Still Photo film Snow White Live Action (Sumber gambar: IMDB)

Kontroversi Film Live Action Snow White, Dijadwalkan Tayang Maret 2025

21 February 2025   |   19:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Setelah cukup lama tertunda imbas aksi mogok kerja SAG-AFTA beberapa tahun yang lalu, Disney memastikan film Snow White Live Action kini telah siap tayang. Film tersebut direncanakan beredar di bioskop secara global pada 21 Maret 2025.

Film Snow White live action merupakan adaptasi dari film animasi klasik Snow White and the Seven Dwarfs yang dirilis pada pertama kali pada 1937.

Film produksi Walt Disney Pictures dan Marc Platt Productions ini disutradarai oleh Marc Webb. Naskah film ini ditulis oleh Greta Gerwig dan Erin Cressida Wilson. Sementara itu, Rachel Zegler akan berperan sebagai Snow White, sedangkan Gal Gadot akan berperan sebagai Ibu Tiri dan Evil Queen.  Adapun aspek musik dalam film digarap oleh Benj Pasek dan Justin Paul. 

Baca juga: Fakta Menarik Film Mufasa: The Lion King, Tayang 18 Desember 2024 di Bioskop

Kisah film ini akan berfokus pada Snow White, anak seorang raja yang mendapatkan ibu tiri. Saat ayahnya tiada, ibu tiri yang jahat bernama Evil Queen tersebut mengambil alih kerajaan dan membuat Snow White tersingkir. 

Snow White lantas terasing. Dia tinggal di hutan dan bertemu dengan tujuh kurcaci. Sekilas, versi adaptasi ini masih mengambil premis yang sama, tetapi ada beberapa pembaharuan berbeda di dalamnya. Film ini pada mulanya cukup dinanti, tetapi dalam perjalanannya adaptasi cerita dongeng klasik ini juga tak lepas dari beberapa kontroversi yang menyelimutinya.


1. Adaptasi yang progresif 

Film Snow White live action akan cukup berbeda dengan versi orisinalnya. Dua hal yang akan cukup berbeda ialah perilah alur cerita dan karakterisasi tokoh. Keputusan ini diambil karena pihak pembuat merasa banyak aspek dalam cerita klasik Snow White sudah tidak relevan lagi dengan nilai-nilai perempuan modern. 

Dalam versi dongeng klasiknya, cerita Snow White lebih menekankan pada kisah cinta antara Putri Salju dan pangerannya. Akan tetapi, dalam film live-action, Snow White akan digambarkan sebagai sosok yang lebih berdaya dan pemimpin yang adil. Snow White juga akan menjadi sosok yang lebih dari sekadar "yang paling cantik dari semuanya". 
 

Still Photo film Snow White Live Action (Sumber gambar: IMDB)

Still Photo film Snow White Live Action (Sumber gambar: IMDB)


2. CGI kurcaci yang tak sesuai ekspektasi 

Saat trailer resminya dirilis, kritik atas film ini paling banyak mengarah ke karakter kurcaci. Sebab, karakter tujuh kurcaci yang legendaris di film ini justru menggunakan teknologi computer-generated imagery (CGI). Padahal, jelas-jelas film ini sedari awal menerapkan konsep live action.

Penerapan CGI di karakter kurcaci juga dinilai jauh dari ekspektasi. Pasalnya, beberapa detail, seperti kepala kurcaci yang terasa tidak seimbang dengan badan, hingga wajah orang dewasa yang ditempelkan begitu saja di badan kurcaci, membuat visual terasa kurang meyakinkan. Penggemar tampaknya ingin pemeran kurcaci diperankan aktor bertubuh kecil sungguhan, seperti pada saga The Lord of The Rings.


3. Sosok Gal Gadot 

Keberadaan Gal Gadot di film ini juga menjadi sorotan. Di sini, Gal Gadot berperan sebagai Evil Queen, yakni ibu tiri Snow White. Sang aktor dalam beberapa tahun terakhir kerap kali menuai kritik keras karena dukungannya yang vokal pada zionis dalam konflik Palestina. 

Pada akhirnya, BDS Movement hingga sejumlah aktivis pro-Palestina menyerukan aksi boikot terhadap film Snow White karena menghadirkan Gal Gadot. Di luar itu, penampilan Gal Gadot juga dianggap kurang memuaskan pada beberapa proyek sebelumnya, sehingga diragukan sejumlah pihak. 

 

Still Photo film Snow White Live Action (Sumber gambar: IMDB)

Still Photo film Snow White Live Action (Sumber gambar: IMDB)


4. Pemilihan karakter utama

Pengumuman pemeran utama di film ini, yakni Rachel Zegler sebagai Snow White, juga cukup mendapat kritikan tajam. Sebagai aktris keturunan Kolombia, Zegler memiliki kulit berwarna kecoklatan. Padahal, publik ingin representasi Snow White sesuai sumber aslinya, yakni berkulit seputih salju. 

Sebab, keberadaan karakter kulit berwarna pun sebenarnya sudah direpresentasikan oleh princess lain. Oleh karena itu, tidak seharusnya karakter Snow White diubah. Akan tetapi, di luar itu, tak sedikit pula pihak lain yang tetap mendukung keputusan ini.


5. Pernyataan kontroversi Rachel Zegler 

Karakter utama di film ini, Rachel Zegler, mengeluarkan pernyataan yang cukup kontroversial. Dalam sebuah wawancara, Zegler mengaku pernah menonton Snow White versi 1937 dan merasa trauma. Banyak pihak kemudian menyebut pernyataan itu terkesan melecehkan versi asli yang legendaris. 

Zegler juga menyebut bahwa film aslinya sudah tidak sesuai dengan masa kini, terutama soal wacana perempuan yang memiliki kekuasaan dan pilihan atas apa yang sebenarnya cocok baginya. Oleh karena itulah, versi teranyar ini akan dibuat dengan pembaharuan-pembaharuan yang baginya akan sangat menarik. 

Baca juga: Anime dan Webtoon Solo Leveling Bakal Diadaptasi Jadi Drakor

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Perth Jadi Destinasi Populer untuk Menikmati Senja, Cek Ragam Atraksinya

BERIKUTNYA

Lamine Yamal Jadi Brand Ambassador Game eFootball

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: