Ramai Film Adaptasi Utas Media Sosial, Ini Kata Pengamat
04 June 2024 |
18:30 WIB
Film hasil adaptasi dari utas media sosial yang viral atau mendapatkan perhatian banyak pengguna media sosial menghiasi bioskop Indonesia. Ada berbagai faktor yang menjadi penyebabnya. Salah satu diantaranya adalah calon basis penonton yang diantisipasi.
Pengamat film Adrian Jonathan mengatakan bahwa langkah para sineas film di dalam negeri yang membuat karya dari utas media sosial adalah sesuatu yang lazim. Menurutnya, pembuatan film dari utas hanya perluasan dari proses adaptasi dari medium lain ke film, seperti yang sudah-sudah.
“Bedanya mungkin orang biasanya lebih familiar dengan adaptasi dari novel, komik, dan sebagainya,” ujarnya kepada Hypeabis.id.
Baca juga :; Daftar Film Adaptasi dari Utas Media Sosial, Ada yang Terlaris Sepanjang Masa
Dia menuturkan, pada saat ini, ada cukup banyak film hasil adaptasi dari medium yang lebih rumit, seperti puisi atau lukisan di luar novel, komik, dan sebagainya. Utas media sosial yang memiliki alur cukup jelas dan deskripsi peristiwa membuatnya memungkinkan untuk diadaptasi.
Alur cerita yang jelas dan deskripsi peristiwa yang tersaji dalam utas media sosial membuatnya cukup praktis untuk dijadikan sebuah karya film. Tidak hanya itu, dari sisi keuntungan, film yang berasal dari utas media sosial memiliki calon basis penonton yang bisa diantisipasi.
Dia mengingatkan bahwa para pembuat film sudah pasti melakukan pengembangan dalam setiap adaptasi lintas medium yang dilakukan. Mereka tidak mungkin membuat karya yang serupa mengingat sifat medium yang berbeda.
Untuk diketahui, pada saat ini, sejumlah film hasil adaptasi dari utas media sosial meramaikan layar bioskop Indonesia. Film tersebut tercatat telah menunjukkan keberhasilannya dalam membuat pencinta film Indonesia datang ke bioskop untuk menyaksikannya.
Di antara film tersebut, KKN di Desa Penari adalah yang paling sukses. Film karya sutradara Awi Suryadi itu berhasil menjadi film paling laris di Indonesia sepanjang masa. Laman filmindonesia.or.id mencatat bahwa jumlah penonton yang datang ke bioskop untuk menyaksikannya mencapai 10.061.033 orang.
Kisah KKN di Desa Penari pernah viral pada 2019. Pada saat itu, akun media sosial twitter @SimpleMan membuat pos tentang cerita horor sejumlah mahasiswa yang tengah melakukan KKN di di sebuah desa yang bernama Desa Penari.
Cerita itu pun di-retweet sebanyak puluhan ribu kali dan mendapatkan ratusan ribu kali suka dari para pengguna media sosial yang identik dengan logo X tersebut.
KKN di Desa Penari tidak sendirian. Karya lainnya yang juga diadaptasi dari utas media sosial adalah Sewu Dino yang rilis pada 2023.
Film ini juga merupakan utas dari Simpleman dan dibintangi oleh Marthino Lio, Rio Dewanto, dan Mikha Tambayong. Sewu Dino juga tercatat mampu mencatatkan box office ketika ditayangkan di bioskop dan menjadi yang paling laris pada 2023 dengan 4.891.469 penonton.
Baca juga : Hypereport: Dari Twitter ke Layar Lebar, Adaptasi Utas Viral Jadi Film Horor Terlaris
Editor : Puput Ady Sukarno
Pengamat film Adrian Jonathan mengatakan bahwa langkah para sineas film di dalam negeri yang membuat karya dari utas media sosial adalah sesuatu yang lazim. Menurutnya, pembuatan film dari utas hanya perluasan dari proses adaptasi dari medium lain ke film, seperti yang sudah-sudah.
“Bedanya mungkin orang biasanya lebih familiar dengan adaptasi dari novel, komik, dan sebagainya,” ujarnya kepada Hypeabis.id.
Baca juga :; Daftar Film Adaptasi dari Utas Media Sosial, Ada yang Terlaris Sepanjang Masa
Dia menuturkan, pada saat ini, ada cukup banyak film hasil adaptasi dari medium yang lebih rumit, seperti puisi atau lukisan di luar novel, komik, dan sebagainya. Utas media sosial yang memiliki alur cukup jelas dan deskripsi peristiwa membuatnya memungkinkan untuk diadaptasi.
Alur cerita yang jelas dan deskripsi peristiwa yang tersaji dalam utas media sosial membuatnya cukup praktis untuk dijadikan sebuah karya film. Tidak hanya itu, dari sisi keuntungan, film yang berasal dari utas media sosial memiliki calon basis penonton yang bisa diantisipasi.
Dia mengingatkan bahwa para pembuat film sudah pasti melakukan pengembangan dalam setiap adaptasi lintas medium yang dilakukan. Mereka tidak mungkin membuat karya yang serupa mengingat sifat medium yang berbeda.
Untuk diketahui, pada saat ini, sejumlah film hasil adaptasi dari utas media sosial meramaikan layar bioskop Indonesia. Film tersebut tercatat telah menunjukkan keberhasilannya dalam membuat pencinta film Indonesia datang ke bioskop untuk menyaksikannya.
Di antara film tersebut, KKN di Desa Penari adalah yang paling sukses. Film karya sutradara Awi Suryadi itu berhasil menjadi film paling laris di Indonesia sepanjang masa. Laman filmindonesia.or.id mencatat bahwa jumlah penonton yang datang ke bioskop untuk menyaksikannya mencapai 10.061.033 orang.
Kisah KKN di Desa Penari pernah viral pada 2019. Pada saat itu, akun media sosial twitter @SimpleMan membuat pos tentang cerita horor sejumlah mahasiswa yang tengah melakukan KKN di di sebuah desa yang bernama Desa Penari.
Cerita itu pun di-retweet sebanyak puluhan ribu kali dan mendapatkan ratusan ribu kali suka dari para pengguna media sosial yang identik dengan logo X tersebut.
KKN di Desa Penari tidak sendirian. Karya lainnya yang juga diadaptasi dari utas media sosial adalah Sewu Dino yang rilis pada 2023.
Film ini juga merupakan utas dari Simpleman dan dibintangi oleh Marthino Lio, Rio Dewanto, dan Mikha Tambayong. Sewu Dino juga tercatat mampu mencatatkan box office ketika ditayangkan di bioskop dan menjadi yang paling laris pada 2023 dengan 4.891.469 penonton.
Baca juga : Hypereport: Dari Twitter ke Layar Lebar, Adaptasi Utas Viral Jadi Film Horor Terlaris
Editor : Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.