Ilustrasi makanan tinggi serat. (Sumber foto: Pexels/Karolina Grabowska)

Idulfitri Usai, Yuk Ketahui Tips Kembali Fit Pascalibur Panjang

23 April 2024   |   09:00 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Seiring dengan berakhirnya masa lebaran, risiko merebaknya penyakit tidak menular pun makin terlihat. Kementerian Kesehatan RI melalui Dinas Kesehatan di berbagai kota pun mulai mendorong masyarakat melakukan skrining penyakit tidak menular pascalebaran ini.

Faktor makan berlebihan hingga minimnya aktivitas gerak merupakan pemicu yang turut memicu munculnya penyakit tidak menular menjadi sebuah kewaspadaan setelah masa lebaran usai. Ahli Kesehatan Masyarakat Ngabila Salama mengatakan, ada beberapa jenis penyakit tidak menular yang cukup diwaspadai pascalebaran antara lain hipertensi, kencing manis, asam urat, dan kolesterol.

Baca juga: Gerakan Olahraga Ringan untuk Mengecilkan Perut Buncit

Apabila ditilik lebih dalam, jenis-jenis penyakit tidak menular ini terjadi karena faktor gaya hidup akibat makanan yang tidak terjaga dan aktivitas fisik yang cenderung tidak aktif.

“Utamanya hipertensi dan diabetes melitus itu disebut sebagai mother or killer, bisa menjadi ibu dari penyakit-penyakit lainnya,” kata Ngabila.
 
Momentum lebaran pun lekat dengan berbagai tradisi. Saat berpuasa, tubuh telah beradaptasi pada keadaan tertentu yang membuat organ-organ bekerja lebih lambat. Dengan metabolisme tersebut, tekanan darah, kadar gula darah, hingga kadar kolesterol yang disebut sebagai pilar penyakit pascalebaran menurun dalam batas normal. Namun saat momentum lebaran tiba, tradisi menyantap hidangan khas sulit dihindarkan.
 
Menurut Ngabila, hampir semua masakan khas lebaran mengandung kadar lemak, gula, dan garam yang tinggi. Sehingga, masyarakat memang perlu melakukan moderasi dengan membatasi asupan dan menyiapkan mitigasi sebelumnya.
 

Ilustrasi konsumsi buah (Sumber gambar: Libby Penner/Unsplash)

Ilustrasi konsumsi buah (Sumber gambar: Libby Penner/Unsplash)


“Lakukan mitigasi dengan pengecekan tekanan darah dan gula darah. Biasanya usia 40 tahun ke atas sudah punya 1 jenis komorbid. Secara umum, usia 15 tahun ke atas sudah harus skrining penyakit tidak menular minimal 6 bulan sekali," katanya.
 
Dengan mengetahui faktor risiko penyakit, tiap individu mampu menyiasati jenis makanan apa saja yang perlu dihindari selama lebaran. Namun, apa yang harus dilakukan jika sudah terlanjur menerapkan gaya hidup tak sehat selama lebaran? Kuncinya berada pada pascalebaran.

Ngabila menggarisbawahi, masyarakat bisa kembali fokus pada gaya hidup sehat dimulai dengan pengurangan konsumsi gula, garam, dan lemak, kemudian perbanyak konsumsi sayur dan buah.

Konsumsi serat dan vitamin alami dari sayur dan buah juga harus diimbangi dengan minum air yang cukup sebanyak 2-3 liter per hari. Faktor kelelahan pasca arus balik mudik dan berkumpul bersama keluarga juga harus dikembalikan dengan prinsip tidur cukup dan berkualitas, dengan waktu 7-8 jam per hari. Terakhir, masyarakat bisa mendorong kebiasaan berjalan sebanyak 10.000 langkah per hari untuk menekan risiko terjadinya serangan jantung.
 
Kembali pada kebiasaan sehat pascalebaran memang tidak mudah. Misalnya untuk kembali pada kebiasaan olahraga, tubuh yang cenderung kelelahan karena minim gerak hingga makanan tinggi kadar gula yang bisa mendorong rasa kantuk membuat tubuh merasa tidak terbiasa kembali bergerak aktif. 

SEBELUMNYA

KAWFEST 2024 Siap Digelar, Dorong Regenerasi Desainer Muda Indonesia

BERIKUTNYA

Dialami Erika Carlina, Apa Kaitan Penyakit Autoimun dengan Kesehatan Mental?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: