Transformasi Aktor Andri Mashadi Jadi n Karakter Psycho di Film The Shadow Strays
16 October 2024 |
19:00 WIB
Penampilan berbeda ditunjukkan oleh aktor Andri Mashadi ketika membintangi film original Netflix, The Shadow Strays. Dalam film yang disutradarai oleh Timo Tjahjanto tersebut, Andri berperan sebagai karakter bernama Ariel, seorang anak dari calon pejabat.
Ariel digambarkan sebagai sosok anak penurut dari ayahnya. Bisa dibilang, sosoknya tak bisa mandiri karena selalu berlindung di balik ayahnya yang seorang calon pejabat. Dia pun bermimpi, suatu saat namanya akan ikut naik dan menggantikan ayahnya menjadi pemimpin kota.
Baca juga: Sutradara Timo Tjahjanto Cerita Proses Kreatif Garap Film The Shadow Strays
Andri mengeksekusi karakter Ariel dengan baik di depan layar. Dia bisa menghidupkan banyak layer emosi dan gejolak yang muncul dari seorang anak pejabat, yang seolah punya kuasa, tetapi masih berlindung di nama besar sang ayah.
Andri mengatakan dalam membentuk karakternya, dirinya banyak berdiskusi dengan sang sutradara, Timo Tjahjanto. Mulanya, dia ingin menyatukan visi terlebih dahulu dengan sutradara. Setelah itu, barulah dirinya melakukan beberapa riset sederhana.
“Jadi, waktu itu banyak-banyak baca berita saja. Risetnya lewat internet, online, dan lihat ada enggak sih orang yang tipikalnya kayak Ariel begitu,” ungkap Andri di Epicentrum XXI, Jakarta.
Aktor kelahiran 1992 ini merasa karakter Ariel cukup kompleks, dalam, dan cukup gila. Dia pun mengaku cukup kesulitan mencari referensi yang pas untuk menghidupkan peran ini di dalam film.
Hingga menjelang syuting, Andri masih cukup ragu dengan eksekusi karakternya. Namun, dia menyadari riset itu adalah hanya bagian dari pendalaman. Dalam artian, masih ada banyak faktor lain yang akhirnya akan membentuk karakter yang dimainkannya.
“Ketika sampai di set lokasi, semuanya terasa begitu real banget. Di situlah dimulai. Aku merasa Pak Timo ini udah kasih tempat bermain yang playful banget,” imbuhnya.
Andri merasa set lokasi cukup banyak membantunya memainkan imajinasi dan membangkitkan bentuk-bentuk karakternya yang telah ada di kepalanya. Dia properti yang ada mendukungnya untuk mendalami peran yang tengah dijalani.
Aktor yang juga bermain di 13 Bom di Jakarta ini merasa Timo dan segenap tim produksi mengeksekusi film ini dengan baik. Secara waktu, film ini juga memberikan keleluasaan para pemain untuk mendalami karakternya, termasuk dari sisi aksi.
Sebagai sebuah film laga, sisi aksi memang sangat ditonjolkan. Andri bersama para pemain lain pun menjalani workshop terlebih dahulu sekitar 3-4 bulan.
“Ya, di situ kita atihan fisik dan yang paling penting kan persiapan korea untuk action. Ini juga lumayan sulit,” jelasnya.
Andri mengatakan The Shadow Strays adalah sajian film yang lengkap. Secara aksi, film ini akan menunjukkan adegan laga yang kuat. Khas dari Timo, film ini pun bakal hadir dengan berdarah-darah.
Kendati demikian, film ini juga tetap punya sisi cerita yang kuat. Gabungan dua hal ini yang membuatnya sangat tertarik bergabung ke proyek ini dan sekaligus tertantang untuk mengeksekusi setiap adegan di dalamnya.
“Yang gue ingat, ketika pertama kali baca skrip itu Cuma mikir ‘ini Pak Timo dari kecil nontonnya apa sih, kok bisa bikin universe yang kayak begini’,” terangnya.
