Diversifikasi Investasi Kunci Sukses Investor Pemula
07 September 2023 |
14:00 WIB
Pepatah kuno 'jangan menaruh semua telur di dalam satu keranjang'. Buat para investor, terutama pemula wajib memegang prinsip tersebut. Maksudnya, dalam berinvestasi kalian didorong agar tidak terfokus pada satu instrumen tertentu. Melainkan mesti mendiversifikasikannya ke berbagai instrumen investasi.
Financial Coach Philip Mulyana mengatakan bahwa investor pemula sebaiknya memang tidak menaruh dana investasinya di dalam satu instrumen saja. Sebab, jika satu instrumen itu mengalami penurunan nilai, maka seluruh dana yang ditaruhnya bisa ikut merugi.
Baca juga: Genhype, Yuk Jadi Generasi Si Paling Investasi Bersama Hypeabis.id x Bank Mandiri
Oleh karena itu, investor pemula lebih disarankan untuk melakukan diversifikasi investasi. Pola ini akan membuat investor menaruh dana investasinya ke dalam beberapa instrumen.Harapannya, jika ada satu instrumen yang mengalami kerugian, instrumen lain bisa tetap aman. Sebab, disadari atau tidak, masing-masing instrumen itu akan saling terkait satu sama lain.
"Semua aset itu akan berkorelasi. Jadi, diversifikasi itu memang jadi hal yang penting. Jangan taruh semua di satu produk saja," kata Philip dalam bincang-bincang Hypetalk Generasi Si Paling Investasi yang digelar oleh Hypeabis.id bersama Bank Mandiri di One Satrio, Jakarta, Kamis (7/9).
Di sisi lain, diversifikasi juga penting bagi pemula karena akan membuat mereka belajar banyak instrumen investasi. Sebagai pemula, alangkah lebih baik jika mereka bisa belajar banyak instrumen investasi sebelum akhirnya memilihnya.
Menurut Philip, dengan diversifikasi, investor pemula bisa meraba dan menjajal berbagai instrumen investasi. Mereka bisa memperhatikan tentang besarnya keuntungan dan risiko yang akan dihadapinya jika memilih instrumen investasi tertentu.
Dengan demikian, ke depan mereka akan lebih matang saat akan memilih instrumen investasi. Sebab, bisa dibilang investasi itu memang sebaiknya dipilih berdasarkan profil risiko, selain juga tujuan pribadinya.
Profil risiko ini investasi mengacu pada tingkat keberanian dan kesiapan seseorang menerima fluktuasi nilai investasi mereka. Untuk kategori konservatif, investor umumnya akan lebih nyaman memilih investasi yang relatif nilainya stabil dan berisiko rendah.
Kemudian, ada juga profil risiko moderat. Investor tipe ini adalah mereka yang mencari keseimbangan antara risiko dan keuntungan. Mereka pun biasanya mengombinasikan instrumen investasi dengan potensi tinggi dan rendah.
Lalu, ada juga profil risiko agresif. Tipe ini umumnya berani mengambil risiko yang tinggi untuk peluang keuntungan lebih besar. Tipe ini juga cenderung berinvestasi untuk jangka panjang.
Sementara itu, Wealth Specialist & Advisory Bank Mandiri Ditya Surasa mengatakan bahwa investor pemula mesti menyadari bahwa nilai investasi itu dinamis. Jadi, jangan pernah mudah percaya memilih platform investasi yang selalu menjanjikan keuntungan tinggi.
Menurut dia, pemilihan platform yang aman dan terjamin oleh Otoritas Jasa Keuangan tidak bisa ditawar. Di sisi lain, dia juga menyarankan agar investor agar memiliki tujuan dan strategi sebelum memilih berinvestasi. "Karena percuma kalau ada yang menjanjikan return tinggi, tetapi tidak pernah sampai ke rekening [investasi bodong]," tegas Ditya.
Baca juga: Genhype, Begini Kiat Menyesuaikan Portofolio Investasi Sesuai Profil Risiko
Editor: Dika Irawan
Financial Coach Philip Mulyana mengatakan bahwa investor pemula sebaiknya memang tidak menaruh dana investasinya di dalam satu instrumen saja. Sebab, jika satu instrumen itu mengalami penurunan nilai, maka seluruh dana yang ditaruhnya bisa ikut merugi.
Baca juga: Genhype, Yuk Jadi Generasi Si Paling Investasi Bersama Hypeabis.id x Bank Mandiri
Oleh karena itu, investor pemula lebih disarankan untuk melakukan diversifikasi investasi. Pola ini akan membuat investor menaruh dana investasinya ke dalam beberapa instrumen.Harapannya, jika ada satu instrumen yang mengalami kerugian, instrumen lain bisa tetap aman. Sebab, disadari atau tidak, masing-masing instrumen itu akan saling terkait satu sama lain.
"Semua aset itu akan berkorelasi. Jadi, diversifikasi itu memang jadi hal yang penting. Jangan taruh semua di satu produk saja," kata Philip dalam bincang-bincang Hypetalk Generasi Si Paling Investasi yang digelar oleh Hypeabis.id bersama Bank Mandiri di One Satrio, Jakarta, Kamis (7/9).
Financial Coach Philip Mulyana. (Sumber foto: Hypeabis.id/Abdurachman)
Menurut Philip, dengan diversifikasi, investor pemula bisa meraba dan menjajal berbagai instrumen investasi. Mereka bisa memperhatikan tentang besarnya keuntungan dan risiko yang akan dihadapinya jika memilih instrumen investasi tertentu.
Dengan demikian, ke depan mereka akan lebih matang saat akan memilih instrumen investasi. Sebab, bisa dibilang investasi itu memang sebaiknya dipilih berdasarkan profil risiko, selain juga tujuan pribadinya.
Profil risiko ini investasi mengacu pada tingkat keberanian dan kesiapan seseorang menerima fluktuasi nilai investasi mereka. Untuk kategori konservatif, investor umumnya akan lebih nyaman memilih investasi yang relatif nilainya stabil dan berisiko rendah.
Kemudian, ada juga profil risiko moderat. Investor tipe ini adalah mereka yang mencari keseimbangan antara risiko dan keuntungan. Mereka pun biasanya mengombinasikan instrumen investasi dengan potensi tinggi dan rendah.
Lalu, ada juga profil risiko agresif. Tipe ini umumnya berani mengambil risiko yang tinggi untuk peluang keuntungan lebih besar. Tipe ini juga cenderung berinvestasi untuk jangka panjang.
Sementara itu, Wealth Specialist & Advisory Bank Mandiri Ditya Surasa mengatakan bahwa investor pemula mesti menyadari bahwa nilai investasi itu dinamis. Jadi, jangan pernah mudah percaya memilih platform investasi yang selalu menjanjikan keuntungan tinggi.
Menurut dia, pemilihan platform yang aman dan terjamin oleh Otoritas Jasa Keuangan tidak bisa ditawar. Di sisi lain, dia juga menyarankan agar investor agar memiliki tujuan dan strategi sebelum memilih berinvestasi. "Karena percuma kalau ada yang menjanjikan return tinggi, tetapi tidak pernah sampai ke rekening [investasi bodong]," tegas Ditya.
Baca juga: Genhype, Begini Kiat Menyesuaikan Portofolio Investasi Sesuai Profil Risiko
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.