Review : Glorifikasi Feminisme di Balik Film Barbie
23 August 2023 |
21:44 WIB
Barbie Millicent Roberts, boneka plastik yang perdana dikenalkan Mattel, Inc pada 9 Maret 1959 ini menjadi mainan favorit jutaan anak-anak hingga dewasa sepanjang 64 tahun usianya. Tak sebatas ikonik tubuh kurus ideal, kaki jenjang, kulit putih, rambut pirang, dan wajah cantik di masa awal kehadirannya, Barbie kini dibuat beraneka ragam tampilan hingga profesi yang membuat boneka ini semakin digemari.
Barbie pun menjadi penyumbang terbesar bagi pendapatan Mattel. Pada 2022 lalu, boneka ciptaan Ruth Mariana Handler itu memberi pendapatan US$1,5 miliar untuk perusahaan, lebih tinggi dibandingkan Hot Wheels sebesar US$1,3 miliar.
Baca juga: Film Barbie Mengundang Polemik Seputar Dampak pada Anak-Anak
Pendapatan itu diprediksi meningkat tahun ini seiring perilisan film live action Barbie pada 19 Juli. Disutradarai Greta Gerwig, film tersebut mampu meraup pendapatan US$155 juta atau setara Rp2,3 triliun pada pekan perdana penayangannya di Amerika. Di seluruh dunia, Barbie menghasilkan US$337 juta atau setara Rp5 triliun menurut Box Office Mojo.
Tidak dipungkiri, perilisan film ini menarik jutaan pasang mata anak-anak hingga dewasa wanita maupun pria yang ingin bernostalgia dengan Barbie. Dunia seakan berubah menjadi pink.
Kendati demikian, di balik karakter Barbie yang cantik dan menggemaskan, Greta Gerwig berhasil menghadirkan gambaran feminisme, patriarki, hingga belajar menjadi diri sendiri dalam film ini. Tontonan yang mungkin 80 persen lebih diperuntukkan untuk usia dewasa.
Pada awal cerita, film ini membawa penontonnya ke dalam imajinasi dunia Barbie bernama Barbieland. Di sana, Barbie (Margot Robbie), para Barbie lainnya, para Ken, dan Alan, menjalani hidup dengan segala kesempurnaannya namun monoton.
Setiap pagi, Barbie stereotipikal yang diperankan Robbie terbangun di kasur empuk rumah tanpa tanpa sekat seperti rumah mainan yang dijual di pasaran. Dia menjalani rutinitas seperti mandi, mendapatkan pakaian yang bagus, sarapan, berjalan-jalan, menjalani profesinya, bermain di pantai, dan pesta piyama setiap malam. Sementara Ken (Ryan Gosling) dan para Ken lainnya, tidak jelas tempat tinggal mereka di mana.
Ya, di Barbieland, para Barbie yang memegang kuasa. Mereka memiliki rumah yang bagus dengan segala kesempurnaannya, juga pekerjaan. Barbie menjadi dokter, reporter, penulis, pekerja bangunan, hakim agung, hingga presiden. Sementara Ken, hanya Ken saja. Namun mereka tetap hidup bersemangat dan optimis.
Pada suatu hari, Barbie mengalami keanehan. Kakinya tiba-tiba menapak tak jinjit seperti biasanya saat bangun tidur. Segala yang dilakukannya kacau, mulai dari air pancuran yang panas, roti gosong, hingga terjatuh saat menuju ke mobil. Satu lagi yang membuatnya gusar, dia punya selulit!
Dia pun menceritakan kondisi itu kepada Barbie lainnya. Mereka akhirnya disarankan untuk bertemu dengan Barbie aneh (Kate McKinnon).
Sempat takut, Barbie pun mendatangi kediaman Barbie aneh yang dahulu menjadi Barbie tercantik di Barbieland itu. Ternyata dia baik hanya saja tampilannya aneh dengan potongan rambut berantakan dan memiliki sikap yang tidak biasa. Setelah berkonsultasi, Barbie disarankan ke dunia nyata menemukan pemiliknya untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Ketika memutuskan pergi ke dunia nyata atau dunia manusia itu, ternyata Ken (Ryan Gosling) yang merupakan pacar Barbie mengikutinya. Dengan serangkaian sinematik yang unik, mereka pun sampai pada dunia manusia.
Dari perjalanan itu, Barbie maupun Ken justru mendapat pandangan mengenai hidup sebagai manusia. Bahkan Ken mengenal budaya patriarki yang selanjutnya mengubah tatanan hidup dan sosial di Barbieland.
Segala sesuatu berubah menjadi kacau ketika Barbie berhasil kabur dari Mattel dan kembali ke Barbieland bersama pemiliknya, Gloria (America Ferrera) serta anaknya, Sasha (Adriana Greenblatt). Mereka pun menjalani serangkaian aksi untuk mengembalikan Barbieland seperti semula, di mana wanita adalah pemimpin dari segalanya dan mencegah Ken menguasai dunia itu.
Ya jika dilihat secara seksama, Barbieland bisa dikatakan kebalikan dari dunia nyata. Meskipun di dunia nyata ada emansipasi wanita, faktanya keterwakilan perempuan masih terbatas baik dari segi politik hingga profesi lainnya.
