Perjuangan Tak Mudah Greysia Polii & Apriyani Rahayu Raih Medali Emas Tokyo 2020
02 August 2021 |
15:50 WIB
Duo unggulan Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berhasil mengalahkan pasangan unggulan China, Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan, dalam dua set dengan skor 21-19, 21-15. Dengan hasil tersebut keduanya pun sukses merebut medali emas ganda putri cabang bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020.
Greysia (33 tahun), sempat berada di titik terendah kariernya dan hampir mengundurkan diri dari olahraga bulu tangkis sebelum dibujuk untuk berpasangan dengan Apriyani (23 tahun) pada ajang Olimpiade tahun ini.
Ini menjadi sejarah pertama bagi Indonesia, yang sudah dikenal kuat dengan kualitas atlet bulu tangkisnya, meraih medali emas untuk bulu tangkis ganda putri di Olimpiade.
Emosi memuncak sepanjang pertandingan, dengan kedua belah pihak saling berebut poin melalui reli panjang.
Ada satu momen yang membuat penonton terkaget, yakni ketika Greysia dengan sigap mengganti raketnya ke pinggir lapangan setelah mengalami putus senar, dan kembali untuk menjaga lapangan dengan Apriyani.
Pertandingan berakhir pada peninjauan ulang yang ditutup dengan teriakan bahagia Polii dan Rahayu ketika shuttlecock dinyatakan out.
Bulu tangkis memiliki banyak pengikut di Asia Pasifik dan Indonesia telah lama dikenal sebagai salah satu raksasa olahraga ini.
Kualitas bulu tangkis Indonesia terkenal tidak hanya karena pemainnya yang berbakat tetapi juga semangat para penggemarnya; dedikasi yang tidak pernah padam bahkan di tengah pandemi Covid-19.
Meskipun tidak dapat secara langsung mendukung idolanya di lapangan, penggemar bulu tangkis Tanah Air menunjukkan semangatnya lewat media sosial. Salah satunya dengan menaikkan tagar #GreyApFinalTokyo2020.
Sebagian besar kejayaan Olimpiade Indonesia datang dari bulu tangkis. Indonesia memenangkan dua medali emas pertamanya dari bulu tangkis tunggal putri dan tunggal putra pada Olimpiade 1992 di Barcelona, ketika bulu tangkis pertama kali menjadi cabang olahraga Olimpiade.
Indonesia juga telah memenangkan beberapa gelar di Kejuaraan All England, turnamen bulu tangkis tertua di dunia, di mana Indonesia berada di posisi keempat dalam hal kemenangan keseluruhan dengan 48 gelar All England Open setelah China (85), Denmark (88), dan Inggris (189).
Editor: Dika Irawan
Greysia (33 tahun), sempat berada di titik terendah kariernya dan hampir mengundurkan diri dari olahraga bulu tangkis sebelum dibujuk untuk berpasangan dengan Apriyani (23 tahun) pada ajang Olimpiade tahun ini.
Ini menjadi sejarah pertama bagi Indonesia, yang sudah dikenal kuat dengan kualitas atlet bulu tangkisnya, meraih medali emas untuk bulu tangkis ganda putri di Olimpiade.
Emosi memuncak sepanjang pertandingan, dengan kedua belah pihak saling berebut poin melalui reli panjang.
A historical win!
— Olympics (@Olympics) August 2, 2021
Greysia Polii and Apriyani Rahayu secure #INA's first ever #Badminton women's doubles Olympic gold - and the nation's first of #Tokyo2020.@bwfmedia @nocindonesia1 pic.twitter.com/F0HDisviLI
Pertandingan berakhir pada peninjauan ulang yang ditutup dengan teriakan bahagia Polii dan Rahayu ketika shuttlecock dinyatakan out.
Bulu tangkis memiliki banyak pengikut di Asia Pasifik dan Indonesia telah lama dikenal sebagai salah satu raksasa olahraga ini.
Kualitas bulu tangkis Indonesia terkenal tidak hanya karena pemainnya yang berbakat tetapi juga semangat para penggemarnya; dedikasi yang tidak pernah padam bahkan di tengah pandemi Covid-19.
Meskipun tidak dapat secara langsung mendukung idolanya di lapangan, penggemar bulu tangkis Tanah Air menunjukkan semangatnya lewat media sosial. Salah satunya dengan menaikkan tagar #GreyApFinalTokyo2020.
Sebagian besar kejayaan Olimpiade Indonesia datang dari bulu tangkis. Indonesia memenangkan dua medali emas pertamanya dari bulu tangkis tunggal putri dan tunggal putra pada Olimpiade 1992 di Barcelona, ketika bulu tangkis pertama kali menjadi cabang olahraga Olimpiade.
Indonesia juga telah memenangkan beberapa gelar di Kejuaraan All England, turnamen bulu tangkis tertua di dunia, di mana Indonesia berada di posisi keempat dalam hal kemenangan keseluruhan dengan 48 gelar All England Open setelah China (85), Denmark (88), dan Inggris (189).
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.