Hibrida, Debut Novel Grafis Raiy Ichwana Bernuansa Supranatural yang Bikin Gelisah
30 September 2024 |
15:40 WIB
Rekan Semesta, bersiap kembali memasuki dunia fiksi yang dibawa novelis Raiy Ichwana dalam karya terbarunya, Hibrida. Dirilis pada 1 Oktober 2024, kali ini Genhype akan dibawa menyelami cerita dengan nuansa yang lebih nyata dengan visual epik yang disajikan oleh sang pencipta Semesta Senggang.
Hibrida ini menjadi novel grafis perdana yang sejak lama menjadi impian Raiy. Menggandeng ilustrator Mohammad Ikbal, novel ini akan menampilkan visual cerita yang membuat gelisah secara emosional, ngeri, tetapi sekaligus membuat pembaca ketagihan untuk membuka terus lembarannya hingga akhir.
"90 persen gambar. Kalau dua buku sebelumnya lebih banyak bercerita lewat narasi, di Hibrida, visual yang akan lebih banyak bercerita," ujarnya kepada Hypeabis.id, Senin (30/9/2024).
Baca juga: Penulis Ratih Kumala Raih Chommanard Women's Literary Award 2024 Berkat Novel Gadis Kretek
Menjadi bagian dari karya intelektual Semesta Senggang yang menghubungkan kisah dari novel sebelumnya, Senggang (2016) dan Gama (2019), Hibrida menjadi momen Raiy kembali dan melepas rindu dengan para pembaca. Diketahui, sudah 5 tahun Raiy absen melanjutkan kisah dalam semestanya.
Hibrida sejatinya sudah diumumkan sejak tahun lalu. Bahkan, karya barunya ini, terutama karakter cerita yang ada di dalamnya, seperti Prabu Gasmara dan Mima, sudah diperkenalkan wujudnya dalam bentuk merchandise stiker untuk kolaborasi produk bersama salah satu merek cake & pastry pada Desember 2023.
Dalam karya ini, Mima menjadi tokoh utama yang berjuang melawan masa lalu yang gelap, sementara Prabu Gasmara juga mengambil peran penting dalam cerita. Sebetulnya, dalam Hibrida in Mima adalah tokoh utamanya.
"Namun tokoh lainnya, yaitu Prabu Gasmara yang justru dengan pesonanya, mengambil panggung Mima sejak bakal hadirnya karya ini diumumkan," tutur Raiy yang juga berprofesi sebagai jurnalis.
Raiy mengaku dari karya-karya sebelumnya, Hibrida menjadi buku yang paling berkesan baginya. Pasalnya, novelis itu sampai melakukan riset ke hutan Alas Purwo di Banyuwangi, situs keramat Arca Domas di Jawa Barat, hingga eksperimen pembuatan karakter melalui aroma dibantu pegiat seni Rukman Rosadi.
Selain itu, yang membuat Hibrida berbeda dari buku-buku sebelumnya. Selain novel grafis pertama yang diciptakannya, Hibrida membawa nuansa gambar hitam putih tapi juga nuansa cerita yang melintasi banyak zaman.
"Ada vibes retro tapi juga ada yang terasa relevan dan kekinian. Bukan cuma nuansa supranatural, di dalamnya juga ada message tentang issue mental health dan berdamai dengan masa lalu. Menyasar target milenial dan gen Z," jelas Raiy.
Novel grafis terbitan Lovrinz Publishing ini, telah terjual habis dalam pre-order di Shopee dan akan dirilis dalam edisi reguler dan digital pada 1 Oktober 2024.
Setiap orang memiliki sisi gelap yang tak terungkap! Mampukah Mima lari dari takdir yang paling kelam dalam hidupnya? Saat kecil, Mima memimpikan sebuah desa yang tak pernah dikunjunginya. Di alam mimpinya, separuh warga desa tersebut lenyap akibat mencuri yang bukan milik mereka.
Tahun demi tahun berlalu, Mima yang kehilangan kedua orang tuanya usai tewas di tangan sosok misterius, mencoba mencari tahu jawaban atas kematian mereka ke sebuah belantara di Timur Jawa. Di sana, Mima dipertemukan dengan seorang wanita yang membawanya berjumpa Prabu Gasmara, penguasa gaib yang konon bisa memberikan pencerahan atas tanda tanya terbesar dalam hidupnya itu.
Akan tetapi, kejutan tak terduga menanti Mima. Peristiwa mengerikan mengantarkannya menguak misteri yang tak pernah dibayangkannya.
Awalnya merupakan nama komunitas pembaca novel Senggang (2016) dan Gama karya Raiy Ichwana yang disebut Rekan Semesta, dan eksis pada 2019. Pada 2020, resmi menjadi intellectual property (IP) tempat bernaungnya cerita fiksi berbasis supranatural dan fiksi ilmiah di Indonesia.
Semesta Senggang, saat ini menjadi rumah dari dunia fiksi rekaan kreator Raiy Ichwana yang memiliki kontinuitas dan berbagi jagat cerita yang sama. Tiga karakter utama yang telah melekat pada benak pembaca sebagai bagian dari kekayaan intelektualnya adalah Jastin, Andro, dan Jefri.