Sementara itu, sutradara Timo Tjahjanto juga memberi kredit kepada Andri. Menurutnya, Andri berhasil menghidupkan karakter Ariel, yang karakter ini sebenarnya terus dikecilkan terus oleh ayahnya.
Namun, di tengah tekanan sang ayah, karakter Ariel bisa tetap muncul dan punya warna sendiri. Jadi, ada masa Ariel itu hanya berada di ketiak sang ayah, ada masa Ariel adalah dirinya sendiri. Dalam film, metafora tersebut cukup tertuang ketika Ariel mulai memakai masker hitam.
“Untuk seorang Andri yang baik dan ganteng ini susah jadi psycho, tapi semua dilahap dengan baik,” ungkap Timo.
Film ini akan mengikuti kisah dengan codename “13”. Dia adalah seorang pembunuh bayaran muda yang diistirahatkan setelah misinya berantakan. Dalam masa jeda ini, dia menjalin ikatan dengan Monji, bocah yang baru kehilangan ibunya karena sindikat kejahatan.
Ketika Monji menghilang, 13 mulai melakukan pencarian untuk menemukannya. Meskipun, ini berarti melawan mentornya dan organisasi tempatnya bernaung, The Shadows. Seiring berjalannya waktu, penonton akan disuguhi sejumlah adegan laga yang sengit dan dahsyat yang menonjolkan gaya khas Timo.
Dengan rangkaian aksi yang terkoreografi dengan ahli, penonton akan terpukau dengan apa yang tersaji di layar. Film ini menggali tema penebusan dan kesetiaan, dengan latar belakang dunia kriminal yang keras dan tanpa ampun. Sementara itu, sisi emosional cerita ini akan berpusat pada ikatan mendalam 13 dan Monji.
Setelah melakukan world premiere (penayangan perdana dunia) di Festival Film Internasional Toronto (TIFF) 2024, film The Shadow Strays bakal tayang di Netflix mulai 17 Oktober 2024.
Baca juga: Sinopsis Film The Shadow Strays, Tayang 17 Oktober 2024 di Netflix
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Ariel digambarkan sebagai sosok anak penurut dari ayahnya. Bisa dibilang, sosoknya tak bisa mandiri karena selalu berlindung di balik ayahnya yang seorang calon pejabat. Dia pun bermimpi, suatu saat namanya akan ikut naik dan menggantikan ayahnya menjadi pemimpin kota.
Baca juga: Sutradara Timo Tjahjanto Cerita Proses Kreatif Garap Film The Shadow Strays
Andri mengeksekusi karakter Ariel dengan baik di depan layar. Dia bisa menghidupkan banyak layer emosi dan gejolak yang muncul dari seorang anak pejabat, yang seolah punya kuasa, tetapi masih berlindung di nama besar sang ayah.
Andri mengatakan dalam membentuk karakternya, dirinya banyak berdiskusi dengan sang sutradara, Timo Tjahjanto. Mulanya, dia ingin menyatukan visi terlebih dahulu dengan sutradara. Setelah itu, barulah dirinya melakukan beberapa riset sederhana.
“Jadi, waktu itu banyak-banyak baca berita saja. Risetnya lewat internet, online, dan lihat ada enggak sih orang yang tipikalnya kayak Ariel begitu,” ungkap Andri di Epicentrum XXI, Jakarta.
Aktor kelahiran 1992 ini merasa karakter Ariel cukup kompleks, dalam, dan cukup gila. Dia pun mengaku cukup kesulitan mencari referensi yang pas untuk menghidupkan peran ini di dalam film.
Hingga menjelang syuting, Andri masih cukup ragu dengan eksekusi karakternya. Namun, dia menyadari riset itu adalah hanya bagian dari pendalaman. Dalam artian, masih ada banyak faktor lain yang akhirnya akan membentuk karakter yang dimainkannya.
