Taman Nasional Lorentz, Keindahan Peninggalan Zaman Prasejarah di Tanah Papua
26 February 2024 |
17:09 WIB
Menjelajahi Taman Nasional bisa menjadi pengalaman paling membuka mata terhadap keindahan bumi ini. Salah satu keindahan tersebut adalah Taman Nasional Lorentz merupakan taman nasional terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, terletak di provinsi Papua.
Meliputi area seluas 2,35 juta hektar, taman nasional ini adalah salah satu dari sedikit tempat di yang tersisa di dunia dengan ekosistem yang utuh. Ekosistem yang utuh ditandai dengan tingkat keanekaragaman biodiversitas yang tinggi, dengan beragam spesies yang beradaptasi dengan kondisi spesifik dari ekosistem tersebut.
Baca juga: Simak Beberapa Hal Ini Sebelum Berwisata ke Taman Nasional
Ekosistem ini langka dan berharga, karena menyediakan ekologi penting seperti udara dan air bersih, siklus nutrisi, dan pengaturan iklim di kawasan Asia Tenggara.
Di Taman Nasional Lorentz pengunjung akan bertemu dengan berbagai jenis flora dan fauna endemik. Salah satu flora yang akan paling sering ditemukan saat berada di Taman Nasional Lorentz adalah Cyathea atrox. Dikenal dengan nama Pakis Purba, tanaman ini dapat tumbuh tinggi hingga 3 meter, dan kemampuannya tumbuh di ketinggian pegunungan tropis tanpa memerlukan terlalu banyak panas.
Taman Lorentz juga merupakan rumah untuk Kanguru Pohon yang terancam punah. Mereka telah berevolusi untuk hidup di kanopi hutan, dilengkapi dengan tubuh yang kuat untuk memanjat dan ekor yang panjang untuk menjaga keseimbangan. Kanguru Pohon dikenal karena gerakannya yang lambat dan kelincahannya dalam menavigasi pepohonan untuk mencari makan seperti daun, buah-buahan, dan bunga.
Selain Kanguru Pohon, terdapat sekitar tiga puluh tujuh spesies Cendrawasih yang hidup di Taman Nasional Lorentz, dan penamaan masing-masing spesies sebagian besar didasarkan pada warna utama, seperti Cendrawasih Merah, Cendrawasih Kuning Kecil, dan Cendrawasih Kuning Besar. Burung Cendrawasih adalah salah satu burung yang populer karena keindahannya yang luar biasa dan kombinasi tiga warna cerah pada bulunya.
Untuk mengunjungi Taman Nasional Lorentz, disarankan datang selama musim kemarau yang biasanya berlangsung dari Mei hingga Oktober. Selama periode ini, cuaca akan lebih stabil karena curah hujan dan kelembapan relatif rendah sehingga penjelajahan jadi lebih mudah.
Selain mempermudah wisatawan, berkunjung saat musim kemarau enawarkan beberapa keuntungan. Jalan trail lebih mudah diakses, dan peluang untuk melihat satwa liar lebih besar karena mereka sedang aktif mencari sumber air. Selain itu, langit cerah selama musim ini memberikan visibilitas yang lebih baik untuk menikmati pemandangan pegunungan yang menakjubkan dan keajaiban alam taman lainnya.
Cara terbaik untuk mencapai Taman Nasional Lorentz adalah dengan terbang ke bandara di Wamena, Biak, Jayapura, atau Timika, kemudian melanjutkan perjalanan ke taman melalui darat. Sebaiknya, pilih Wamena sebagai destinasi utama karena di sana pelancong dapat mengurus izin masuk melalui Kantor Konservasi Kehutanan. Izin dapat diperoleh melalui pendaftaran sendiri atau melalui agen perjalanan lokal.
Disarankan untuk terbang ke Wamena melalui Jayapura dengan maskapai Lion Air, Wings Air, atau Batik Air. Biaya perjalanan dari Jakarta ke Wamena melalui Jayapura setidaknya akan mengenakan biaya sekitar Rp4 juta.
Selain melewati jalur udara, Taman Nasional Lorentz dapat dicapai melalui jalan air, dengan kapal Pelni ke Timika, Agats, Fak Fak, atau Merauke. Namun, menggunakan kapal membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan menggunakan pesawat. Beberapa kota yang berdekatan dengan Taman Nasional Lorentz dan sering dijadikan pintu masuk termasuk Timika, Wamena, Fak-Fak, atau Merauke.
