Genhype, Yuk Kenalan Sama Dita Alangkara, Juri Lomba Foto Gelora Membangun Negeri
05 December 2024 |
07:00 WIB
Indah Permata Hati
Jurnalis Hypeabis.id
Sudah menjadi naluri fotografer untuk membidik momentum melalui lensanya. Seperti Dita Alangkara, seorang fotografer senior asal Indonesia yang tak mau melewatkan peristiwa menarik lewat jepretannya. Nama Dita telah menorehkan jejak panjang dalam dunia foto jurnalistik.
Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di industri fotografi, isu nasional maupun internasional menjadi cakupan karya-karyanya. Pria yang saat ini menjabat sebagai Chief Photographer Associated Press (AP) di Jakarta ini melewati proses panjang hingga mencapai penanda puncak kariernya sebagai fotografer berita. Lahir di Yogyakarta, Dita memulai kariernya di dunia fotografi dengan semangat dan rasa keingintahuan yang tinggi.
Baca juga: Semua Orang Bisa Hasilkan Karya Fotografi Memukau? Simak Dulu Tipsnya
Sejak awal, dia tertarik untuk mengabadikan momen-momen bersejarah yang mencerminkan dinamika sosial, politik, dan kemanusiaan. Keterampilannya dalam menggabungkan teknik fotografi yang kuat dengan kemampuan bercerita yang mendalam membuat karyanya dikenal luas di kalangan jurnalis dan penggemar fotografi.
Sebagai fotografer berita, lulusan sarjana Komunikasi Massa Universitas Gadjah Mada (UGM) ini telah meliput sejumlah peristiwa besar yang mengguncang dunia, mulai dari proses pemisahan Timor Timur dari Indonesia, serangan bom Bali, kekerasan sektarian di Maluku, hingga tsunami yang melanda Aceh.
Di luar Indonesia, dia juga meliput berbagai agenda internasional seperti konflik di Afghanistan, bencana alam di Filipina, dan turnamen olahraga internasional seperti Australian Open, Asian Games, dan Rugby World Cup. Pengalaman ini memberinya pandangan yang luas tentang berbagai isu global terutama yang berkaitan dengan konflik, bencana alam, politik, dan olahraga.
Sepanjang kariernya, Dita dikenal tidak hanya sebagai fotografer, tetapi juga sebagai seorang pendidik dan mentor. Pada tahun 2013, dia pernah berperan sebagai mentor dalam workshop Shooting Home di Singapura untuk berbagi pengalaman dan keterampilan dengan para fotografer muda. Dia juga menjadi bagian dari pameran AP Captures The World yang digelar di Tokyo pada tahun 2012 di mana beberapa karya terkenalnya dipamerkan di sana.
Sebagai fotografer yang berfokus pada storytelling, bagi Dita, tentu sebuah foto bukan hanya sekadar gambar. Foto menyiratkan cerita yang bisa menggugah perasaan dan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang peristiwa yang sedang terjadi. Oleh karena itu, Dita memiliki minat luas dalam foto berita dan dokumenter, termasuk karyanya yang sering kali mengangkat isu-isu internasional seperti migrasi, politik, hak asasi manusia, dan peristiwa-peristiwa besar lainnya yang membentuk lanskap global.
Melalui lensanya, Dita menangkap momen-momen yang jarang dilihat orang untuk memberikan perspektif yang berbeda tentang dunia. Dia memiliki komitmen untuk mendokumentasikan realitas dengan cara yang manusiawi dan penuh empati lewat jepretannya. Dita terus menginspirasi dengan mengabadikan momen besar dalam sejarah.
Kini, dia masih terus melanjutkan pekerjaannya dan berkontribusi pada berbagai proyek penting di Indonesia dan internasional, sembari mendidik generasi fotografer berikutnya. Kontribusinya tercermin lewat perannya sebagai salah satu co-founder seribukata.com, sebuah platform yang dimulainya bersama 3 fotojurnalis Indonesia lainnya yaitu Ahmad Zamroni, Mast Irham, dan Yuniadhi Agung.
Platform ini mengambil ungkapan populer dalam dunia fotografi "a picture is worth a thousand words" yang mencerminkan filosofi bahwa sebuah foto dapat menceritakan lebih banyak daripada kata-kata. Dita juga terus aktif membagikan karya-karyanya melalui platform media sosial seperti Instagram. Dia membiarkan foto-fotonya bercerita melalui lensanya.
Dalam rangka kompetisi fotografi tahunan yang diselenggarakan Bisnis Indonesia dan Hypeabis.id, Dita Alangkara dipercaya menjadi salah satu dewan juri yang menilai penyeleksian foto bertajuk Gelora Membangun Negeri. Babak penjurian akan berlangsung pada 5 Desember 2024, sebelum pengumuman pemenang diberitahukan pada 14 Desember 2024.
Baca juga: Lomba Foto Wajah Indonesia: Tantangan Juri Memilih Juara dari 900-an Karya
Editor: Dika Irawan
Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di industri fotografi, isu nasional maupun internasional menjadi cakupan karya-karyanya. Pria yang saat ini menjabat sebagai Chief Photographer Associated Press (AP) di Jakarta ini melewati proses panjang hingga mencapai penanda puncak kariernya sebagai fotografer berita. Lahir di Yogyakarta, Dita memulai kariernya di dunia fotografi dengan semangat dan rasa keingintahuan yang tinggi.
Baca juga: Semua Orang Bisa Hasilkan Karya Fotografi Memukau? Simak Dulu Tipsnya
Sejak awal, dia tertarik untuk mengabadikan momen-momen bersejarah yang mencerminkan dinamika sosial, politik, dan kemanusiaan. Keterampilannya dalam menggabungkan teknik fotografi yang kuat dengan kemampuan bercerita yang mendalam membuat karyanya dikenal luas di kalangan jurnalis dan penggemar fotografi.
Sebagai fotografer berita, lulusan sarjana Komunikasi Massa Universitas Gadjah Mada (UGM) ini telah meliput sejumlah peristiwa besar yang mengguncang dunia, mulai dari proses pemisahan Timor Timur dari Indonesia, serangan bom Bali, kekerasan sektarian di Maluku, hingga tsunami yang melanda Aceh.
Di luar Indonesia, dia juga meliput berbagai agenda internasional seperti konflik di Afghanistan, bencana alam di Filipina, dan turnamen olahraga internasional seperti Australian Open, Asian Games, dan Rugby World Cup. Pengalaman ini memberinya pandangan yang luas tentang berbagai isu global terutama yang berkaitan dengan konflik, bencana alam, politik, dan olahraga.
Sepanjang kariernya, Dita dikenal tidak hanya sebagai fotografer, tetapi juga sebagai seorang pendidik dan mentor. Pada tahun 2013, dia pernah berperan sebagai mentor dalam workshop Shooting Home di Singapura untuk berbagi pengalaman dan keterampilan dengan para fotografer muda. Dia juga menjadi bagian dari pameran AP Captures The World yang digelar di Tokyo pada tahun 2012 di mana beberapa karya terkenalnya dipamerkan di sana.
Sebagai fotografer yang berfokus pada storytelling, bagi Dita, tentu sebuah foto bukan hanya sekadar gambar. Foto menyiratkan cerita yang bisa menggugah perasaan dan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang peristiwa yang sedang terjadi. Oleh karena itu, Dita memiliki minat luas dalam foto berita dan dokumenter, termasuk karyanya yang sering kali mengangkat isu-isu internasional seperti migrasi, politik, hak asasi manusia, dan peristiwa-peristiwa besar lainnya yang membentuk lanskap global.
Melalui lensanya, Dita menangkap momen-momen yang jarang dilihat orang untuk memberikan perspektif yang berbeda tentang dunia. Dia memiliki komitmen untuk mendokumentasikan realitas dengan cara yang manusiawi dan penuh empati lewat jepretannya. Dita terus menginspirasi dengan mengabadikan momen besar dalam sejarah.
Kini, dia masih terus melanjutkan pekerjaannya dan berkontribusi pada berbagai proyek penting di Indonesia dan internasional, sembari mendidik generasi fotografer berikutnya. Kontribusinya tercermin lewat perannya sebagai salah satu co-founder seribukata.com, sebuah platform yang dimulainya bersama 3 fotojurnalis Indonesia lainnya yaitu Ahmad Zamroni, Mast Irham, dan Yuniadhi Agung.
Platform ini mengambil ungkapan populer dalam dunia fotografi "a picture is worth a thousand words" yang mencerminkan filosofi bahwa sebuah foto dapat menceritakan lebih banyak daripada kata-kata. Dita juga terus aktif membagikan karya-karyanya melalui platform media sosial seperti Instagram. Dia membiarkan foto-fotonya bercerita melalui lensanya.
Dalam rangka kompetisi fotografi tahunan yang diselenggarakan Bisnis Indonesia dan Hypeabis.id, Dita Alangkara dipercaya menjadi salah satu dewan juri yang menilai penyeleksian foto bertajuk Gelora Membangun Negeri. Babak penjurian akan berlangsung pada 5 Desember 2024, sebelum pengumuman pemenang diberitahukan pada 14 Desember 2024.
Baca juga: Lomba Foto Wajah Indonesia: Tantangan Juri Memilih Juara dari 900-an Karya
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.