Penuh Tantangan, Begini Cara Pemain Membangun Karakter di Film Srimulat: Hidup Memang Komedi
01 November 2023 |
16:00 WIB
Kerinduan terhadap komedi grup lawak legendaris Indonesia, Srimulat, sebentar lagi akan tertuntaskan. Pasalnya, film produksi IDN Pictures dan MNC Pictures bertajuk Srimulat: Hidup Memang Komedi bakal tayang pada 23 November 2023 di bioskop-bioskop dalam negeri.
Para pemain yang terlibat di proyek ini memiliki latar belakang dan berasal generasi yang berbeda-beda. Beberapa sempat mengalami masa-masa emas Srimulat merajai panggung komedi di Indonesia. Namun, pemain yang lainnya, terutama yang dari generasi Z, mengaku cukup berjarak dengan grup Srimulat.
Baca juga: Tidak Semua Pemeran Lancar Berbahasa Jawa, Cerita Sutradara Fajar Nugros Garap Film Srimulat: Hidup Memang Komedi
Naimma Aljufri yang berperan sebagai Ana, Zulfa Maharani (Nunung), Indah Permatasari (Royani), dan Morgan Oey (Paul) mengaku tidak mengalami zaman-zaman lawakan Srimulat ditayangkan di televisi atau di pentas-pentas panggung kesenian.
Ketiadaan memori terhadap grup lawak ini karena usia mereka yang masih sangat belia saat Srimulat masih galib-galibnya. Hal ini, menurut mereka, cukup membuat kesulitan ketika mendalami karakter sebagai anggota grup lawak tersebut.
“Aku gak pernah nonton langsung atau pentasnya, jadi makanya source-nya aku sedikit susah,” ungkap Naimma dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (01/11).
Tak jauh berbeda, Morgan Oey juga mendapatkan pengalaman yang sama dengan Naimaa. Bahkan, memerankan Paul juga jadi tantangan yang tak mudah baginya. Sebab, selain tak pernah menonton langsung, dia cukup kewalahan untuk melakukan riset karakter yang dimainkannya.
Aktor berusia 33 tahun itu merasa kesulitan ketika mencari gambaran visual dan sumber audio tentang salah satu anggota Srimulat tersebut. Alhasil, dia jadi aktif mencari tahu karakter Paul ke para anggota Srimulat yang masih ada.
Bersama sutradara Fajar Nugros dan pelatih aktingnya, Rukman Rosadi, Morgan diberi kesempatan bertemu Nunung, Tarzan, hingga Tessy. Dari sana, penggalian karakter Paul yang akan diperankannya dimulai.
Indah Permatasari juga mendapatkan tantangan serupa. Karakter Royani yang diperankannya merupakan sosok lain yang bukan bagian dari anggota Srimulat. Karakter ini fiksi dan ditambahkan oleh Fajar selaku sutradara.
Oleh karena itu, dia tidak bisa mendapatkan patokan yang pasti mengenai gambaran utuh karakternya. Namun, yang pasti, karakter perempuan ini mesti hidup sezaman dengan para anggota Srimulat yang kala itu sedang merintis karier profesional di Jakarta.
“Aku selama seminggu enggak tahu karakter Royani ini mau dibawa ke mana, ini karakter yang berbeda dengan pemain lain. Sampai akhirnya aku ketemu Rano Karno. Barulah, dari sana aku kabayang ‘oh kalau bapaknya kayak begini, pasti anaknya begini’,” tuturnya.
Naimma, Zulfa, Indah, dan Morgan sepakat meski mereka tidak berada satu zaman yang sama dengan Srimulat, keempatnya masih bisa mengerti bentuk-bentuk lawakan dari grup lawak legendaris ini. Sebab, tanpa disadari komedi-komedi tongkrongan yang masih sering dipraktikkan, rupanya dipopulerkan oleh grup Srimulat.
"Ya, generasiku mungkin kurang familiar dengan Srimulat, tetapi kita tahu jokes-jokes-nya. Komedi mereka masih ada sampai di generasiku," kata Zulfa
Srimulat: Hidup Memang Komedi mengisahkan tentang perjuangan grup lawak Srimulat dalam meraih popularitas menjadi bintang komedi di televisi kala itu. Sebelum dikenal sebagai grup lawak tersohor, Srimulat telah banyak melalui perjuangan berat untuk merebut hati penonton di Tanah Air.
Film ini mencoba merekam kembali perjalanan grup komedi tersebut, dari proses menemukan karakter unik setiap anggotanya hingga kisah-kisah lain, seperti romansa hingga krisis identitas yang dialami anggotanya.
Baca juga: Film Srimulat: Hidup Memang Komedi Angkat Kembali Kisah Grup Lawak Legendaris
.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Para pemain yang terlibat di proyek ini memiliki latar belakang dan berasal generasi yang berbeda-beda. Beberapa sempat mengalami masa-masa emas Srimulat merajai panggung komedi di Indonesia. Namun, pemain yang lainnya, terutama yang dari generasi Z, mengaku cukup berjarak dengan grup Srimulat.
Baca juga: Tidak Semua Pemeran Lancar Berbahasa Jawa, Cerita Sutradara Fajar Nugros Garap Film Srimulat: Hidup Memang Komedi
Naimma Aljufri yang berperan sebagai Ana, Zulfa Maharani (Nunung), Indah Permatasari (Royani), dan Morgan Oey (Paul) mengaku tidak mengalami zaman-zaman lawakan Srimulat ditayangkan di televisi atau di pentas-pentas panggung kesenian.
Ketiadaan memori terhadap grup lawak ini karena usia mereka yang masih sangat belia saat Srimulat masih galib-galibnya. Hal ini, menurut mereka, cukup membuat kesulitan ketika mendalami karakter sebagai anggota grup lawak tersebut.
“Aku gak pernah nonton langsung atau pentasnya, jadi makanya source-nya aku sedikit susah,” ungkap Naimma dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (01/11).
Tak jauh berbeda, Morgan Oey juga mendapatkan pengalaman yang sama dengan Naimaa. Bahkan, memerankan Paul juga jadi tantangan yang tak mudah baginya. Sebab, selain tak pernah menonton langsung, dia cukup kewalahan untuk melakukan riset karakter yang dimainkannya.
Aktor berusia 33 tahun itu merasa kesulitan ketika mencari gambaran visual dan sumber audio tentang salah satu anggota Srimulat tersebut. Alhasil, dia jadi aktif mencari tahu karakter Paul ke para anggota Srimulat yang masih ada.
Bersama sutradara Fajar Nugros dan pelatih aktingnya, Rukman Rosadi, Morgan diberi kesempatan bertemu Nunung, Tarzan, hingga Tessy. Dari sana, penggalian karakter Paul yang akan diperankannya dimulai.
Indah Permatasari juga mendapatkan tantangan serupa. Karakter Royani yang diperankannya merupakan sosok lain yang bukan bagian dari anggota Srimulat. Karakter ini fiksi dan ditambahkan oleh Fajar selaku sutradara.
Oleh karena itu, dia tidak bisa mendapatkan patokan yang pasti mengenai gambaran utuh karakternya. Namun, yang pasti, karakter perempuan ini mesti hidup sezaman dengan para anggota Srimulat yang kala itu sedang merintis karier profesional di Jakarta.
“Aku selama seminggu enggak tahu karakter Royani ini mau dibawa ke mana, ini karakter yang berbeda dengan pemain lain. Sampai akhirnya aku ketemu Rano Karno. Barulah, dari sana aku kabayang ‘oh kalau bapaknya kayak begini, pasti anaknya begini’,” tuturnya.
Naimma, Zulfa, Indah, dan Morgan sepakat meski mereka tidak berada satu zaman yang sama dengan Srimulat, keempatnya masih bisa mengerti bentuk-bentuk lawakan dari grup lawak legendaris ini. Sebab, tanpa disadari komedi-komedi tongkrongan yang masih sering dipraktikkan, rupanya dipopulerkan oleh grup Srimulat.
"Ya, generasiku mungkin kurang familiar dengan Srimulat, tetapi kita tahu jokes-jokes-nya. Komedi mereka masih ada sampai di generasiku," kata Zulfa
Srimulat: Hidup Memang Komedi mengisahkan tentang perjuangan grup lawak Srimulat dalam meraih popularitas menjadi bintang komedi di televisi kala itu. Sebelum dikenal sebagai grup lawak tersohor, Srimulat telah banyak melalui perjuangan berat untuk merebut hati penonton di Tanah Air.
Film ini mencoba merekam kembali perjalanan grup komedi tersebut, dari proses menemukan karakter unik setiap anggotanya hingga kisah-kisah lain, seperti romansa hingga krisis identitas yang dialami anggotanya.
Baca juga: Film Srimulat: Hidup Memang Komedi Angkat Kembali Kisah Grup Lawak Legendaris
.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.