Ilustrasi kelompok lansia (Sumber gambar: Matthias Zomer/Pexels)

Kelompok Lansia & Pasien Komorbid Disarankan Tetap Waspada, Meski Status Covid-19 Telah Endemi

30 August 2023   |   22:30 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Sekitar 4 tahun lalu, sebaran virus corona Covid-19 telah mengancam dan merenggut jutaan nyawa manusia di dunia dengan kejam. Namun seiring dengan berjalannya waktu, usaha manusia beradaptasi dengan virus akhirnya membuahkan hasil. Melalui protokol ketat hingga pemberlakuan vaksinasi, kini Covid-19 telah berstatus sebagai endemi.

Pada Mei 2023, Badan Kesehatan Dunia WHO telah mendeklarasikan pengakhiran status kegawatdaruratan Covid-19. Meski telah berstatus endemi, bukan berarti Covid-19 berhenti mengintai manusia. Dengan perkembangan melalui mutasi, virus masih berpotensi menumbangkan sistem kekebalan manusia. Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Wiku Adisasmito mengatakan bahwa masyarakat perlu mengingat jika status endemi bukan berarti virus Covid-19 menghilang sepenuhnya.

Baca juga: Melampaui Pandemi Menuju Tantangan Polusi

“Hanya, kini statusnya lebih terkendali dan penyebarannya dapat terprediksi,” jelas Wiku dalam webinae Sadari, Siaga, Solusi Terhadap Mutasi Virus di Masa Endemi Covid-19 pada Rabu (30/8/2023).

Menurut Wiku, ada tiga jenis varian Covid-19 yang masih terdata menyebar hingga saat ini yaitu varian Alfa, Delta, dan Omicron.

Perkembangan virus melalui mutasi juga masih menjadi perhatian khusus dalam dunia penelitian. Wiku menyebut, saat ini subvarian Omicron yakni Arcturus mulai menjadi perhatian  dunia medis. “Sejak 22 Maret lalu sudah mulai dipantau oleh WHO. Ada kemungkinannya lebih cepat menyebar,” katanya.

Meski begitu, masyarakat tak perlu panik terkait mutasi baru tersebut. Wiku menyarankan, masyarakat harus tetap berfokus pada kedisiplinan protokol kesehatan seperti biasanya.  

Sementara itu, Anggota Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan mengatakan saat ini ada 11 orang per satu juta penduduk yang terjangkit Covid-19. Angka ini turun dratis jika dibandingkan masa pandemi.

“Secara data, ada 3 dari 100 orang yang terkonfirmasi Covid-19. Angka ini kecil. Tapi mereka yang terjangkit ini perlu menjalani rawat inap,” kata Erlina.

Keperluan rawat inap tersebut menandai jika penanganan Covid-19 masih membutuhkan perhatian khusus. “Jadi kondisinya saat ini terkontrol, tapi penyakitnya tidak serta merta habis,” kata Erlina.

Erlina mengatakan penyakit seperti influenza dan TBC merupakan contoh dari penyakit yang telah berstatus endemi karena tidak berada pada status gawat darurat. Namun, dua penyakit ini masih membutuhkan pengendalian khusus.

Erlina mengatakan, ada dua kelompok masyarakat yang wajib memperhatikan protokol kesehatan meski Covid-19 telah bertatus endemi. Sebab, dua kelompok ini masih rentan terhadap sebaran virus Covid-19 yang saat ini menyebar. Dua kelompok yang saat ini masih kerap terjangkit Covid-19 adalah kelompok lanjut usia (lansia) dan orang dengan komorbid atau penyakit bawaan kardiovaskular.

“Sistem pertahanan tubuh kelompok lansia ini menurun, jadi lebih gampang terjangkit. Kemudian orang dengan komorbid diabetes dan hipertensi juga masih berisiko,” katanya.

Meski sudah berstatus endemi, masyarakat tetap disarankan mencuci tangan, menjaga jarak dengan orang dalam keadaan tidak sehat, dan membawa hand sanitizer. Selain itu, penggunaan masker dengan filtrasi yang mumpuni seperti N95 juga disarankan tetap digunakan apabila hendak beraktivitas.

Baca juga: Ancaman Polusi Udara, Lansia Berisiko Kena TBC

Editor: Dika Irawan 

SEBELUMNYA

Film Dokumenter IU Concert: The Golden Hour Bakal Tayang 28 & 30 September 2023, Cek Informasi Tiketnya

BERIKUTNYA

Resep Spicy Mapo Tofu ala Chef William Gozali

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: