricky dan Arian cocok karena sama-sama memiliki selera musik yang luas. Keduanya pun akhirnya membentuk band baru.
Ricky dan Arian sempat membentuk band Derai yang musiknya terinspirasi oleh band-band seperti At the Drive-In, Texas is the Reason dan Kiss It Goodbye. Namun, umur Derai tidak panjang. Mereka akhirnya membentuk Seringai pada 2002, yang terinspirasi dari lagu-lagu Black Sabbath dan Black Flag. Selain Ricky dan Arian, Seringai dilengkapi dengan Edy Khemod pada drum, ditambah Toan Sirait pada bas yang kemudian digantikan oleh Sammy Bramantyo.
Seringai pun menjadi salah satu dari gelombang baru band kancah independen Jakarta. Dengan Ricky sebagai gitaris, komponis dan produser, Seringai telah menghasilkan satu mini-album, High Octane Rock (2004), serta tiga album penuh, yakni Serigala Militia (2007), Taring (2012) dan Seperti Api (2018).
Selain tampil di berbagai kota dan pulau di Indonesia, Seringai juga pernah diundang untuk manggung di Malaysia, Singapura dan Jepang. Seringai bahkan pernah menjadi band pembuka di konser Metallica, di Gelora Bung Karno, Jakarta tahun 2013.
Di samping Seringai, Ricky juga sempat membentuk band metal Deadsquad bersama Stevie Item pada 2006. Namun, belum lama bergabung, Ricky mengundurkan diri karena kesibukannya di luar band, kemudian posisinya digantikan oleh Prisa Rianzi.
Baca juga: Aktor Senior Ray Sahetapy Meninggal Dunia, Simak Profil dan Rekam Jejaknya di Industri Film
Tak hanya aktif sebagai musisi, Ricky juga berkiprah sebagai jurnalis musik di sejumlah media, berawal sebagai produser di stasiun radio MTV On Sky (kini Trax FM) pada 2002. Tiga tahun berselang, dia bekerja sebagai editor hingga managing editor di majalah Rolling Stone Indonesia. Pada 2023, dia membentuk media musik dan budaya pop Whiteboard Journal dan menjabat sebagai CEO.
Hubungan pertemanannya dengan Stevi Item membawa Ricky bertemu dengan Iko Uwais, suami Audy Item sekaligus adik ipar Stevi. Sejak 2015, Ricky sempat menjadi manajer Iko Uwais dan mendampinginya untuk sejumlah proyek film penting seperti Star Wars: The Force Awakens dan Headshot. Namun, pada 2022, masa kerja Ricky sebagai manajer Iko Uwais selesai.
Kabar meninggalnya Ricky Siahaan dibagikan oleh band Seringai melalui unggahan di akun Instagram resmi mereka. Dilaporkan bahwa Ricky meninggal dunia secara mendadak setelah menyelesaikan set konser di penutupan tur mereka di Tokyo, Jepang.
"Ricky Siahaan telah meninggalkan panggungnya. Gitaris kami, sahabat kami, saudara kami, Ricky, telah berpulang secara mendadak setelah menyelesaikan set di penutupan tur kami di Tokyo, Jepang. Ricky meninggalkan dunia ini dengan sesuatu yang dia cintai: bermain musik keras dengan maksimal," tulis akun @seringai_official, Sabtu (19/4/2025).
Baca juga: Pengacara Hotma Sitompoel Meninggal Dunia, Simak Profil & Rekam Jejaknya
Manajemen Seringai pun menyampaikan pihaknya sedang dalam proses membawa mendiang Ricky pulang ke Indonesia. Mereka menambahkan bakal menyampaikan informasi lebih lanjut mengenai peringatan dan penghormatan untuk sang musisi.
"Ricky adalah energi, tawa, dan kekuatan di atas dan di luar panggung. Kami kehilangan salah satu bagian terpenting dari entitas ini. Mohon beri kami waktu untuk berduka dan menyusun langkah selanjutnya. Akan kami kabari perkembangannya," tulis Seringai.
"Terima kasih atas semua cinta dan dukungan yang telah kalian tunjukkan sejak kabar ini tersebar. Kalian bagian dari keluarga kami, dan kami tahu kalian merasakan duka yang sama. Selamat jalan chainsaw, riffmeister, sampai kita berjumpa kembali. Selalu, selalu, selamanya," tulis Seringai.
Wafatnya Ricky Siahaan menjadi duka mendalam bagi para pegiat musik di Tanah Air. Banyak musisi yang membanjiri unggahan tersebut dengan ucapan duka, serta mendoakan sang musisi untuk mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.
"Kyyy, selamat jalan. Tabita Siahaan [istri Ricky] dan Kara semoga diberikan ketabahan," tulis Cholil Mahmud, vokalis Efek Rumah Kaca.
"Turut berduka cita @aparatmati @sam_bram @edykhemod," tulis musisi Baskara Putra.
"Turut berduka cita guys. Rest In Power lae Ricky," tulis penyanyi Marcello Tahitoe "Ello".
Profil & Perjalanan Karier Ricky Siahaan
Ricky Siahaan dikenal sebagai pendiri dan gitaris band rock Seringai. Band yang terbentuk sejak tahun 2002 itu juga digawangi oleh Arian 13, Sammy Bramantyo, dan Edy Khemod. Bukan sekadar musisi, Ricky dianggap sebagai salah satu sosok penting di balik skena musik metal di Tanah Air.Ricky Siahaan lahir dengan nama lengkap Ricardo Bisuk Juara Siahaan di Tanjung Pandan, Belitung, pada 5 Mei 1976. Tapi publik lebih mengenalnya sebagai Ricky Siahaan, gitaris dengan gaya bertenaga dan jiwa produksi yang ciamik. Dia dikenal sebagai salah satu pencipta riff terbaik dalam skena musik metal.
Sejak kecil, Ricky telah akrab dengan musik-musik dari band hard rock seperti Mötley Crüe dan Iron Maiden akibat menonton kompilasi video musik. Metallica menjadi salah satu band favoritnya. Beranjak SMA, Ricky mulai belajar gitar, dan mempelajari lagu-lagu dari Metallica serta The Smashing Pumpkins.
Pada 1995, Ricky membentuk band bernama Chapter 69 bersama Deddy Mahendra Desta dan Cliff Rompies, dua teman sekolahnya di SMA Negeri 68 Jakarta yang kelak tergabung di Clubeighties. Mereka kerap membawakan lagu-lagu Smashing Pumpkins dan Ratcat. Dari sinilah, Ricky mulai bergaul dengan berbagai band dan komunitas yang kerap berkumpul di Poster Cafe.
Ricky sempat bergabung dengan band hardcore bernama Buried Alive, namun kemudian pada 1999, dia ditawari untuk menjadi gitaris Stepforward, band hardcore lain yang dikagumi Ricky dari era Poster Cafe.
Terinspirasi Puppen, band hardcore Bandung yang dikaguminya, Ricky berupaya untuk ikut membuat Stepforward lebih profesional dari segi produksi panggung dan manajemen. Mereka akhirnya merilis album Stories of Undying Hope tahun 2001. Namun, Puppen bubar setahun setelahnya.
Setelah bergabung di Stepforward, Ricky menjadi akrab dengan Arian13, vokalis Puppen. Ricky dan Arian cocok karena sama-sama memiliki selera musik yang luas. Keduanya pun akhirnya membentuk band baru.
Ricky dan Arian sempat membentuk band Derai yang musiknya terinspirasi oleh band-band seperti At the Drive-In, Texas is the Reason dan Kiss It Goodbye. Namun, umur Derai tidak panjang. Mereka akhirnya membentuk Seringai pada 2002, yang terinspirasi dari lagu-lagu Black Sabbath dan Black Flag. Selain Ricky dan Arian, Seringai dilengkapi dengan Edy Khemod pada drum, ditambah Toan Sirait pada bas yang kemudian digantikan oleh Sammy Bramantyo.
Seringai pun menjadi salah satu dari gelombang baru band kancah independen Jakarta. Dengan Ricky sebagai gitaris, komponis dan produser, Seringai telah menghasilkan satu mini-album, High Octane Rock (2004), serta tiga album penuh, yakni Serigala Militia (2007), Taring (2012) dan Seperti Api (2018).
Selain tampil di berbagai kota dan pulau di Indonesia, Seringai juga pernah diundang untuk manggung di Malaysia, Singapura dan Jepang. Seringai bahkan pernah menjadi band pembuka di konser Metallica, di Gelora Bung Karno, Jakarta tahun 2013.
Di samping Seringai, Ricky juga sempat membentuk band metal Deadsquad bersama Stevie Item pada 2006. Namun, belum lama bergabung, Ricky mengundurkan diri karena kesibukannya di luar band, kemudian posisinya digantikan oleh Prisa Rianzi.
Baca juga: Aktor Senior Ray Sahetapy Meninggal Dunia, Simak Profil dan Rekam Jejaknya di Industri Film
Tak hanya aktif sebagai musisi, Ricky juga berkiprah sebagai jurnalis musik di sejumlah media, berawal sebagai produser di stasiun radio MTV On Sky (kini Trax FM) pada 2002. Tiga tahun berselang, dia bekerja sebagai editor hingga managing editor di majalah Rolling Stone Indonesia. Pada 2023, dia membentuk media musik dan budaya pop Whiteboard Journal dan menjabat sebagai CEO.
Hubungan pertemanannya dengan Stevi Item membawa Ricky bertemu dengan Iko Uwais, suami Audy Item sekaligus adik ipar Stevi. Sejak 2015, Ricky sempat menjadi manajer Iko Uwais dan mendampinginya untuk sejumlah proyek film penting seperti Star Wars: The Force Awakens dan Headshot. Namun, pada 2022, masa kerja Ricky sebagai manajer Iko Uwais selesai.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.