Berbeda dengan Barbieland, wanita bisa menjadi apapun yang mereka mau. America Ferrera cukup apik untuk menyadarkan para wanita dalam adegan monolognya yang menceramahi para Barbie yang sedang putus asa. Pidato Gloria tidak apa-apa tentang menjadi wanita itu bahkan mengembalikan kondisi Barbie yang dicuci otaknya oleh Ken dalam gambaran patriarki dimana wanita hanya sebagai pendamping dan tunduk para pria.
Tepuk tangan untuk Greta Gerwig yang secara gamblang menampilkan feminisme ke dalam filmnya. Namun tidak hanya itu, film Barbie juga menyajikan nilai keluarga dimana hubungan ibu dan anak, Gloria dan Sasha kembali membaik jika memahami perasaan satu sama lain. Sekalipun, orang tua ingin bermain dengan mainan kesukaannya yang mungkin memiliki memori mendalam dalam sejarah hidupnya, termasuk momen kebersamaan dengan anak.
Secara umum, Barbieland menjadi tayangan yang bukan hanya membangkitkan imajinasi dan memori masa kecil untuk para orang dewasa yang menontonnya, namun juga pelajaran bagi generasi muda tentang tatanan sosial maupun politik yang saat ini berkembang, juga nilai keluarga.
Nilai-nilai ini dikemas secara unik dengan menyisipkan musikal hingga adegan-adegan komedi dari para Barbie, Ken, maupun karakter manusia lainnya yang terkadang mengundang gelak tawa. Film tersebut pun bahkan menyenggol Mattel, dengan menggambarkan para pemimpinnya yang absurd.
Selain itu, Gerwig juga tampak detail dalam menghadirkan dunia Barbie. Penonton akan dibuat terpukau dengan ragam furnitur hingga aksesoris yang biasa dipakai boneka Barbie ataupun Ken.
Genre : Komedi/Drama
Sutradara : Greta Gerwig
Penulis skenario : Greta Gerwig, Noah Baumbach
Produser : Margot Robbie, Tom Ackerley, Robbie Brenner, David Heyman, Amy Pascal
Rumah produksi : Warner Bros
Tanggal tayang : 19 Juli 2023
Pemeran : Margot Robbie, Ryan Gosling, Greta Grewig, America Ferrera, Adriana Greenblatt, Emma Mackey, Sim Liu, Michael Cera, Kate McKinnon, Hari Nef, Issa Rae, Kingsley Ben-Adir, Rhea Perlman, Sharon Rooney, Ritu Arya, Dua Lipa, Anne Hathaway, John Cena.
Baca juga: Mengenal Istilah Barbenheimer yang Viral, Ketika Film Barbie & Oppenheimer Rilis Berbarengan
Editor: Puput Ady Sukarno
Barbie pun menjadi penyumbang terbesar bagi pendapatan Mattel. Pada 2022 lalu, boneka ciptaan Ruth Mariana Handler itu memberi pendapatan US$1,5 miliar untuk perusahaan, lebih tinggi dibandingkan Hot Wheels sebesar US$1,3 miliar.
Baca juga: Film Barbie Mengundang Polemik Seputar Dampak pada Anak-Anak
Pendapatan itu diprediksi meningkat tahun ini seiring perilisan film live action Barbie pada 19 Juli. Disutradarai Greta Gerwig, film tersebut mampu meraup pendapatan US$155 juta atau setara Rp2,3 triliun pada pekan perdana penayangannya di Amerika. Di seluruh dunia, Barbie menghasilkan US$337 juta atau setara Rp5 triliun menurut Box Office Mojo.
Tidak dipungkiri, perilisan film ini menarik jutaan pasang mata anak-anak hingga dewasa wanita maupun pria yang ingin bernostalgia dengan Barbie. Dunia seakan berubah menjadi pink.
Kendati demikian, di balik karakter Barbie yang cantik dan menggemaskan, Greta Gerwig berhasil menghadirkan gambaran feminisme, patriarki, hingga belajar menjadi diri sendiri dalam film ini. Tontonan yang mungkin 80 persen lebih diperuntukkan untuk usia dewasa.
Pada awal cerita, film ini membawa penontonnya ke dalam imajinasi dunia Barbie bernama Barbieland. Di sana, Barbie (Margot Robbie), para Barbie lainnya, para Ken, dan Alan, menjalani hidup dengan segala kesempurnaannya namun monoton.
Setiap pagi, Barbie stereotipikal yang diperankan Robbie terbangun di kasur empuk rumah tanpa tanpa sekat seperti rumah mainan yang dijual di pasaran. Dia menjalani rutinitas seperti mandi, mendapatkan pakaian yang bagus, sarapan, berjalan-jalan, menjalani profesinya, bermain di pantai, dan pesta piyama setiap malam. Sementara Ken (Ryan Gosling) dan para Ken lainnya, tidak jelas tempat tinggal mereka di mana.
Ya, di Barbieland, para Barbie yang memegang kuasa. Mereka memiliki rumah yang bagus dengan segala kesempurnaannya, juga pekerjaan. Barbie menjadi dokter, reporter, penulis, pekerja bangunan, hakim agung, hingga presiden. Sementara Ken, hanya Ken saja. Namun mereka tetap hidup bersemangat dan optimis.
Pada suatu hari, Barbie mengalami keanehan. Kakinya tiba-tiba menapak tak jinjit seperti biasanya saat bangun tidur. Segala yang dilakukannya kacau, mulai dari air pancuran yang panas, roti gosong, hingga terjatuh saat menuju ke mobil. Satu lagi yang membuatnya gusar, dia punya selulit!
Dia pun menceritakan kondisi itu kepada Barbie lainnya. Mereka akhirnya disarankan untuk bertemu dengan Barbie aneh (Kate McKinnon).
Sempat takut, Barbie pun mendatangi kediaman Barbie aneh yang dahulu menjadi Barbie tercantik di Barbieland itu. Ternyata dia baik hanya saja tampilannya aneh dengan potongan rambut berantakan dan memiliki sikap yang tidak biasa. Setelah berkonsultasi, Barbie disarankan ke dunia nyata menemukan pemiliknya untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Ketika memutuskan pergi ke dunia nyata atau dunia manusia itu, ternyata Ken (Ryan Gosling) yang merupakan pacar Barbie mengikutinya. Dengan serangkaian sinematik yang unik, mereka pun sampai pada dunia manusia.
Dari perjalanan itu, Barbie maupun Ken justru mendapat pandangan mengenai hidup sebagai manusia. Bahkan Ken mengenal budaya patriarki yang selanjutnya mengubah tatanan hidup dan sosial di Barbieland.
Segala sesuatu berubah menjadi kacau ketika Barbie berhasil kabur dari Mattel dan kembali ke Barbieland bersama pemiliknya, Gloria (America Ferrera) serta anaknya, Sasha (Adriana Greenblatt). Mereka pun menjalani serangkaian aksi untuk mengembalikan Barbieland seperti semula, di mana wanita adalah pemimpin dari segalanya dan mencegah Ken menguasai dunia itu.
Ya jika dilihat secara seksama, Barbieland bisa dikatakan kebalikan dari dunia nyata. Meskipun di dunia nyata ada emansipasi wanita, faktanya keterwakilan perempuan masih terbatas baik dari segi politik hingga profesi lainnya.
Berbeda dengan Barbieland, wanita bisa menjadi apapun yang mereka mau. America Ferrera cukup apik untuk menyadarkan para wanita dalam adegan monolognya yang menceramahi para Barbie yang sedang putus asa. Pidato Gloria tidak apa-apa tentang menjadi wanita itu bahkan mengembalikan kondisi Barbie yang dicuci otaknya oleh Ken dalam gambaran patriarki dimana wanita hanya sebagai pendamping dan tunduk para pria.
Tepuk tangan untuk Greta Gerwig yang secara gamblang menampilkan feminisme ke dalam filmnya. Namun tidak hanya itu, film Barbie juga menyajikan nilai keluarga dimana hubungan ibu dan anak, Gloria dan Sasha kembali membaik jika memahami perasaan satu sama lain. Sekalipun, orang tua ingin bermain dengan mainan kesukaannya yang mungkin memiliki memori mendalam dalam sejarah hidupnya, termasuk momen kebersamaan dengan anak.
Secara umum, Barbieland menjadi tayangan yang bukan hanya membangkitkan imajinasi dan memori masa kecil untuk para orang dewasa yang menontonnya, namun juga pelajaran bagi generasi muda tentang tatanan sosial maupun politik yang saat ini berkembang, juga nilai keluarga.
Nilai-nilai ini dikemas secara unik dengan menyisipkan musikal hingga adegan-adegan komedi dari para Barbie, Ken, maupun karakter manusia lainnya yang terkadang mengundang gelak tawa. Film tersebut pun bahkan menyenggol Mattel, dengan menggambarkan para pemimpinnya yang absurd.
Selain itu, Gerwig juga tampak detail dalam menghadirkan dunia Barbie. Penonton akan dibuat terpukau dengan ragam furnitur hingga aksesoris yang biasa dipakai boneka Barbie ataupun Ken.
Data Film
Judul: BarbieGenre : Komedi/Drama
Sutradara : Greta Gerwig
Penulis skenario : Greta Gerwig, Noah Baumbach
Produser : Margot Robbie, Tom Ackerley, Robbie Brenner, David Heyman, Amy Pascal
Rumah produksi : Warner Bros
Tanggal tayang : 19 Juli 2023
Pemeran : Margot Robbie, Ryan Gosling, Greta Grewig, America Ferrera, Adriana Greenblatt, Emma Mackey, Sim Liu, Michael Cera, Kate McKinnon, Hari Nef, Issa Rae, Kingsley Ben-Adir, Rhea Perlman, Sharon Rooney, Ritu Arya, Dua Lipa, Anne Hathaway, John Cena.
Baca juga: Mengenal Istilah Barbenheimer yang Viral, Ketika Film Barbie & Oppenheimer Rilis Berbarengan
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.