Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 Sukses Susuri 7 Titik Jalur Rempah Indonesia-Malaysia
15 July 2024 |
19:19 WIB
Penikmat sejarah ada kabar gembira nih buat kalian. Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) akhirnya sukses dilaksanakan setelah menyelesaikan pelayaran ke tujuh titik Jalur Rempah di Indonesia bagian barat dan Malaysia, pada Senin, (15/7/24).
Ya, setelah 38 hari mengarungi laut lepas, Laskar Rempah bersama KRI Dewaruci, akhirnya buang sauh di Jakarta. Rombongan tersebut sebelumnya telah menempuh perjalanan dari Jakarta, Belitung Timur, Dumai/Siak, Sabang/Aceh, Malaka, Tanjung Uban dan Lampung sejak 7 Juni 2024.
Baca juga: Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 Ajak Anak Muda Keliling Nusantara dengan Kapal Dewa Ruci
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, dalam siaran tertulis berharap pengalaman berlayar Laskar Rempah bersama KRI Dewaruci mampu menumbuhkan kecintaan yang kuat akan kekayaan maritim Indonesia, terutama bagi generasi muda.
Ihwal MBJR memang ingin memperkenalkan kembali Indonesia sebagai negara maritim. Sebab, sejak zaman dahulu Nusantara memiliki luas wilayah laut yang lebih besar dari daratan, yang dimanfaatkan untuk pelayaran jalur rempah dan interaksi budaya antar bangsa di dunia.
“Semoga ke depan, pelayaran MBJR dapat terus berlanjut dengan menyusuri titik Jalur Rempah bukan hanya di Nusantara, namun juga di dunia seperti lautan Pasifik sebelah Timur dan Pantai Timur Afrika sebelah Barat,” tutur Hilmar.
Selaras, Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops Kasal), Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan, mengucapkan selamat atas suksesnya pelayaran MBJR 2024. Dia juga mengapresiasi semangat dari pelaksanaan pelayaran MBJR untuk membangun kecintaan generasi muda terhadap potensi maritim Indonesia.
Yayan menuturkan, pelayaran MBJR 2024 telah memperlihatkan betapa padatnya aktivitas laut di perairan Indonesia, seperti aktivitas masyarakat perairan yang mengais kehidupan dari kekayaan laut. Selain itu, di setiap persinggahan para Laskar Rempah juga dapat melihat kekayaan budaya Indonesia.
"Ini patut kita syukuri bahwa Indonesia memiliki daerah strategis dalam bidang kemaritiman,” ucapnya.
Pesan dan kesan selama pelayaran MBJR juga turut disampaikan oleh Muhammad Luthfi Dzulfikar, Ketua Laskar Rempah Lada Hitam. Menurutnya, pelayaran ini merupakan pengalaman terbaik yang belum pernah dia dapatkan sebelumnya.
Luthfi menyebut, Laskar Rempah Lada Hitam merupakan batch ketiga dari MBJR 2024 dan telah berlayar dan menyusuri titik Jalur Rempah mulai dari Tanjung Uban, Lampung, dan Jakarta. Dia berharap MBJR terus dilanjutkan, agar bisa dirasakan oleh generasi muda lainnya,
“Melalui pelayaran ini saya mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan akan Jalur Rempah serta kekayaan Budaya Indonesia. Pelayaran budaya ini semakin menyadarkan saya bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan laut dan budayanya,” ungkap Luthfi.
Senada dengan Lutfi, Mita Marwiah, Laskar Rempah asal Provinsi Banten, juga merasa bangga dapat bergabung sebagai Laskar Rempah Lada Hitam. Menurutnya, pelayaran ini melahirkan kesan yang sangat berharga dalam hidupnya.
Mita berharap, selepas pelayaran ini semua Laskar Rempah dapat terus bergerak dan membuat konten positif dalam rangka mendukung Jalur Rempah sebagai warisan budaya dunia. "Pengetahuan akan Jalur Rempah harus terus dikembangkan, sehingga banyak generasi muda untuk sadar dan memahami kejayaan Indonesia dari sisi maritim,” tutur Mita.