Dengan keindahan alam serta flora dan fauna yang terjaga dan jarang ditemukan di tempat lain, Taman Nasional Lorentz dapat menjadi salah destinasi pilihan untukmu yang menyukai alam serta flora dan fauna.
Baca juga: 3 Taman Nasional yang Indah di Indonesia Tapi Banyak Cerita Angker
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Meliputi area seluas 2,35 juta hektar, taman nasional ini adalah salah satu dari sedikit tempat di yang tersisa di dunia dengan ekosistem yang utuh. Ekosistem yang utuh ditandai dengan tingkat keanekaragaman biodiversitas yang tinggi, dengan beragam spesies yang beradaptasi dengan kondisi spesifik dari ekosistem tersebut.
Baca juga: Simak Beberapa Hal Ini Sebelum Berwisata ke Taman Nasional
Ekosistem ini langka dan berharga, karena menyediakan ekologi penting seperti udara dan air bersih, siklus nutrisi, dan pengaturan iklim di kawasan Asia Tenggara.
Di Taman Nasional Lorentz pengunjung akan bertemu dengan berbagai jenis flora dan fauna endemik. Salah satu flora yang akan paling sering ditemukan saat berada di Taman Nasional Lorentz adalah Cyathea atrox. Dikenal dengan nama Pakis Purba, tanaman ini dapat tumbuh tinggi hingga 3 meter, dan kemampuannya tumbuh di ketinggian pegunungan tropis tanpa memerlukan terlalu banyak panas.
Taman Lorentz juga merupakan rumah untuk Kanguru Pohon yang terancam punah. Mereka telah berevolusi untuk hidup di kanopi hutan, dilengkapi dengan tubuh yang kuat untuk memanjat dan ekor yang panjang untuk menjaga keseimbangan. Kanguru Pohon dikenal karena gerakannya yang lambat dan kelincahannya dalam menavigasi pepohonan untuk mencari makan seperti daun, buah-buahan, dan bunga.
Selain Kanguru Pohon, terdapat sekitar tiga puluh tujuh spesies Cendrawasih yang hidup di Taman Nasional Lorentz, dan penamaan masing-masing spesies sebagian besar didasarkan pada warna utama, seperti Cendrawasih Merah, Cendrawasih Kuning Kecil, dan Cendrawasih Kuning Besar. Burung Cendrawasih adalah salah satu burung yang populer karena keindahannya yang luar biasa dan kombinasi tiga warna cerah pada bulunya.
Cendrawasih Elok (Sumber: tamannasionallorentz.menlhk.go.id/)
Selain mempermudah wisatawan, berkunjung saat musim kemarau enawarkan beberapa keuntungan. Jalan trail lebih mudah diakses, dan peluang untuk melihat satwa liar lebih besar karena mereka sedang aktif mencari sumber air. Selain itu, langit cerah selama musim ini memberikan visibilitas yang lebih baik untuk menikmati pemandangan pegunungan yang menakjubkan dan keajaiban alam taman lainnya.
Cara terbaik untuk mencapai Taman Nasional Lorentz adalah dengan terbang ke bandara di Wamena, Biak, Jayapura, atau Timika, kemudian melanjutkan perjalanan ke taman melalui darat. Sebaiknya, pilih Wamena sebagai destinasi utama karena di sana pelancong dapat mengurus izin masuk melalui Kantor Konservasi Kehutanan. Izin dapat diperoleh melalui pendaftaran sendiri atau melalui agen perjalanan lokal.
Disarankan untuk terbang ke Wamena melalui Jayapura dengan maskapai Lion Air, Wings Air, atau Batik Air. Biaya perjalanan dari Jakarta ke Wamena melalui Jayapura setidaknya akan mengenakan biaya sekitar Rp4 juta.
Selain melewati jalur udara, Taman Nasional Lorentz dapat dicapai melalui jalan air, dengan kapal Pelni ke Timika, Agats, Fak Fak, atau Merauke. Namun, menggunakan kapal membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan menggunakan pesawat. Beberapa kota yang berdekatan dengan Taman Nasional Lorentz dan sering dijadikan pintu masuk termasuk Timika, Wamena, Fak-Fak, atau Merauke.
Dengan keindahan alam serta flora dan fauna yang terjaga dan jarang ditemukan di tempat lain, Taman Nasional Lorentz dapat menjadi salah destinasi pilihan untukmu yang menyukai alam serta flora dan fauna.
Baca juga: 3 Taman Nasional yang Indah di Indonesia Tapi Banyak Cerita Angker
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.