Fakta Penting World Backup Day yang Diperingati Setiap Akhir Maret
30 March 2025 |
22:17 WIB
Menyambut Hari Pencadangan Sedunia atau World Backup Day yang jatuh pada 31 Maret 2025, ketahanan dunia maya kembali menjadi sorotan. Terlebih lagi ketika serangan ransomware dan berbagai jenis kejahatan siber terus meningkat di seluruh dunia dengan jenis yang makin beragam dan canggih serta dengan skala yang masif.
Dalam situasi yang penuh kerentanan itu, risiko kehilangan dan pencurian data sangat penting untuk diantisipasi guna mencegah kerugian materi maupun moral, akibat kelengahan dalam memproteksi data pribadi maupun institusi yang sangat berharga.
Mengutip situs resminya , momen Hari Pencadangan Sedunia menjadi pengingat bagi semua masyarakat dalam ekosistem digital untuk mengevaluasi kembali keamanan data termasuk melakukan pencadangan data penting dengan lebih baik.
Baca juga: Menilik Tantangan Bisnis Digital, Konektivitas hingga Keamanan Data
Pencadangan adalah salinan semua berkas penting seperti, foto keluarga, video rumah, dokumen, dan email. Alih-alih menyimpan semuanya di satu tempat, seperti komputer atau ponsel cerdas tanpa prosedur penyimpanan data yang terproteksi, penting untuk memanfaatkan opsi penyimpanan salinan data di platform lain yang terbilang aman.
Namun mengapa pencadangan data itu sangat penting? Tentu saja, kehilangan berkas jauh lebih merepotkan dari yang semua orang duga. Sebuah pepatah baru menyebutkan bahwa data adalah minyak baru, yang berarti menjadi komoditas paling berharga pada era serba digital.
Faktanya, 21% orang di dalam ekosistem digital belum pernah membuat penadangan data sama sekali, terdapat 113 telepon pintar hilang atau dicuri setiap 2 menit, dan terjadi 29% kasus kehilangan data disebabkan oleh kecelakaan atau pencurian, serta 10% - 20% komputer pribadi ditemukan malware.
Meskipun pencadangan merupakan jaring pengaman yang penting, para peneliti di perusahaan keamanan siber, Tenable mencatat bahwa organisasi sering kali mengabaikan kebutuhan untuk mengintegrasikannya ke dalam strategi manajemen paparan yang lebih luas agar benar-benar memitigasi risiko pencurian dan kehilangan data.
Menurut Nigel Ng, Wakil Presiden Senior Tenable untuk Asia Pasifik, alasan mengapa bisnis harus melakukan lebih dari sekadar pencadangan untuk memperkuat postur keamanan siber mereka secara keseluruhan adalah lantaran sektor digital terus menghadapi kerentanan setiap saat di tengah meningkatnya berbagai modus serangan siber.
“Hari Pencadangan Sedunia adalah pengingat bagi kita akan peran penting pencadangan data yang kuat dan andal dalam program keamanan siber apa pun yang menyeluruh. Pada era yang ditandai dengan semakin canggihnya ransomware dan jejak digital yang berkembang pesat, pencadangan tidak bisa diabaikan begitu saja,” katanya dalam keterangan tertulis.
Dia menekankan bahwa pencadangan harus diuji secara ketat, dienkripsi, dan disimpan di lingkungan aman yang melindungi dari akses tidak sah. Namun, seiring dengan semakin kompleksnya infrastruktur digital dan cepatnya adopsi kecerdasan buatan di cloud, pencadangan saja tidak lagi cukup.
Menurut Laporan Risiko Cloud AI Tenable tahun 2025, sebesar 70 persen beban kerja cloud AI mengandung kerentanan yang belum diperbaiki dan banyak juga yang terkena kesalahan konfigurasi yang berbahaya dan akses yang terlalu permisif. Dalam skenario ini, cadangan pun berisiko disusupi atau menjadi tidak dapat digunakan jika organisasi gagal mengelola eksposur cloud dan AI mereka secara efektif.
Baca juga: Digitalisasi Cepat, Keamanan Data Dicegat, Ini Kiat Bank Digital Cegah Serangan Siber
Sangat penting bagi bisnis untuk sepenuhnya mengintegrasikan proses pencadangan dalam kerangka manajemen eksposur yang lebih luas yang menawarkan visibilitas terpadu di seluruh identitas, data, beban kerja cloud, dan aset AI.
Pendekatan ini membantu organisasi meminimalkan permukaan serangan dan secara signifikan mempercepat pemulihan setelah terjadinya pelanggaran atau peristiwa ransomware. Mengambil langkah-langkah proaktif ini akan memperkuat ketahanan operasional, melindungi aset data yang sangat berharga.
Dalam situasi yang penuh kerentanan itu, risiko kehilangan dan pencurian data sangat penting untuk diantisipasi guna mencegah kerugian materi maupun moral, akibat kelengahan dalam memproteksi data pribadi maupun institusi yang sangat berharga.
Mengutip situs resminya , momen Hari Pencadangan Sedunia menjadi pengingat bagi semua masyarakat dalam ekosistem digital untuk mengevaluasi kembali keamanan data termasuk melakukan pencadangan data penting dengan lebih baik.
Baca juga: Menilik Tantangan Bisnis Digital, Konektivitas hingga Keamanan Data
Pencadangan adalah salinan semua berkas penting seperti, foto keluarga, video rumah, dokumen, dan email. Alih-alih menyimpan semuanya di satu tempat, seperti komputer atau ponsel cerdas tanpa prosedur penyimpanan data yang terproteksi, penting untuk memanfaatkan opsi penyimpanan salinan data di platform lain yang terbilang aman.
Namun mengapa pencadangan data itu sangat penting? Tentu saja, kehilangan berkas jauh lebih merepotkan dari yang semua orang duga. Sebuah pepatah baru menyebutkan bahwa data adalah minyak baru, yang berarti menjadi komoditas paling berharga pada era serba digital.
Faktanya, 21% orang di dalam ekosistem digital belum pernah membuat penadangan data sama sekali, terdapat 113 telepon pintar hilang atau dicuri setiap 2 menit, dan terjadi 29% kasus kehilangan data disebabkan oleh kecelakaan atau pencurian, serta 10% - 20% komputer pribadi ditemukan malware.
Meskipun pencadangan merupakan jaring pengaman yang penting, para peneliti di perusahaan keamanan siber, Tenable mencatat bahwa organisasi sering kali mengabaikan kebutuhan untuk mengintegrasikannya ke dalam strategi manajemen paparan yang lebih luas agar benar-benar memitigasi risiko pencurian dan kehilangan data.
Menurut Nigel Ng, Wakil Presiden Senior Tenable untuk Asia Pasifik, alasan mengapa bisnis harus melakukan lebih dari sekadar pencadangan untuk memperkuat postur keamanan siber mereka secara keseluruhan adalah lantaran sektor digital terus menghadapi kerentanan setiap saat di tengah meningkatnya berbagai modus serangan siber.
“Hari Pencadangan Sedunia adalah pengingat bagi kita akan peran penting pencadangan data yang kuat dan andal dalam program keamanan siber apa pun yang menyeluruh. Pada era yang ditandai dengan semakin canggihnya ransomware dan jejak digital yang berkembang pesat, pencadangan tidak bisa diabaikan begitu saja,” katanya dalam keterangan tertulis.
Dia menekankan bahwa pencadangan harus diuji secara ketat, dienkripsi, dan disimpan di lingkungan aman yang melindungi dari akses tidak sah. Namun, seiring dengan semakin kompleksnya infrastruktur digital dan cepatnya adopsi kecerdasan buatan di cloud, pencadangan saja tidak lagi cukup.
Menurut Laporan Risiko Cloud AI Tenable tahun 2025, sebesar 70 persen beban kerja cloud AI mengandung kerentanan yang belum diperbaiki dan banyak juga yang terkena kesalahan konfigurasi yang berbahaya dan akses yang terlalu permisif. Dalam skenario ini, cadangan pun berisiko disusupi atau menjadi tidak dapat digunakan jika organisasi gagal mengelola eksposur cloud dan AI mereka secara efektif.
Baca juga: Digitalisasi Cepat, Keamanan Data Dicegat, Ini Kiat Bank Digital Cegah Serangan Siber
Sangat penting bagi bisnis untuk sepenuhnya mengintegrasikan proses pencadangan dalam kerangka manajemen eksposur yang lebih luas yang menawarkan visibilitas terpadu di seluruh identitas, data, beban kerja cloud, dan aset AI.
Pendekatan ini membantu organisasi meminimalkan permukaan serangan dan secara signifikan mempercepat pemulihan setelah terjadinya pelanggaran atau peristiwa ransomware. Mengambil langkah-langkah proaktif ini akan memperkuat ketahanan operasional, melindungi aset data yang sangat berharga.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.