Diskusi Dari Balik Nada di mataWaktu pada Minggu (5/5/2024) (Sumber gambar: Arief Hermawan P/Hypeabis.id)

Menghidupkan Era Piringan Hitam ke Hadapan Generasi Baru

06 May 2024   |   11:26 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Era piringan hitam kembali menggema di jiwa anak muda. Antusiasme ini terbukti lewat kehadiran-kehadiran mereka yang belakangan meramaikan event musik dengan membawa piringan-piringan hitam ke muka pemuda. Mereka berburu aneka vinyl rilisan lawas, hingga koleksi terbatas yang diproduksi musisi-musisi ternama masa kini.

Animo yang membuktikan nada piringan hitam kembali nyaring ini juga terlihat lewat diskusi musik bertajuk Dari Balik Nada yang diselenggarakan di mataWaktu kawasan ITC Fatmawati, Jakarta Selatan pada Minggu (5/5/2024). 

Baca juga: Hypereport: Record Store Day Indonesia Luncurkan 43 Rilisan Album Fisik Eksklusif, Cek Daftarnya

Dalam agenda Ngobrol Santai dengan tagline No Music, Noise! tersebut, hadir Guruh Sukarno Putra, David Tarigan, Firman Ichsan, Hari Pochang, Indra Ameng, Jay Subyakto, dan Ridzho Hafiedz yang mewakili narasumber dari berbagai kalangan profesi.

Dipandu Oscar Motuloh, diskusi ini mempertemukan berbagai perspektif mengenai napak tilas musik dari masa ke masa. Founder Irama Nusantara David Tarigan menjelaskan bagaimana era piringan hitam mengalami jatuh bangunnya sendiri.

Sejak dahulu pun, era piringan hitam bergerak apa adanya karena koceknya yang cukup fantastis. Bisa dikatakan, vinyl hanya dinikmati kaum atas saja. Sebelum akirnya menginjak era 1960-an menuju 1970-an, di mana kaset (CD) mulai booming. “Saat itu kaset boleh dikatakan lebih friendly, dan seperti tiba-tiba kita punya industri disana,” kata David.
 

Diskusi Dari Balik Nada di mataWaktu pada Minggu (5/5/2024) (Sumber gambar: Arief Hermawan P/Hypeabis.id)

Diskusi Dari Balik Nada di mataWaktu pada Minggu (5/5/2024) (Sumber gambar: Arief Hermawan P/Hypeabis.id)


Ledakan antuasias terhadap kaset membawa industri musik pada kemajuan dan problematikanya sendiri. Penikmat musik makin naik, tetapi di saat yang bersamaan era bajakan juga merajalela. Bagaimana pun, penikmat piringan hitam tak lepas begitu saja. Pada era tersebut, piringan hitam tetap mendapat hati bagi penikmatnya. Sebab, vinyl memiliki sejarah yang panjang dalam menggaungkan ekspresi musisi di masa generasi Bung Karno. Pada masa-masa tersebut pun, napak tilas musik-musik Indonesia turut terpengaruh oleh msik pop global.


Kembalinya Animo Piringan Hitam

Seiring waktu, era piringan hitam tampak kembali. Penikmatnya tak bisa dihitung satu-dua jari. Sebagai salah satu pendiri Irama Nusantara, David Tarigan keluar dengan ide membangkitkan era piringan hitam ke masa kini.

“Idenya adalah bagaimana kita bisa memberi tahu dan membangkitkan, menyibak musik Indonesia dengan cara seperti apa. Tentu ini seperti perjalanan yang enggak aja ada habisnya, dan kami putuskan untuk berkontribusi di sini,” kata David.

Irama Nusantara rutin mengulik informasi dari vinyl-vinyl lama. Mereka terbentuk dengan misi melestarikan dan mengarsipkan data dan informasi musik populer Indonesia. Kontributornya sudah menyebar hingga 5-6 kota di Indonesia, termasuk Makassar, Bali, Medan, dan lainnya. “Kami kolektor piringan hitam, kami ingin mengulik informasi yang didapat dari balik vinyl-vinyl,” katanya.

Sebagai contoh, David menyebut piringan hitam rilisan Indonesia tidak pernah menyertakan tahun rilisan. Untuk menguliknya, David bersama rekannya melakukan transkripsi mendalam dengan cara melihat nomor matrik dan nomor katalog pada piringan hitam, kemudian dirunutkan dan dicari tahu dari tahun berapa vinyl tersebut dirilis. 

Baca juga: Hypereport: 20 Toko Tempat Berburu Rilisan Fisik Eksklusif Record Store Day Indonesia 20 April 2024

Apa yang dilakukan Irama Nusantara merupakan bentuk dedikasi dari kembali berdenyutnya era piringan hitam. Dengan hal ini, kembalinya antusiasme akan piringan hitam diharapkan menjadi semangat baru juga bagi komunitas atau organisasi serupa yang ingin kembali memperkenalkan medium musik lama pada generasi masa kini dan mendatang.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

5 Danau Paling Jernih di Dunia dengan Lanskap Menakjubkan

BERIKUTNYA

4 Perpustakaan Berdesain Futuristik di Dunia yang Lengkap dan Megah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: