Produser Manoj Punjabi Tanggapi Soal 5 Film Lebaran Tayang Berbarengan Tahun Ini
17 March 2025 |
20:11 WIB
Lebaran 2025 menjadi ajang eksperimen baru bagi para ekshibitor bioskop di Indonesia. Jika tahun lalu hanya ada dua film nasional yang menghiasi layar lebar selama periode libur Lebaran, tahun ini jumlahnya meningkat drastis menjadi lima film.
Langkah ini menandai perubahan strategi dalam industri perfilman nasional yang makin berkembang pesat. Berbagai formula pun coba dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi seluruh pihak. Menanggapi situasi ini, produser MD Pictures Manoj Punjabi menegaskan bahwa jumlah film yang tayang berbarengan saat periode Lebaran bukanlah sebuah masalah.
“Kalau saya, mau ada lima atau tujuh film itu tidak masalah. Karena kita sedari awal sudah punya mental film bagus. Namun, balik lagi, sebagus apa pun kita create, tetap saja nanti kan tergantung penonton,” ujar Manoj dalam konferensi pers film Pabrik Gula di Jakarta.
Baca juga: Daftar Film Produksi PFN yang Kini Dipimpin Ifan Seventeen, Si Unyil hingga Anak Titipan Setan
Manoj mengatakan dalam industri film, selain dari rumah produksi, perlu diketahui pihak eksibitor juga punya strategi. Jadi, mereka tentu punya hitung-hitungan yang matang sampai akhirnya memilih untuk menayangkan lima film sekaligus.
Manoj menduga, penayangan lima film sekaligus ini mempertimbangkan keseimbangan dalam performa film. Dalam artian, jika hanya ada tiga film, lalu satu berhasil dan dua ternyata punya performa biasa, tentu akan cukup disayangkan.
Oleh karena itu, secara jumlah kemudian dinaikkan untuk mempertebal potensi. Kendati demikian, Manoj menyebut film Lebaran selalu punya tantangan berbeda dan akan selalu ada cerita satu film laris dan satu lagi biasa.
“Sejarah dan track record kan mengatakan itu, bahwa selalu ada yang bagus, ada yang kurang jalan, ada yang biasa. Sekali lagi bagi saya no problem. It’s good competition. Pihak bioskop kan mau opportunity di Lebaran ini yang terbaik,” imbuhnya.
Manoj juga menekankan bahwa langkah ini masih bersifat trial and error. Pihak exhibitor terus berusaha membaca pola perilaku penonton dan mencari format yang paling menguntungkan bagi industri film Indonesia.
“Jadi bagi saya, saya lihatnya, pihak ekshibitor lagi mencoba bikin yang terbaik. Film Indonesia sekarang kan baru-baru ini berkembang sangat positif dan cepat,” tuturnya.
Baginya, Lebaran 2025 menjadi titik eksperimen yang menarik dalam sejarah perfilman Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah film yang tayang, industri ini makin dinamis dan kompetitif.
Hasil dari eksperimen ini diharapkan akan menjadi bahan evaluasi penting bagi ekshibitor dalam menentukan strategi yang lebih tepat untuk Lebaran tahun depan. “Salah benar akan ketahuan setelahnya. Tahun depan pasti mereka akan punya strategi lebih tepat lagi merespons apa yang terjadi sekarang,” jelasnya.
Setiap tahunnya, periode libur Lebaran selalu dimanfaatkan oleh sejumlah rumah produksi besar di Indonesia untuk merilis film-film blockbuster-nya. Dengan jumlah penonton yang meningkat drastis pada masa liburan, film-film yang tayang saat Lebaran kerap mencetak rekor box office.
Baca juga: Film Pabrik Gula Bakal Gelar Pemutaran Perdana di Los Angeles 27 Maret 2025
Beberapa film Indonesia, seperti KKN di Desa Penari, Sewu Dino, sampai Siksa Kubur, berhasil meraih jutaan penonton berkat momen liburan panjang ini. Tahun ini, ada lima film yang siap tayang pada periode emas tersebut.
Pertama ada film Jumbo yang merupakan film animasi petualangan produksi Visinema Studios yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy. Kedua ada film Qodrat 2 yang merupakan film bergenre horor religi produksi MAGMA Entertainment yang disutradarai oleh Charles Gozali.
Ketiga ada film Pabrik Gula yang merupakan film bergenre horor produksi MD Pictures yang disutradarai oleh Awi Suryadi dan diproduseri oleh Manoj Punjabi. Keempat ada film Komang yang merupakan drama romansa produksi Starvision yang disutradara oleh Naya Anindita. Kelima ada film Norma: Antara Mertua dan Menantu yang diproduksi oleh Dee Company dan disutradarai oleh Guntur Soeharjanto.
Langkah ini menandai perubahan strategi dalam industri perfilman nasional yang makin berkembang pesat. Berbagai formula pun coba dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi seluruh pihak. Menanggapi situasi ini, produser MD Pictures Manoj Punjabi menegaskan bahwa jumlah film yang tayang berbarengan saat periode Lebaran bukanlah sebuah masalah.
“Kalau saya, mau ada lima atau tujuh film itu tidak masalah. Karena kita sedari awal sudah punya mental film bagus. Namun, balik lagi, sebagus apa pun kita create, tetap saja nanti kan tergantung penonton,” ujar Manoj dalam konferensi pers film Pabrik Gula di Jakarta.
Baca juga: Daftar Film Produksi PFN yang Kini Dipimpin Ifan Seventeen, Si Unyil hingga Anak Titipan Setan
Manoj mengatakan dalam industri film, selain dari rumah produksi, perlu diketahui pihak eksibitor juga punya strategi. Jadi, mereka tentu punya hitung-hitungan yang matang sampai akhirnya memilih untuk menayangkan lima film sekaligus.
Manoj menduga, penayangan lima film sekaligus ini mempertimbangkan keseimbangan dalam performa film. Dalam artian, jika hanya ada tiga film, lalu satu berhasil dan dua ternyata punya performa biasa, tentu akan cukup disayangkan.
Oleh karena itu, secara jumlah kemudian dinaikkan untuk mempertebal potensi. Kendati demikian, Manoj menyebut film Lebaran selalu punya tantangan berbeda dan akan selalu ada cerita satu film laris dan satu lagi biasa.
“Sejarah dan track record kan mengatakan itu, bahwa selalu ada yang bagus, ada yang kurang jalan, ada yang biasa. Sekali lagi bagi saya no problem. It’s good competition. Pihak bioskop kan mau opportunity di Lebaran ini yang terbaik,” imbuhnya.
Manoj juga menekankan bahwa langkah ini masih bersifat trial and error. Pihak exhibitor terus berusaha membaca pola perilaku penonton dan mencari format yang paling menguntungkan bagi industri film Indonesia.
“Jadi bagi saya, saya lihatnya, pihak ekshibitor lagi mencoba bikin yang terbaik. Film Indonesia sekarang kan baru-baru ini berkembang sangat positif dan cepat,” tuturnya.
Baginya, Lebaran 2025 menjadi titik eksperimen yang menarik dalam sejarah perfilman Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah film yang tayang, industri ini makin dinamis dan kompetitif.
Hasil dari eksperimen ini diharapkan akan menjadi bahan evaluasi penting bagi ekshibitor dalam menentukan strategi yang lebih tepat untuk Lebaran tahun depan. “Salah benar akan ketahuan setelahnya. Tahun depan pasti mereka akan punya strategi lebih tepat lagi merespons apa yang terjadi sekarang,” jelasnya.
Setiap tahunnya, periode libur Lebaran selalu dimanfaatkan oleh sejumlah rumah produksi besar di Indonesia untuk merilis film-film blockbuster-nya. Dengan jumlah penonton yang meningkat drastis pada masa liburan, film-film yang tayang saat Lebaran kerap mencetak rekor box office.
Baca juga: Film Pabrik Gula Bakal Gelar Pemutaran Perdana di Los Angeles 27 Maret 2025
Beberapa film Indonesia, seperti KKN di Desa Penari, Sewu Dino, sampai Siksa Kubur, berhasil meraih jutaan penonton berkat momen liburan panjang ini. Tahun ini, ada lima film yang siap tayang pada periode emas tersebut.
Pertama ada film Jumbo yang merupakan film animasi petualangan produksi Visinema Studios yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy. Kedua ada film Qodrat 2 yang merupakan film bergenre horor religi produksi MAGMA Entertainment yang disutradarai oleh Charles Gozali.
Ketiga ada film Pabrik Gula yang merupakan film bergenre horor produksi MD Pictures yang disutradarai oleh Awi Suryadi dan diproduseri oleh Manoj Punjabi. Keempat ada film Komang yang merupakan drama romansa produksi Starvision yang disutradara oleh Naya Anindita. Kelima ada film Norma: Antara Mertua dan Menantu yang diproduksi oleh Dee Company dan disutradarai oleh Guntur Soeharjanto.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.