Kegiatan MBJR telah dilaksanakan Kemendikbudristek sejak 2020 sebagai bagian dari Program Prioritas Nasional, dan Jalur Rempah mulai 2017. MBJR hadir sebagai platform yang tidak hanya mengembangkan ketahanan budaya, tetapi juga memperkuat diplomasi budaya, baik dalam negeri maupun tingkat internasional.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Ya, setelah 38 hari mengarungi laut lepas, Laskar Rempah bersama KRI Dewaruci, akhirnya buang sauh di Jakarta. Rombongan tersebut sebelumnya telah menempuh perjalanan dari Jakarta, Belitung Timur, Dumai/Siak, Sabang/Aceh, Malaka, Tanjung Uban dan Lampung sejak 7 Juni 2024.
Baca juga: Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024 Ajak Anak Muda Keliling Nusantara dengan Kapal Dewa Ruci
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, dalam siaran tertulis berharap pengalaman berlayar Laskar Rempah bersama KRI Dewaruci mampu menumbuhkan kecintaan yang kuat akan kekayaan maritim Indonesia, terutama bagi generasi muda.
Ihwal MBJR memang ingin memperkenalkan kembali Indonesia sebagai negara maritim. Sebab, sejak zaman dahulu Nusantara memiliki luas wilayah laut yang lebih besar dari daratan, yang dimanfaatkan untuk pelayaran jalur rempah dan interaksi budaya antar bangsa di dunia.
“Semoga ke depan, pelayaran MBJR dapat terus berlanjut dengan menyusuri titik Jalur Rempah bukan hanya di Nusantara, namun juga di dunia seperti lautan Pasifik sebelah Timur dan Pantai Timur Afrika sebelah Barat,” tutur Hilmar.
Selaras, Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops Kasal), Laksamana Muda TNI Yayan Sofiyan, mengucapkan selamat atas suksesnya pelayaran MBJR 2024. Dia juga mengapresiasi semangat dari pelaksanaan pelayaran MBJR untuk membangun kecintaan generasi muda terhadap potensi maritim Indonesia.
Yayan menuturkan, pelayaran MBJR 2024 telah memperlihatkan betapa padatnya aktivitas laut di perairan Indonesia, seperti aktivitas masyarakat perairan yang mengais kehidupan dari kekayaan laut. Selain itu, di setiap persinggahan para Laskar Rempah juga dapat melihat kekayaan budaya Indonesia.
"Ini patut kita syukuri bahwa Indonesia memiliki daerah strategis dalam bidang kemaritiman,” ucapnya.
Pesan dan kesan selama pelayaran MBJR juga turut disampaikan oleh Muhammad Luthfi Dzulfikar, Ketua Laskar Rempah Lada Hitam. Menurutnya, pelayaran ini merupakan pengalaman terbaik yang belum pernah dia dapatkan sebelumnya.
Luthfi menyebut, Laskar Rempah Lada Hitam merupakan batch ketiga dari MBJR 2024 dan telah berlayar dan menyusuri titik Jalur Rempah mulai dari Tanjung Uban, Lampung, dan Jakarta. Dia berharap MBJR terus dilanjutkan, agar bisa dirasakan oleh generasi muda lainnya,
“Melalui pelayaran ini saya mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan akan Jalur Rempah serta kekayaan Budaya Indonesia. Pelayaran budaya ini semakin menyadarkan saya bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan laut dan budayanya,” ungkap Luthfi.
Senada dengan Lutfi, Mita Marwiah, Laskar Rempah asal Provinsi Banten, juga merasa bangga dapat bergabung sebagai Laskar Rempah Lada Hitam. Menurutnya, pelayaran ini melahirkan kesan yang sangat berharga dalam hidupnya.
Mita berharap, selepas pelayaran ini semua Laskar Rempah dapat terus bergerak dan membuat konten positif dalam rangka mendukung Jalur Rempah sebagai warisan budaya dunia. "Pengetahuan akan Jalur Rempah harus terus dikembangkan, sehingga banyak generasi muda untuk sadar dan memahami kejayaan Indonesia dari sisi maritim,” tutur Mita.
Kegiatan MBJR telah dilaksanakan Kemendikbudristek sejak 2020 sebagai bagian dari Program Prioritas Nasional, dan Jalur Rempah mulai 2017. MBJR hadir sebagai platform yang tidak hanya mengembangkan ketahanan budaya, tetapi juga memperkuat diplomasi budaya, baik dalam negeri maupun tingkat internasional.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.