Sejarah Hari Amal Internasional yang Diperingati Tiap 5 September
05 September 2023 |
10:08 WIB
Hari Amal Internasional atau International Charity Day diperingati setiap 5 September. Peringatan global ini pertama kali dikemukakan dan dirancang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB agar penduduk dunia mau merayakannya setiap tahun.
PBB meresmikan hari peringatan ini untuk membantu orang lain yang sedang membutuhkan. Momen ini pun diharapkan bisa jadi pendorong penduduk dunia untuk saling berbagi dukungan dan sumber daya secara terorganisasi.
Baca juga: 2 Pria Asal Prancis Jalan Kaki Keliling Bali Untuk Proyek Amal
Melansir dari laman resmi PBB, kegiatan amal sebagaimana gagasan kesukarelaan dan filantropi selalu memberikan ikatan sosial yang nyata. Kontribusi kegiatan itu diharapkan bisa menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan tangguh.
Agenda tersebut juga menyerukan semangat penguatan solidaritas global, yang khususnya berfokus pada kebutuhan masyarakat. Hal ini juga mempromosikan hak-hak kaum marginal dan kurang mampu serta menyebarkan pesan kemanusiaan.
Dipilihnya 5 September untuk memperingati Hari Amal Internasional bukan tanpa alasan. Tanggal ini dipilih untuk memperingati wafatnya Bunda Teresa dari Kalkuta. Dia adalah penerima Hadiah Nobel Perdamaian pada 1979 atas upaya yang dilakukan dalam perjuangan mengatasi kemiskinan dan kesusahan.
Bunda Teresa adalah biarawati dan misionaris terkenal. Dia lahir sebagai Agnes Gonxha Bojaxhiu pada 1910. Pada 1928 Bunda Teresa pergi ke India dan mengabdikan dirinya untuk membantu orang miskin.
Pada 1948 dia menjadi warga negara India dan mendirikan ordo Misionaris Cinta Kasih di Kolkota (Kalkuta) pada 1950. Apa yang dilakukannya itu kemudian terkenal karena karyanya di kalangan masyarakat miskin di kota tersebut.
Selama lebih dari 45 tahun, Bunda Teresa telah melayani orang-orang miskin, sakit, hingga yatim piatu sambil membimbing ekspansi Misionaris Cinta Kasih. Karya Bunda Teresa telah diakui dan diakui di seluruh dunia dan dia telah menerima sejumlah penghargaan, termasuk Hadiah Nobel Perdamaian. Bunda Teresa meninggal pada tanggal 5 September 1997, pada usia 87 tahun.
Sebagai pengakuan atas peran amal dalam meringankan krisis kemanusiaan dan penderitaan manusia di dalam dan di antara negara-negara, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam resolusinya A/RES/67/105 menetapkan tanggal 5 September sebagai Hari Amal Internasional.
Hari Amal Internasional didirikan dengan tujuan menyadarkan sekaligus memobilisasi masyarakat, LSM, dan pemangku kepentingan di seluruh dunia untuk membantu orang lain secara sukarela.
PBB mengakui bahwa keterlibatan masyarakat saat ini memainkan peran penting dalam pembangunan dalam menciptakan perubahan global yang diinginkan, termasuk dengan penyelenggaraan amal. Ada beberapa hal yang perlu didorong agar cita-cita tersebut terwujud.
Pertama, seluruh penduduk dunia perlu meningkatkan kesadaran tentang betapa sulitnya tantangan yang ada dan mendorong tindakan kolektif dalam mengatasi permasalahan global. Kedua, meningkatkan kepercayaan antar kelompok yang beragam dan membangun modal sosial.
Ketiga, menghilangkan hambatan sosial dan budaya serta menciptakan kohesi. Keempat, membangun ketahanan melalui aksi komunitas dan meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap komunitas seseorang.
Baca juga: 5 Seniman dengan Autisme Unjuk Karya Seni dalam Pameran Amal
Editor: Dika Irawan
PBB meresmikan hari peringatan ini untuk membantu orang lain yang sedang membutuhkan. Momen ini pun diharapkan bisa jadi pendorong penduduk dunia untuk saling berbagi dukungan dan sumber daya secara terorganisasi.
Baca juga: 2 Pria Asal Prancis Jalan Kaki Keliling Bali Untuk Proyek Amal
Melansir dari laman resmi PBB, kegiatan amal sebagaimana gagasan kesukarelaan dan filantropi selalu memberikan ikatan sosial yang nyata. Kontribusi kegiatan itu diharapkan bisa menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan tangguh.
Agenda tersebut juga menyerukan semangat penguatan solidaritas global, yang khususnya berfokus pada kebutuhan masyarakat. Hal ini juga mempromosikan hak-hak kaum marginal dan kurang mampu serta menyebarkan pesan kemanusiaan.
Sejarah Hari Amal Internasional
Ilustrasi amal (Sumber gambar: Unsplash/Joel Muniz
Bunda Teresa adalah biarawati dan misionaris terkenal. Dia lahir sebagai Agnes Gonxha Bojaxhiu pada 1910. Pada 1928 Bunda Teresa pergi ke India dan mengabdikan dirinya untuk membantu orang miskin.
Pada 1948 dia menjadi warga negara India dan mendirikan ordo Misionaris Cinta Kasih di Kolkota (Kalkuta) pada 1950. Apa yang dilakukannya itu kemudian terkenal karena karyanya di kalangan masyarakat miskin di kota tersebut.
Selama lebih dari 45 tahun, Bunda Teresa telah melayani orang-orang miskin, sakit, hingga yatim piatu sambil membimbing ekspansi Misionaris Cinta Kasih. Karya Bunda Teresa telah diakui dan diakui di seluruh dunia dan dia telah menerima sejumlah penghargaan, termasuk Hadiah Nobel Perdamaian. Bunda Teresa meninggal pada tanggal 5 September 1997, pada usia 87 tahun.
Sebagai pengakuan atas peran amal dalam meringankan krisis kemanusiaan dan penderitaan manusia di dalam dan di antara negara-negara, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam resolusinya A/RES/67/105 menetapkan tanggal 5 September sebagai Hari Amal Internasional.
Hari Amal Internasional didirikan dengan tujuan menyadarkan sekaligus memobilisasi masyarakat, LSM, dan pemangku kepentingan di seluruh dunia untuk membantu orang lain secara sukarela.
PBB mengakui bahwa keterlibatan masyarakat saat ini memainkan peran penting dalam pembangunan dalam menciptakan perubahan global yang diinginkan, termasuk dengan penyelenggaraan amal. Ada beberapa hal yang perlu didorong agar cita-cita tersebut terwujud.
Pertama, seluruh penduduk dunia perlu meningkatkan kesadaran tentang betapa sulitnya tantangan yang ada dan mendorong tindakan kolektif dalam mengatasi permasalahan global. Kedua, meningkatkan kepercayaan antar kelompok yang beragam dan membangun modal sosial.
Ketiga, menghilangkan hambatan sosial dan budaya serta menciptakan kohesi. Keempat, membangun ketahanan melalui aksi komunitas dan meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap komunitas seseorang.
Baca juga: 5 Seniman dengan Autisme Unjuk Karya Seni dalam Pameran Amal
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.