Baca juga: Resensi Novel Sapaan Sang Giri: Kisah Sejarah dari Mereka yang Terbuang
Logo ruh mengangkat kedua tangan, memiliki filosofi sisi supranatural manusia dan semangat dalam berkarya. Sebagai IP yang telah berkolaborasi mulai dari produk apparel, platform pendidikan, hingga kue tematik, Semesta Senggang terus membuka peluang kemitraan dengan berbagai industri. Komitmen, kreativitas, dan inovasi menjadi kunci utamanya.
Editor: Fajar Sidik
Hibrida ini menjadi novel grafis perdana yang sejak lama menjadi impian Raiy. Menggandeng ilustrator Mohammad Ikbal, novel ini akan menampilkan visual cerita yang membuat gelisah secara emosional, ngeri, tetapi sekaligus membuat pembaca ketagihan untuk membuka terus lembarannya hingga akhir.
"90 persen gambar. Kalau dua buku sebelumnya lebih banyak bercerita lewat narasi, di Hibrida, visual yang akan lebih banyak bercerita," ujarnya kepada Hypeabis.id, Senin (30/9/2024).
Baca juga: Penulis Ratih Kumala Raih Chommanard Women's Literary Award 2024 Berkat Novel Gadis Kretek
Menjadi bagian dari karya intelektual Semesta Senggang yang menghubungkan kisah dari novel sebelumnya, Senggang (2016) dan Gama (2019), Hibrida menjadi momen Raiy kembali dan melepas rindu dengan para pembaca. Diketahui, sudah 5 tahun Raiy absen melanjutkan kisah dalam semestanya.
Hibrida sejatinya sudah diumumkan sejak tahun lalu. Bahkan, karya barunya ini, terutama karakter cerita yang ada di dalamnya, seperti Prabu Gasmara dan Mima, sudah diperkenalkan wujudnya dalam bentuk merchandise stiker untuk kolaborasi produk bersama salah satu merek cake & pastry pada Desember 2023.
Dalam karya ini, Mima menjadi tokoh utama yang berjuang melawan masa lalu yang gelap, sementara Prabu Gasmara juga mengambil peran penting dalam cerita. Sebetulnya, dalam Hibrida in Mima adalah tokoh utamanya.
"Namun tokoh lainnya, yaitu Prabu Gasmara yang justru dengan pesonanya, mengambil panggung Mima sejak bakal hadirnya karya ini diumumkan," tutur Raiy yang juga berprofesi sebagai jurnalis.
Raiy Ichwana (kiri), penulis novel Hibrida. (Sumber gambar: Raiy Ichwana)
Selain itu, yang membuat Hibrida berbeda dari buku-buku sebelumnya. Selain novel grafis pertama yang diciptakannya, Hibrida membawa nuansa gambar hitam putih tapi juga nuansa cerita yang melintasi banyak zaman.
"Ada vibes retro tapi juga ada yang terasa relevan dan kekinian. Bukan cuma nuansa supranatural, di dalamnya juga ada message tentang issue mental health dan berdamai dengan masa lalu. Menyasar target milenial dan gen Z," jelas Raiy.
Novel grafis terbitan Lovrinz Publishing ini, telah terjual habis dalam pre-order di Shopee dan akan dirilis dalam edisi reguler dan digital pada 1 Oktober 2024.
Sinopsis Novel Hibrida
Setiap orang memiliki sisi gelap yang tak terungkap! Mampukah Mima lari dari takdir yang paling kelam dalam hidupnya? Saat kecil, Mima memimpikan sebuah desa yang tak pernah dikunjunginya. Di alam mimpinya, separuh warga desa tersebut lenyap akibat mencuri yang bukan milik mereka.Tahun demi tahun berlalu, Mima yang kehilangan kedua orang tuanya usai tewas di tangan sosok misterius, mencoba mencari tahu jawaban atas kematian mereka ke sebuah belantara di Timur Jawa. Di sana, Mima dipertemukan dengan seorang wanita yang membawanya berjumpa Prabu Gasmara, penguasa gaib yang konon bisa memberikan pencerahan atas tanda tanya terbesar dalam hidupnya itu.
Akan tetapi, kejutan tak terduga menanti Mima. Peristiwa mengerikan mengantarkannya menguak misteri yang tak pernah dibayangkannya.
Semesta Senggang
Awalnya merupakan nama komunitas pembaca novel Senggang (2016) dan Gama karya Raiy Ichwana yang disebut Rekan Semesta, dan eksis pada 2019. Pada 2020, resmi menjadi intellectual property (IP) tempat bernaungnya cerita fiksi berbasis supranatural dan fiksi ilmiah di Indonesia. Semesta Senggang, saat ini menjadi rumah dari dunia fiksi rekaan kreator Raiy Ichwana yang memiliki kontinuitas dan berbagi jagat cerita yang sama. Tiga karakter utama yang telah melekat pada benak pembaca sebagai bagian dari kekayaan intelektualnya adalah Jastin, Andro, dan Jefri.
Baca juga: Resensi Novel Sapaan Sang Giri: Kisah Sejarah dari Mereka yang Terbuang
Logo ruh mengangkat kedua tangan, memiliki filosofi sisi supranatural manusia dan semangat dalam berkarya. Sebagai IP yang telah berkolaborasi mulai dari produk apparel, platform pendidikan, hingga kue tematik, Semesta Senggang terus membuka peluang kemitraan dengan berbagai industri. Komitmen, kreativitas, dan inovasi menjadi kunci utamanya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.