Profil Chef Napoli Matfia, Pemenang Kompetisi Culinary Class Wars
09 October 2024 |
18:00 WIB
Setelah melewati perjalanan panjang, Napoli Matfia akhirnya terpilih sebagai pemenang Culinary Class Wars. Acara survival memasak produksi Netflix Korea itu berhasil menyingkirkan 100 koki lainnya dan berhak mendapatkan hadiah sebesar 300 juta won setara Rp3,4 miliar.
Dalam beberapa pekan terakhir, Culinary Class War memang tengah memantik perhatian banyak penonton dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Reality show ini mempertandingkan para chef untuk memasak dengan kreatif.
Setelah 12 episode berjalan, Napoli Matfia akhirnya menjadi sang jawara. Pria bernama asli Kwon Sung-jun ini memang menunjukkan perkembangan yang luar biasa sepanjang kompetisi, sebelum akhirnya dinobatkan sebagai juara.
Baca juga: Profil Wang Ning, Crazy Rich Pendiri Pop Mart yang Viral Berkat Boneka Labubu
Napoli mulanya bergabung ke acara ini sebagai Black Spoon, yakni sekelompok koki yang dianggap kurang dikenal. Kehadirannya pun tak terlalu diungulkan, terutama ketika dibandingkan dengan koki lain yang berasal dari White Spoon.
Napoli lahir pada 1 Januari 1995. Dia adalah koki yang menempuh pendidikan di Shinhan University dengan mengambil juruan Hotel Culinary Arts. Mengutip dari CAN, Napoli merupakan salah satu kontestan yang paling konsisten di acara ini.
Dia dikenal piawai memadukan masakan Italia dengan pengaruh Korea. Kombinasi ini membuat masakan-masakan yang dibuatnya punya cita rasa yang khas dan berbeda dari yang lain.
Keahlian tersebut bukan didapat dari waktu singkat. Napoli memang mengelola restoran Italia di Seoul bernama Via Toledo Pasta Bar. Restoran ini terletak di Distrik Yongsan. Kemudian, dia juga pernah menjabat sebagai koki di Dani Maison, sebuah restoran dengan dua bintang Michelin di Ischia, Napoli.
Salah satu hidangan yang menarik perhatian banyak penotnon adalah ketika dia membuat risotto bisque. Dia terinspirasi dari Pantai Amalfi dengan pasta isi fagottini yang seolah menggambarkan sejarah Napoli.
Setelah memenangkan kompetisi, Napoli mencoba merefleksikan pengalamannya mengikuti kompetisi memasak ini. Dia bercerita, setelah tujuh bulan berada di kompetisi tersebut, dirinya benar-benar mendapatkan semangat baru untuk kemudian mendalami apa yang telah terjadi.
Salah satu yang ingin diutarakan pertama kali ialah meminta maaf kepada Edward Lee, lawan terakhirnya di kompetisi ini. Sebab, komentar yang terlontar telah membuat suasana menjadi tegang.
“Komentar saya, ‘Saya akan menghancurkanmu’, dimaksudkan sebagai dorongan motivasi untuk memberikan hasil yang terbaik. Namun, saya menyadari komenter itu terkesan arogan dan tidak bijaksana. Saya ingin meminta maaf dengan tulus,” ucapnya melalui akun Instagram terverifikasinya.
Dirinya pun mengucapkan rasa terima kasih yang besar kepada tim produksi, rekan sesama koki, juga orang-orang yang mendukungnya. Menurutnya, tahun ini adalah tahun yang hebat dan memberinya banyak pelajaran besar.
“Sepanjang acara, saya menerima banyak nasihat dari orang-orang di sekitar saya untuk tetap rendah hati,” imbuhnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dalam beberapa pekan terakhir, Culinary Class War memang tengah memantik perhatian banyak penonton dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Reality show ini mempertandingkan para chef untuk memasak dengan kreatif.
Setelah 12 episode berjalan, Napoli Matfia akhirnya menjadi sang jawara. Pria bernama asli Kwon Sung-jun ini memang menunjukkan perkembangan yang luar biasa sepanjang kompetisi, sebelum akhirnya dinobatkan sebagai juara.
Baca juga: Profil Wang Ning, Crazy Rich Pendiri Pop Mart yang Viral Berkat Boneka Labubu
Napoli mulanya bergabung ke acara ini sebagai Black Spoon, yakni sekelompok koki yang dianggap kurang dikenal. Kehadirannya pun tak terlalu diungulkan, terutama ketika dibandingkan dengan koki lain yang berasal dari White Spoon.
Napoli lahir pada 1 Januari 1995. Dia adalah koki yang menempuh pendidikan di Shinhan University dengan mengambil juruan Hotel Culinary Arts. Mengutip dari CAN, Napoli merupakan salah satu kontestan yang paling konsisten di acara ini.
Dia dikenal piawai memadukan masakan Italia dengan pengaruh Korea. Kombinasi ini membuat masakan-masakan yang dibuatnya punya cita rasa yang khas dan berbeda dari yang lain.
Keahlian tersebut bukan didapat dari waktu singkat. Napoli memang mengelola restoran Italia di Seoul bernama Via Toledo Pasta Bar. Restoran ini terletak di Distrik Yongsan. Kemudian, dia juga pernah menjabat sebagai koki di Dani Maison, sebuah restoran dengan dua bintang Michelin di Ischia, Napoli.
Salah satu hidangan yang menarik perhatian banyak penotnon adalah ketika dia membuat risotto bisque. Dia terinspirasi dari Pantai Amalfi dengan pasta isi fagottini yang seolah menggambarkan sejarah Napoli.
Setelah memenangkan kompetisi, Napoli mencoba merefleksikan pengalamannya mengikuti kompetisi memasak ini. Dia bercerita, setelah tujuh bulan berada di kompetisi tersebut, dirinya benar-benar mendapatkan semangat baru untuk kemudian mendalami apa yang telah terjadi.
Salah satu yang ingin diutarakan pertama kali ialah meminta maaf kepada Edward Lee, lawan terakhirnya di kompetisi ini. Sebab, komentar yang terlontar telah membuat suasana menjadi tegang.
“Komentar saya, ‘Saya akan menghancurkanmu’, dimaksudkan sebagai dorongan motivasi untuk memberikan hasil yang terbaik. Namun, saya menyadari komenter itu terkesan arogan dan tidak bijaksana. Saya ingin meminta maaf dengan tulus,” ucapnya melalui akun Instagram terverifikasinya.
Dirinya pun mengucapkan rasa terima kasih yang besar kepada tim produksi, rekan sesama koki, juga orang-orang yang mendukungnya. Menurutnya, tahun ini adalah tahun yang hebat dan memberinya banyak pelajaran besar.
“Sepanjang acara, saya menerima banyak nasihat dari orang-orang di sekitar saya untuk tetap rendah hati,” imbuhnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.