“Ketika sampai di set lokasi, semuanya terasa begitu real banget. Di situlah dimulai. Aku merasa Pak Timo ini udah kasih tempat bermain yang playful banget,” imbuhnya.
Andri merasa set lokasi cukup banyak membantunya memainkan imajinasi dan membangkitkan bentuk-bentuk karakternya yang telah ada di kepalanya. Dia properti yang ada mendukungnya untuk mendalami peran yang tengah dijalani.
Aktor yang juga bermain di 13 Bom di Jakarta ini merasa Timo dan segenap tim produksi mengeksekusi film ini dengan baik. Secara waktu, film ini juga memberikan keleluasaan para pemain untuk mendalami karakternya, termasuk dari sisi aksi.
Sebagai sebuah film laga, sisi aksi memang sangat ditonjolkan. Andri bersama para pemain lain pun menjalani workshop terlebih dahulu sekitar 3-4 bulan.
“Ya, di situ kita atihan fisik dan yang paling penting kan persiapan korea untuk action. Ini juga lumayan sulit,” jelasnya.
Andri mengatakan The Shadow Strays adalah sajian film yang lengkap. Secara aksi, film ini akan menunjukkan adegan laga yang kuat. Khas dari Timo, film ini pun bakal hadir dengan berdarah-darah.
Kendati demikian, film ini juga tetap punya sisi cerita yang kuat. Gabungan dua hal ini yang membuatnya sangat tertarik bergabung ke proyek ini dan sekaligus tertantang untuk mengeksekusi setiap adegan di dalamnya.
“Yang gue ingat, ketika pertama kali baca skrip itu Cuma mikir ‘ini Pak Timo dari kecil nontonnya apa sih, kok bisa bikin universe yang kayak begini’,” terangnya.
Sementara itu, sutradara Timo Tjahjanto juga memberi kredit kepada Andri. Menurutnya, Andri berhasil menghidupkan karakter Ariel, yang karakter ini sebenarnya terus dikecilkan terus oleh ayahnya.
Namun, di tengah tekanan sang ayah, karakter Ariel bisa tetap muncul dan punya warna sendiri. Jadi, ada masa Ariel itu hanya berada di ketiak sang ayah, ada masa Ariel adalah dirinya sendiri. Dalam film, metafora tersebut cukup tertuang ketika Ariel mulai memakai masker hitam.
“Untuk seorang Andri yang baik dan ganteng ini susah jadi psycho, tapi semua dilahap dengan baik,” ungkap Timo.
Film ini akan mengikuti kisah dengan codename “13”. Dia adalah seorang pembunuh bayaran muda yang diistirahatkan setelah misinya berantakan. Dalam masa jeda ini, dia menjalin ikatan dengan Monji, bocah yang baru kehilangan ibunya karena sindikat kejahatan.
Ketika Monji menghilang, 13 mulai melakukan pencarian untuk menemukannya. Meskipun, ini berarti melawan mentornya dan organisasi tempatnya bernaung, The Shadows. Seiring berjalannya waktu, penonton akan disuguhi sejumlah adegan laga yang sengit dan dahsyat yang menonjolkan gaya khas Timo.
Dengan rangkaian aksi yang terkoreografi dengan ahli, penonton akan terpukau dengan apa yang tersaji di layar. Film ini menggali tema penebusan dan kesetiaan, dengan latar belakang dunia kriminal yang keras dan tanpa ampun. Sementara itu, sisi emosional cerita ini akan berpusat pada ikatan mendalam 13 dan Monji.
Setelah melakukan world premiere (penayangan perdana dunia) di Festival Film Internasional Toronto (TIFF) 2024, film The Shadow Strays bakal tayang di Netflix mulai 17 Oktober 2024.
Baca juga: Sinopsis Film The Shadow Strays, Tayang 17 Oktober 2024 di Netflix
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.