Nowhere (Sumber gambar: Netflix)

Review Film Nowhere, Penderitaan di Sebuah Kontainer

10 October 2023   |   20:00 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Mia tak pernah menyangka nafasnya masih menghela di tengah pahit hidup yang dijalaninya. Krisis sumber daya dan kekacauan di negaranya membuat Mia bersama suaminya, Nico berencana kabur dengan cara yang berbahaya.

Semua dilakukan dengan mengharap hidup yang lebih baik, aman, dan lepas dar ketidakberdayaan. Sayangnya, pasangan suami istri ini terpisah di tengah jalan. Alhasil, Mia harus berjuang sendirian di tengah usia kehamilannya yang sudah tua.

Baca juga: Dokumenter Apik Perjalanan Megabintang Sepak Bola David Beckham Garapan Netflix
 
Premis ini coba diangkat dalam film Nowhere oleh lima penulis skenario, yakni Ernest Riera, Miguel Ruz, Indiana Lista, Seanne Winslow, dan Teresa Rosendoy. Tayang di Netflix, Nowhere merupakan film thriller dari Spanyol dengan konsep bertahan hidup yang diarahkan oleh Albert Pinto.

Secara umum, film yang dibintangi Anna Castillo ini mengisahkan perjuangan seorang wanita yang terus mencari cara agar bertahan hidup hingga akhir hayatnya.
 
Di tengah perlakuan keji oknum pemerintah, para penduduk mencari cara untuk kabur ke negara lain. Mereka mengendap dalam kontainer-kontainer kosong, menyebrangi lautan, dengan harapan dapat segera sampai dan memulai hidup aman di negeri lain. Sayangnya, bayangan itu hanya imajinasi belaka. Belum sempat menikmati perjalanan dengan tenang, Mia dan Nico dipisahkan dalam kontainer yang berbeda.
 
Dalam perjalanan penuh ketakutan, sebuah tragedi terjadi yang menyebabkan Mia hanya menumpangi kontainer Mia tersebut seorang diri. Dalam posisi hamil, Mia akhirnya melakukan perjalanannya sendirian di kontainer tersebut. Kala itu, asanya masih tinggi. Dia masih sempat berkontak dengan Nico yang berada di kontainer lain.
 
Hingga pada suatu ketika, badai besar yang menghantam kapal kontainer menyebabkan kontainer Mia jatuh ke laut lepas. Wanita berbadan dua ini terombang-ambing, hidup di tengah lautan mengandalkan barang-barang yang ada di dalam peti kemas.

Dari sanalah mimpi terburuk Mia dimulai. Rasa takut, pesimis, trauma, hingga mimpi buruk dari anak di masa lalunya datang tanpa henti di dalam kontainer yang mengapung bebas di laut selama 26 hari.
 
Anna Castillo menampilkan peran yang utuh dan apa adanya sebagai seorang ibu hamil dengan masa lalu gelap yang membayanginya. Nowhere berupaya menangkap kisah jatuh dan bangun harapan hidup seorang manusia lewat hal-hal kecil, seperti tendangan bayi di perut Mia, hingga burung camar yang tiba-tiba datang memberi sinyal baik.
 
Meski berdiri dan terjerembab, Mia dilukiskan sebagai sosok yang dipaksa waras meski keadaan ‘gila’ mengancam di sekitarnya. Melalui Nowhere, Pinto seperti mengungkapkan cara-cara kreatif manusia bertahan hidup dan tetap sadar walau situasi kian menghimpit. 

Sayangnya, durasi 1 jam 49 menit tampak kurang tepat untuk mengemas alur cerita film. Beberapa alur berjalan dengan tempo lambat tanpa titik cerita yang tegas. Pesan-pesan pentingnya kurang lugas dan dapat dipadatkan menjadi durasi yang lebih pendek.

Hanya, eksplorasi dan cara sutradara membangun cerita sudah terlihat matang. Apabila dapat dikemas dengan durasi dan racikan adegan yang pas, Nowhere bisa menjadi film thriller sempurna yang mengangkat sisi perjuangan manusia dalam bertahan hidup.
 
Nowhere menjadi tontonan akhir pekan yang pas untuk dinikmati sembari mencari pesan moral terkait perjuangan ibu, cara bertahan hidup, harapan kehidupan, dan makna kecil di balik hal-hal baik yang hadir dalam keseharian manusia.

Baca juga: Tayang 20 Oktober di Netflix, Sutradara Ungkap Alasan Memilih Bae Suzy sebagai Doona

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Garuda Indonesia Akan Gunakan Bioavtur J2.4 di Penerbangan Komersial, Apa Kelebihannya?

BERIKUTNYA

Segini Ternyata Rerata Kecepatan Download Pengguna Smartphone Indonesia 

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: