Pemandangan Jepang. (Sumber foto: Freepik/wirestock)

Palung Nankai, Zona Gempa Mematikan di Jepang Berpotensi M9

08 April 2025   |   13:06 WIB
Image
Tiara Dara Clarisa Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara

Jepang kembali menjadi perhatian dunia setelah Kantor Kabinet Jepang merilis prediksi mengejutkan tentang potensi gempa megathrust berkekuatan magnitudo 9 yang dapat mengguncang wilayah selatan negara itu. Gempa tersebut diperkirakan terjadi di sepanjang Palung Nankai, sebuah zona subduksi aktif di dasar laut Pasifik.

Dilansir dari The Japan Times, jika benar terjadi, pemerintah memperkirakan akan ada 298.000 korban meninggal dunia dan kerugian ekonomi sekitar Rp30 triliun.

Baca juga: Peristiwa Gempa Bumi Terbesar di Dunia, Terbaru di Myanmar-Thailand
 
Proyeksi ini merupakan revisi dari estimasi sebelumnya yang dibuat pada 2012 dan 2013, di mana korban jiwa diperkirakan mencapai 323.000 orang. Penurunan angka ini mencerminkan adanya peningkatan infrastruktur tahan gempa serta fasilitas evakuasi tsunami yang telah dibangun dalam dekade terakhir.

Meski begitu, ancaman dari gempa megathrust di kawasan Palung Nankai tetap menjadi perhatian serius pemerintah Jepang dan komunitas ilmiah global. Namun, apa itu Palung Nankai?
 

Mengenal Palung Nankai

Palung Nankai atau Nankai Trough adalah cekungan laut sepanjang sekitar 900 kilometer yang terletak di lepas pantai selatan Jepang, membentang dari wilayah Shizuoka hingga Kyushu. Palung ini terbentuk di zona subduksi, yaitu area pertemuan dua lempeng tektonik, di mana salah satunya masuk ke bawah lempeng lainnya.

Dalam hal ini, Lempeng Laut Filipina bergerak ke arah barat laut dan menyusup ke bawah Lempeng Eurasia. Proses subduksi ini menimbulkan tekanan luar biasa yang terus menumpuk selama bertahun-tahun. Ketika tekanan itu akhirnya terlepas secara mendadak, terjadi gempa bumi besar yang dikenal sebagai megathrust earthquake. Inilah alasan Palung Nankai disebut sebagai salah satu zona gempa paling berbahaya di dunia.

Gempa besar dari zona ini bukan hal baru bagi Jepang. Sejarah mencatat beberapa di antaranya: Gempa Hoei pada 1707 dengan magnitudo 8,6, Gempa Ansei pada 1855 yang mengguncang dalam dua hari berturut-turut, serta Gempa Nankai pada 1946 dengan magnitudo 8,1.

Sejarah menunjukkan bahwa gempa di Palung Nankai cenderung berulang setiap 100 hingga 150 tahun. Pola ini membuat para ahli meyakini bahwa kawasan tersebut kini sudah mendekati siklus gempa besar berikutnya.

Yang membuat potensi ini semakin mengkhawatirkan adalah lokasinya yang berada di dasar laut. Gempa besar di Palung Nankai biasanya disertai tsunami dahsyat. Jika gempa dengan kekuatan 9,0 magnitudo atau lebih terjadi, wilayah pesisir selatan Jepang seperti Shikoku, Wakayama, dan Mie bisa dihantam gelombang tsunami dalam waktu kurang dari 10 menit.
 
Menurut laporan Kyodo News, dalam skenario terburuk, gempa berkekuatan magnitudo 9 diperkirakan bisa terjadi pada malam musim dingin—saat angin bertiup dengan kecepatan 8 meter per detik dan sebagian besar penduduk tengah tertidur, belum sempat bersiap untuk evakuasi dini.

Untuk pertama kalinya, pemerintah Jepang juga memperkirakan jumlah korban “tidak langsung” akibat bencana ini, yaitu antara 26.000 hingga 52.000 jiwa. Angka tersebut mencakup mereka yang meninggal karena kondisi kesehatan yang memburuk selama berada di tempat penampungan pascabencana.

Perkiraan ini memperlihatkan seberapa besar dampak yang bisa ditimbulkan. Karena itu, pemerintah Jepang terus melakukan langkah antisipatif, termasuk simulasi evakuasi rutin dan pembaruan prediksi secara berkala, demi menekan risiko korban jiwa maupun kerugian besar lainnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

SEBELUMNYA

Fungsi dan Kandungan Dr. Althea 345 Relief Cream vs 147 Barrier Cream

BERIKUTNYA

Aktor Robert De Niro Calon Peraih Palme d'Or di Festival de Cannes

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: