HYPETALK GENERASI SI PALING INVESTASI: Head of Sales Mandiri Investasi Vina Cahyadi (tengah), Financial Enthusiast William Sudhana (kiri) dan Life Coach & Growth Consultant Jonathan End berfoto dengan peserta seusai Hypetalk Generasi Si Paling Investasi di Jakarta, Kamis (7/9/2023). (Sumber foto: JIBI/Bisnis/Abdurachman)

Antusiasme Anak Muda Jadi Investor Berliterasi di Hypetalk Generasi Si Paling Investasi

07 September 2023   |   17:34 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Gelaran talkshow Hypetalk: Generasi "Si Paling Investasi" disambut antusias oleh banyak anak-anak muda. Itu terjadi  saat para peserta yang didominasi  generasi Milenial dan Z memenuhi salah satu sudut kawasan One Satrio, Jakarta Selatan, tempat berlangsungnya diskusi keuangan tersebut.

Hypetalk: Generasi ”Si Paling Investasi” merupakan talkshow yang diadakan oleh Hypeabis.id bersama Bank Mandiri. Inisiatif mengadakan program literasi investasi bagi anak-anak muda ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang prinsip investasi bijak, terutama di kalangan investor muda.

Baca juga: Genhype, Yuk Jadi Generasi Si Paling Investasi Bersama Hypeabis.id x Bank Mandiri

Dengan menjadi investor berliterasi, harapannya investor muda ini tidak mudah mengikuti atau terjebak dalam FOMO alias takut ketinggalan dan hanya ikut-ikutan. Selain itu, acara yang dikemas dalam talkshow yang interaktif ini juga diharapkan menjadi forum networking antar-investor muda untuk saling berbagi pengalaman tentang investasi di pasar modal.

Hypetalk: Generasi ”Si Paling Investasi” dibagi ke dalam dua sesi dengan dua tema besar yang berbeda. Kedua sesi tersebut juga menghadirkan narasumber yang kompeten tentang dunia investasi.

Pada sesi pertama yang berlangsung pukul 11.00 WIB, Hypetalk: Generasi ”Si Paling Investasi” menghadirkan tema Berinvestasi Reksa Dana dan SBN dalam Satu Genggaman. Wealth Specialist & Advisory Bank Mandiri Ditya Surasa dan Financial Coach Philip Mulyana didapuk sebagai narasumber, dengan Jonathan End selaku Life Coach & Growt Consultant sebagai moderatornya.
 

(Sumber foto: JIBI/Bisnis/Abdurachman) HYPETALK GENERASI SI PALING INVESTASI Financial Coach Philip Mulyana (kanan) memberikan paparan didampingi Wealth Specialist & Advisory Bank Mandiri Ditya Surasa (tengah) dan Life Coach & Growth Consultant Jonathan End saat Hypetalk Generasi Si Paling Investasi di Jakarta, Kamis (7/9/2023).

(Sumber foto: JIBI/Bisnis/Abdurachman) HYPETALK GENERASI SI PALING INVESTASI Financial Coach Philip Mulyana (kanan) memberikan paparan didampingi Wealth Specialist & Advisory Bank Mandiri Ditya Surasa (tengah) dan Life Coach & Growth Consultant Jonathan End saat Hypetalk Generasi Si Paling Investasi di Jakarta, Kamis (7/9/2023).


Agenda ngobrolin investasi reksa dana dan SBN ini berlangsung seru. Wealth Specialist & Advisory Bank Mandiri Ditya Surasa memaparkan bahwa saat ini makin banyak anak muda yang tertarik untuk terjun ke dunia investasi, tak terkecuali untuk instrumen reksa dana dan SBN.

Investor pasar modal saat ini memang didominasi oleh generasi milenial akhir dan generasi Z. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal Indonesia didominasi oleh investor berusia 30 tahun ke bawah yang mencapai 57,26 persen per Juli 2023.

Menurut Ditya, salah satu yang mendorong hal tersebut adalah karena makin mudahnya seseorang untuk melakukan investasi. Dahulu, orang ketika akan membeli reksa dana harus mendatangi bank dan mengisi berbagai formulir.

Namun, sekarang semuanya telah berubah. Investasi sudah bisa dilakukan hanya dari satu kali klik melalui gawai. Tanpa perlu repot-repot pergi ke bank, investor kini bisa berinvestasi di mana saja, seperti yang bisa dilakukan di Livin by Mandiri, sebuah super apps yang salah satu fiturnya bisa melakukan investasi di dalamnya. Di Livin by Mandiri orang bisa berinvestasi di reksa dana dan obligasi, tetapi ke depan akan lebih banyak instrumen yang akan disajikan.

“Dalam hitungan beberapa menit, orang bisa langsung beli instrumen investasi. Kalau bicara modal, hanya dengan Rp10.000 saja, kini orang bisa investasi reksa dana pasar uang di Bank Mandiri,” jelasnya dalam bincang-bincang Hypetalk Generasi Si Paling Investasi yang digelar oleh Hypeabis.id bersama Bank Mandiri di One Satrio, Jakarta, Kamis (7/9).

Sementara itu, Financial Coach Philip Mulyana mengatakan bahwa kemudahan berinvestasi dan makin meleknya generasi muda terhadap peluang cuan membuat banyak generasi Milenial dan generasi Z tertarik jadi investor.

Ini tentu jadi kabar baik. Akan tetapi, investor muda juga perlu memiliki literasi yang baik sebelum akhirnya terjun ke dunia investasi. Sebab, jika tidak, investor muda bisa terjebak ke dalam FOMO yang itu malah bisa merugikan diri sendiri.

“Kalau baru memulai investasi, investor muda biasanya akan selalu mikir cuan. Namun, sebaiknya pikirkan juga risikonya. Kadang kita lupa, kita juga bisa rugi,” ungkap Philip.

Dengan menanamkan mindset tersebut, investor muda diharapkan bisa makin bijak ke depan. Selain itu, investor muda juga perlu jeli memilih platform tempat membeli produk investasi. Pastikan bahwa platform tempat bertransaksi investasi telah diawasi OJK sehingga keamanan lebih terjamin.

Ketika platform sudah terpercaya, setidaknya investor bisa terhindar dari investasi bodong. Di sisi lain, setelah urusan platform selesai, investor muda juga perlu jeli memilih instrumen investasi.

Saran dari Philip ialah dengan mendiversifikasi portofolio investasinya. Cara ini bisa membuat nilai investasi cenderung lebih aman. Selain itu, investor juga bisa meraba instrumen investasi seperti apa yang cocok dengan profil risiko dan tujuannya.

Untuk yang baru memulai, reksa dana dan SBN bisa jadi pilihan tepat. Sebab, reksa dana memiliki manajer investasi, yang mana bisa membantu investor muda memilihkan instrumen yang lebih tepat.

Setelah sesi pertama ini selesai, Hypetalk: Generasi ”Si Paling Investasi” berlanjut ke sesi kedua dengan tajuk Strategi Merancang Portofolio Investasi Sebelum Usia 30. Pada sesi ini, Head of Sales Mandiri Investasi Vina Cahyadi dan Financial Enthusiast William Sudhana didapuk sebagai narasumber, dengan Jonathan End selaku Life Coach & Growt Consultant sebagai moderatornya.
 

(Sumber foto: JIBI/Bisnis/Abdurachman) HYPETALK GENERASI SI PALING INVESTASI: Head of Sales Mandiri Investasi Vina Cahyadi (tengah) memberikan paparan didampingi Financial Enthusiast William Sudhana (kanan) dan Life Coach & Growth Consultant Jonathan End saat Hypetalk Generasi Si Paling Investasi di Jakarta, Kamis (7/9/2023).

(Sumber foto: JIBI/Bisnis/Abdurachman) HYPETALK GENERASI SI PALING INVESTASI: Head of Sales Mandiri Investasi Vina Cahyadi (tengah) memberikan paparan didampingi Financial Enthusiast William Sudhana (kanan) dan Life Coach & Growth Consultant Jonathan End saat Hypetalk Generasi Si Paling Investasi di Jakarta, Kamis (7/9/2023).


Tak kalah seru, sesi kedua ini juga menyajikan tema yang menarik. Financial Enthusiast William Sudhana mengatakan bahwa menyusun portofolio investasi yang baik perlu dilakukan sebelum usia 30 tahun.

Namun, sebelum berbicara investasi, seseorang juga perlu mengatur keuangannya secara lebih stabil terlebih dahulu. Sebelum berinvestasi, seseorang semestinya telah punya pos keuangan untuk dana darurat, proteksi, setelah itu barulah investasi.

Meski investasi penting, dana darurat dan proteksi juga tak kalah penting. Ketika dua instrumen itu sudah dipenuhi, maka secara tak langsung seseorang akan lebih mudah dan nyaman dalam berinvestasi.

Di sisi lain, dana investasi yang akan terkumpul juga bakal lebih aman karena tidak akan mudah terambil berkat adanya dana darurat dan dana proteksi tersebut.

Terkait dengan seberapa besar porsi investasi yang perlu dikeluarkan, William menyebut ada rumus yang biasanya diterapkan oleh banyak orang.  Rumusnya adalah 50 persen untuk kebutuhan, 30 persen untuk lifestyle, dan 20 persen tabungan atau investasi.

“Untuk orang yang sallary-nya Rp5 juta-Rp 10 juta, bisa memakai rumus tersebut. Namun, seiring dengan income bertambah, lebih baik mulai memperbesar pos investasi tersebut. Jangan sampai saat income bertambah, justru pos lifestyle yang naik,” tuturnya.

Namun, William juga menekankan bahwa investasi mesti dilakukan dengan literasi, jangan asal ikut berdasarkan FOMO. Sebab, saat ini marak konten-konten rayuan investasi yang hanya membicarakan cuan, cuan, dan cuan.

Padahal, mau investasi apa pun, pasti ada potensi kerugian. Jadi, berinvestasi mesti dilakukan dengan literasi dan strategi.

Sementara itu, Head of Sales Mandiri Investasi Vina Cahyadi menyarankan agar anak muda untuk lebih me-maintenance gaya hidup dan lebih memilih berinvestasi untuk masa depan. Salah satu cara simpel yang bisa dilakukan ialah dengan memisahkan dana investasi sejak awal gaji masuk.

Sebab, jika dana investasi tidak dipindah sejak awal, yang terjadi biasanya adalah lenyap. Dana yang seharusnya masuk pos investasi malah terpakai untuk tujuan lain.

Vina mengatakan kala itu dirinya mengalokasikan dana investasinya sebesar 30 persen, terutama saat belum memiliki anak. Sisanya, baru digunakan untuk keseharian.

Meskipun demikian, persoalan alokasi ini memang bisa sangat personal. Terlebih, anak-anak muda juga ada yang menjadi generasi sandwich, yang mesti membiayai lebih banyak orang.

Namun, tetap saja, menaruh dana investasi sejak awal bulan adalah strategi yang tepat. Dengan demikian, dana investasi bisa tetap aman dan tak terpakai untuk tujuan lain, apalagi yang tidak terlalu penting.

Baca juga: Diversifikasi Investasi Kunci Sukses Investor Pemula


Editor: Indyah Sutriningrum

SEBELUMNYA

Penjurian Tuntas, Intip Bocoran Pemenang Lomba Foto HYPEXPLORE: Culture Brings People Together

BERIKUTNYA

PlayStation Portal Umumkan Tanggal Perilisan, Tersedia di Negara Mana Saja?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: