Menikmati Keindahan Kelimutu, Danau Penuh Filosofi di Flores NTT
12 November 2024 |
20:00 WIB
Flores, sebuah pulau di Nusa Tenggara Timur menyimpan banyak pesona alam memukau. Di antara deretan wisata alam yang bisa dikunjungi para wisatawan, Gunung Kelimutu menjadi salah satu keajaiban alam yang tak boleh dilewatkan.
Terletak pada ketinggian 1.384,5 meter di atas permukaan laut, gunung ini menonjol dengan bentuk kerucutnya yang khas dan pemandangan yang memesona. Kelimutu bukan sekadar gunung berapi biasa, melainkan rumah bagi 3 danau kawah yang dikenal dengan sebutan Danau Tiga Warna.
Dengan luas sekitar 1.051.000 meter persegi dan volume air sekitar 1.292 juta meter kubik, Danau Kelimutu menawarkan keindahan yang luar biasa. Dikelilingi oleh tebing batu yang curam dan lanskap pegunungan, danau-danau ini menjadi salah satu destinasi wisata paling unik di Indonesia.
Baca juga: Sisi Lain Keindahan Danau Batur, Telaga Lepas di Timur Laut Ubud Bali
Perubahan warna yang terjadi pada permukaan danau merupakan salah satu alasan yang membuat Kelimutu begitu istimewa. Warna yang berubah-ubah ini menciptakan pemandangan yang penuh misteri dan keajaiban alam.
Nama Kelimutu sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa lokal, yaitu 'keli' yang berarti gunung dan 'mutu' yang berarti mendidih. Hal ini menggambarkan aktivitas vulkanik yang ada di sana. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, setiap warna yang muncul di permukaan danau memiliki makna yang dalam terkait kehidupan dan kematian.
Danau pertama yang berwarna biru dikenal dengan nama Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, dipercaya sebagai tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda yang telah meninggal. Warna biru ini melambangkan harapan dan kehidupan yang baru.
Sementara itu, danau yang berwarna merah dinamai Tiwu Ata Polo, dianggap sebagai tempat bagi jiwa-jiwa orang yang dalam hidupnya berbuat kejahatan. Warna merah ini menggambarkan ketegangan, kekerasan, dan ketidakadilan.. Hal ini memberikan nuansa yang agak menyeramkan bagi mereka yang mendengarnya.
Danau ketiga yang berwarna putih disebut Tiwu Ata Mbupu. Danau ini dipercaya sebagai tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. Warna putih di sini melambangkan kedamaian dan kebijaksanaan, menjadikannya tempat yang sangat dihormati oleh masyarakat setempat.
Salah satu daya tarik utama dari Danau Kelimutu adalah perubahan warna yang terus-menerus terjadi, memberikan pengalaman berbeda setiap kali pengunjung datang. Fenomena perubahan warna ini sering menarik perhatian para ilmuwan dan wisatawan yang penasaran untuk menyaksikan keajaiban tersebut secara langsung.
Selain pesonanya yang penuh misteri, Danau Kelimutu juga menawarkan pemandangan alam yang luar biasa. Dari puncak gunung, pengunjung dapat menikmati panorama yang luas, terutama saat matahari terbit.
Trekking menuju puncak adalah cara terbaik untuk menikmati keindahan alam sekitar. Selama perjalanan, pengunjung akan disuguhi pemandangan vegetasi hijau yang rimbun dan udara pegunungan yang segar, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.
Danau Kelimutu terletak di dalam Taman Nasional Kelimutu yang sejak 1992 telah menjadi kawasan konservasi. Dengan luas sekitar 5.356 hektare, taman ini kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk flora dan fauna langka seperti burung Garugiwa yang dikenal dengan kemampuannya mengeluarkan 12 nada suara berbeda.
Jalur trekking menuju puncak Kelimutu dimulai dari situs Pere Konde, yang menawarkan pemandangan alam dengan berbagai jenis pohon dan burung. Rute ini juga melewati tempat-tempat yang memiliki makna spiritual bagi masyarakat setempat yang sering melakukan ritual tahunan Pati Ka Du’a Ata Mata untuk menghormati leluhur mereka.
Ritual ini mencerminkan hubungan kuat antara masyarakat dan alam, menjadikan Danau Kelimutu sebuah destinasi yang cocok bagi pengunjung yang ingin merasakan keindahan alam sekaligus mendalami nilai-nilai budaya lokal.
Untuk menuju Gunung Kelimutu, perjalanan dimulai dari Kabupaten Ende yang berjarak sekitar 65 km dari Desa Moni. Waktu tempuh akan ditempuh sekitar 3 jam.
Setelah itu, pengunjung perlu melanjutkan perjalanan sejauh 15 km untuk mencapai pintu masuk Taman Nasional Kelimutu. Pengunjung akan dikenakan tiket masuk dengan tarif Rp5.000 untuk wisatawan domestik dan Rp150.000 untuk wisatawan mancanegara.
Baca juga: Indahnya Telaga Sarangan, Oase Danau di Lereng Gunung Lawu
Editor: Syaiful Millah
Terletak pada ketinggian 1.384,5 meter di atas permukaan laut, gunung ini menonjol dengan bentuk kerucutnya yang khas dan pemandangan yang memesona. Kelimutu bukan sekadar gunung berapi biasa, melainkan rumah bagi 3 danau kawah yang dikenal dengan sebutan Danau Tiga Warna.
Dengan luas sekitar 1.051.000 meter persegi dan volume air sekitar 1.292 juta meter kubik, Danau Kelimutu menawarkan keindahan yang luar biasa. Dikelilingi oleh tebing batu yang curam dan lanskap pegunungan, danau-danau ini menjadi salah satu destinasi wisata paling unik di Indonesia.
Baca juga: Sisi Lain Keindahan Danau Batur, Telaga Lepas di Timur Laut Ubud Bali
Kelimutu (Sumber gambar: Wonderful Images Kemenparekraf RI)
Nama Kelimutu sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa lokal, yaitu 'keli' yang berarti gunung dan 'mutu' yang berarti mendidih. Hal ini menggambarkan aktivitas vulkanik yang ada di sana. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, setiap warna yang muncul di permukaan danau memiliki makna yang dalam terkait kehidupan dan kematian.
Danau pertama yang berwarna biru dikenal dengan nama Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, dipercaya sebagai tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda yang telah meninggal. Warna biru ini melambangkan harapan dan kehidupan yang baru.
Sementara itu, danau yang berwarna merah dinamai Tiwu Ata Polo, dianggap sebagai tempat bagi jiwa-jiwa orang yang dalam hidupnya berbuat kejahatan. Warna merah ini menggambarkan ketegangan, kekerasan, dan ketidakadilan.. Hal ini memberikan nuansa yang agak menyeramkan bagi mereka yang mendengarnya.
Danau ketiga yang berwarna putih disebut Tiwu Ata Mbupu. Danau ini dipercaya sebagai tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. Warna putih di sini melambangkan kedamaian dan kebijaksanaan, menjadikannya tempat yang sangat dihormati oleh masyarakat setempat.
Kelimutu (Sumber gambar: Wonderful Images Kemenparekraf RI)
Menyusuri Keindahan Danau
Salah satu daya tarik utama dari Danau Kelimutu adalah perubahan warna yang terus-menerus terjadi, memberikan pengalaman berbeda setiap kali pengunjung datang. Fenomena perubahan warna ini sering menarik perhatian para ilmuwan dan wisatawan yang penasaran untuk menyaksikan keajaiban tersebut secara langsung.Selain pesonanya yang penuh misteri, Danau Kelimutu juga menawarkan pemandangan alam yang luar biasa. Dari puncak gunung, pengunjung dapat menikmati panorama yang luas, terutama saat matahari terbit.
Trekking menuju puncak adalah cara terbaik untuk menikmati keindahan alam sekitar. Selama perjalanan, pengunjung akan disuguhi pemandangan vegetasi hijau yang rimbun dan udara pegunungan yang segar, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.
Danau Kelimutu terletak di dalam Taman Nasional Kelimutu yang sejak 1992 telah menjadi kawasan konservasi. Dengan luas sekitar 5.356 hektare, taman ini kaya akan keanekaragaman hayati, termasuk flora dan fauna langka seperti burung Garugiwa yang dikenal dengan kemampuannya mengeluarkan 12 nada suara berbeda.
Jalur trekking menuju puncak Kelimutu dimulai dari situs Pere Konde, yang menawarkan pemandangan alam dengan berbagai jenis pohon dan burung. Rute ini juga melewati tempat-tempat yang memiliki makna spiritual bagi masyarakat setempat yang sering melakukan ritual tahunan Pati Ka Du’a Ata Mata untuk menghormati leluhur mereka.
Ritual ini mencerminkan hubungan kuat antara masyarakat dan alam, menjadikan Danau Kelimutu sebuah destinasi yang cocok bagi pengunjung yang ingin merasakan keindahan alam sekaligus mendalami nilai-nilai budaya lokal.
Untuk menuju Gunung Kelimutu, perjalanan dimulai dari Kabupaten Ende yang berjarak sekitar 65 km dari Desa Moni. Waktu tempuh akan ditempuh sekitar 3 jam.
Setelah itu, pengunjung perlu melanjutkan perjalanan sejauh 15 km untuk mencapai pintu masuk Taman Nasional Kelimutu. Pengunjung akan dikenakan tiket masuk dengan tarif Rp5.000 untuk wisatawan domestik dan Rp150.000 untuk wisatawan mancanegara.
Baca juga: Indahnya Telaga Sarangan, Oase Danau di Lereng Gunung Lawu
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.