AI Bawa Ancaman Baru dalam Dunia Kejahatan Siber untuk Bisnis dan Industri
01 January 2025 |
17:00 WIB
Artificial Intelligence (AI) menghadirkan peluang baru bagi para penjahat dunia maya. Dari mengotomatiskan serangan hingga mengakali sistem yang sangat aman, teknologi kecerdasan buatan ini menjadi senjata ampuh bagi para peretas dan berpotensi menciptakan skenario baru untuk menyerang sektor bisnis dan industri.
Dalam studi terbaru perusahaan keamanan siber Kaspersky, dengan para profesional InfoSec dari perusahaan menengah dan besar di seluruh dunia, ditemukan bahwa 46 persen responden meyakini mayoritas serangan dunia maya yang dialami organisasi mereka menggunakan teknologi AI. Kondisi ini terjadi dalam 12 bulan terakhir.
Baca juga: Waspada Quishing, Modus Kejahatan Siber Canggih Memanfaatkan QR Code
Laporan ini menyebutkan bahwa AI memberdayakan penjahat dunia maya untuk menyerang target mereka dengan kecepatan dan ketepatan yang lebih tinggi. Salah satu transformasi yang paling signifikan yakni cara AI merevolusi kampanye phishing dan rekayasa sosial otomatis.
Dengan menggunakan alat AI, peretas kini dapat menganalisis data karyawan secara mendalam. Kemudian, mempelajari posisi mereka di perusahaan, pola perilaku dalam komunikasi, dan mengungkap aktivitas media sosial mereka untuk menciptakan taktik rekayasa sosial yang sangat personal dan kredibel.
Hal yang mengkhawatirkan adalah AI digunakan penjahat dunia maya untuk menghasilkan konten audio dan video deepfake, meniru suara dan rupa CEO atau eksekutif lain dalam penipuan. Selain itu, AI juga membantu penyerang melewati mekanisme keamanan tradisional.
“Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin, penyerang dapat menguji semua kemungkinan varian serangan secara real time, yang memberi mereka cara lebih efektif untuk menghindari perangkat lunak keamanan dan deteksi firewall,” bunyi laporan Kaspersky, dikutip Hypeabis.id, Rabu (1/1/2025).
Para pakar di Kaspersky menilai, munculnya serangan yang didukung AI berarti semua jenis dan ukuran bisnis kini menghadapi peningkatan risiko. Sebelumnya, beberapa bisnis mungkin tidak dianggap sebagai target potensial, tetapi AI kini memberdayakan penyerang untuk meningkatkan skala operasi mereka lebih jauh.
Kini, penjahat dunia maya dapat menyerang ribuan perusahaan secara bersamaan dengan upaya minimal. Serangan pun dapat digunakan secara lebih efektif sambil menyembunyikan jejak asal tindakan tersebut.
Kerusakan yang terkait dengan serangan yang digerakkan oleh AI, baik finansial maupun reputasi, dapat menjadi parah bagi bisnis. Selain itu, denda kerugian dan biaya hukum, serta kerusakan jangka panjang pada kepercayaan pelanggan dapat menyusul ke area yang sangat sensitif untuk sektor-sektor seperti finansial, layanan kesehatan, dan layanan hukum. Sektor ini diketahui sangat bergantung pada kepercayaan dan privasi pelanggan.
Untuk melawan ancaman kejahatan dunia maya yang didorong oleh AI ini, para pakar di Kaspersky mengimbau agar sektor bisnis perlu berfokus pada pembangunan kerangka kerja keamanan siber yang komprehensif daripada hanya mengandalkan solusi yang didukung AI.
Meskipun alat AI memainkan peran penting dalam pemantauan waktu nyata dan deteksi ancaman, alat tersebut tidak cukup berdiri sendiri. Keamanan siber yang efektif memerlukan pendekatan berlapis yang mencakup perangkat keamanan canggih, pelatihan karyawan secara berkala, dan perencanaan respons insiden yang proaktif.
“Hanya dengan menggabungkan teknologi, edukasi dan persiapan matang, bisnis dapat membangun pertahanan mumpuni untuk menghadapi tantangan dari ancaman yang digerakkan oleh AI yang kian canggih,” tulis laporan para ahli di Kaspersky.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dalam studi terbaru perusahaan keamanan siber Kaspersky, dengan para profesional InfoSec dari perusahaan menengah dan besar di seluruh dunia, ditemukan bahwa 46 persen responden meyakini mayoritas serangan dunia maya yang dialami organisasi mereka menggunakan teknologi AI. Kondisi ini terjadi dalam 12 bulan terakhir.
Baca juga: Waspada Quishing, Modus Kejahatan Siber Canggih Memanfaatkan QR Code
Laporan ini menyebutkan bahwa AI memberdayakan penjahat dunia maya untuk menyerang target mereka dengan kecepatan dan ketepatan yang lebih tinggi. Salah satu transformasi yang paling signifikan yakni cara AI merevolusi kampanye phishing dan rekayasa sosial otomatis.
Dengan menggunakan alat AI, peretas kini dapat menganalisis data karyawan secara mendalam. Kemudian, mempelajari posisi mereka di perusahaan, pola perilaku dalam komunikasi, dan mengungkap aktivitas media sosial mereka untuk menciptakan taktik rekayasa sosial yang sangat personal dan kredibel.
Hal yang mengkhawatirkan adalah AI digunakan penjahat dunia maya untuk menghasilkan konten audio dan video deepfake, meniru suara dan rupa CEO atau eksekutif lain dalam penipuan. Selain itu, AI juga membantu penyerang melewati mekanisme keamanan tradisional.
“Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin, penyerang dapat menguji semua kemungkinan varian serangan secara real time, yang memberi mereka cara lebih efektif untuk menghindari perangkat lunak keamanan dan deteksi firewall,” bunyi laporan Kaspersky, dikutip Hypeabis.id, Rabu (1/1/2025).
Para pakar di Kaspersky menilai, munculnya serangan yang didukung AI berarti semua jenis dan ukuran bisnis kini menghadapi peningkatan risiko. Sebelumnya, beberapa bisnis mungkin tidak dianggap sebagai target potensial, tetapi AI kini memberdayakan penyerang untuk meningkatkan skala operasi mereka lebih jauh.
Kini, penjahat dunia maya dapat menyerang ribuan perusahaan secara bersamaan dengan upaya minimal. Serangan pun dapat digunakan secara lebih efektif sambil menyembunyikan jejak asal tindakan tersebut.
Kerusakan yang terkait dengan serangan yang digerakkan oleh AI, baik finansial maupun reputasi, dapat menjadi parah bagi bisnis. Selain itu, denda kerugian dan biaya hukum, serta kerusakan jangka panjang pada kepercayaan pelanggan dapat menyusul ke area yang sangat sensitif untuk sektor-sektor seperti finansial, layanan kesehatan, dan layanan hukum. Sektor ini diketahui sangat bergantung pada kepercayaan dan privasi pelanggan.
Untuk melawan ancaman kejahatan dunia maya yang didorong oleh AI ini, para pakar di Kaspersky mengimbau agar sektor bisnis perlu berfokus pada pembangunan kerangka kerja keamanan siber yang komprehensif daripada hanya mengandalkan solusi yang didukung AI.
Meskipun alat AI memainkan peran penting dalam pemantauan waktu nyata dan deteksi ancaman, alat tersebut tidak cukup berdiri sendiri. Keamanan siber yang efektif memerlukan pendekatan berlapis yang mencakup perangkat keamanan canggih, pelatihan karyawan secara berkala, dan perencanaan respons insiden yang proaktif.
“Hanya dengan menggabungkan teknologi, edukasi dan persiapan matang, bisnis dapat membangun pertahanan mumpuni untuk menghadapi tantangan dari ancaman yang digerakkan oleh AI yang kian canggih,” tulis laporan para ahli di Kaspersky.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.