Profil Seniman Erianto: Profesi Tanpa Batas, Karya Tanpa Pensiun
19 August 2023 |
22:30 WIB
Karya-karya dari pelukis Erianto telah melalang buana ke berbagai pameran dalam negeri dan luar negeri. Finalis UOB Painting of the Year juga cukup rutin menggelar pameran tunggal. Tahun ini, pameran tunggalnya kembali hadir di Jakarta.
Bertajuk Collective Chemistry, pameran tunggalnya in digelar di ruang pamer V&V Gallery, Menteng, Jakarta Pusat dan akan berlangsung dari 19 Agustus sampai 16 September 2023. Sebagai seniman, dia banyak melahirkan karya-karya yang mencerminkan berbagai isu sosial yang dikemas dengan bentuk yang khas.
Baca juga: Kejenakaan & Harmonisasi Kehidupan Ala Seniman Erianto di Pameran Tunggal Collective Chemistry
Dalam beberapa pameran terakhirnya misalnya, pria yang senang memakai topi ini banyak memakai gambar-gambar jenaka di dalam lukisannya. Dia mencoba merangkum berbagai kegembiraan, kegetiran, hingga isu sosial dalam kejenakaan gambarnya.
Erianto memang terus mengeksplorasi berbagai bentuk baru dalam kekaryaannya. Tak hanya bentuk, ia juga kerap memainkan berbagai material dalam merepresentasikan keimajinasiannya.
Pria kelahiran 1983 memang punya ketertarikan yang mendalam ke dalam dunia seni. Dunia yang kemudian juga melambungkan namanya dan mampu menghidupi kehidupannya saat ini.
Kepada Hypeabis.id, ketertarikannya ke dunia seni sudah dimulai sejak dia masih duduk di sekolah dasar. Kala itu, dia dikenal sebagai anak yang memang suka menggambar dan melukis. Dia kemudian terus mengasah bakat masa kecilnya itu di sebuah desa di daerah Agam, Sumatera Barat.
“Masa kecil saya itu biasa aja, normal kayak anak-anak pada umumnya. Namun, memang sudah suka menggambar sejak kecil,” ungkap Erianto.
Bakatnya kemudian terus dikembangkan seiring dengan pertumbuhan usia. Sejak remaja hingga akhirnya masuk ke kampus seni, Erianto mengaku sudah punya komitmen untuk memilih seni sebagai jalan hidupnya.
Bagi Erianto, dunia seni adalah dunia yang penuh dengan kebebasan. Dia merasa di dunia itu bisa leluasa berkreasi dan berkarya tanpa tendesi apa pun. Semua dikerjakannya murni dari pemikiran, kegelisaan, dan kekreatifannya.
“Kalau secara profesi, ini adalah profesi yang tidak ada pensiunnya. Jadi kita bisa bebas menggambar sampai kapan pun,” imbuhnya.
Erianto adalah pribadi yang suka belajar. Dia hingga kini mengaku terus mengasah diri dan mengembangkan diri. Dari segi pendidikan, hal itu tercermin dari gelar masternya di ISI Yogyakarta.
Dari segi kreativitas, ia terus mencoba hal-hal baru dan menawarkan kesegaran. Selain dalam gambar dan warna, ia juga berkreasi dalam medium. Misalnya, ia pernah membuat instalasi unik dari kardus dalam pameran bertajuk Returned.
Dia juga mengeksplorasi berbagai lukisan permukaan, seperti kayu lapis, karton, plastik, peti kayu, dan sebagainya. Ia memang betul-betul menjiwai profesi yang menjadi kesenangannya.
Dalam satu dekade terakhir, namanya banyak mengisi pameran di berbagai kota dan negara. Prestasinya di antaranya ialah menjadi finalis UOB Painting of the Year pada 2015. Dia lalu memperolehnya lagi pada 2018. Erianto juga tercatat pernah menjadi tiga besar finalis Bandung Art Contemporary Award.
Bagi yang penasaran dengan karya-karya terbaru dari Erianto, pencinta seni bisa langsung berkunjung ke ruang pamer V&V Gallery, Menteng, Jakarta Pusat. Pameran ini masih akan dibuka hingga lebih dari 25 hari ke depan atau lebih tepatnya akan berakhir pada 16 September 2023.
Baca juga: Karya-karya yang Mencuri Perhatian di ArtMoments Jakarta 2023
Editor: Dika Irawan
Bertajuk Collective Chemistry, pameran tunggalnya in digelar di ruang pamer V&V Gallery, Menteng, Jakarta Pusat dan akan berlangsung dari 19 Agustus sampai 16 September 2023. Sebagai seniman, dia banyak melahirkan karya-karya yang mencerminkan berbagai isu sosial yang dikemas dengan bentuk yang khas.
Baca juga: Kejenakaan & Harmonisasi Kehidupan Ala Seniman Erianto di Pameran Tunggal Collective Chemistry
Dalam beberapa pameran terakhirnya misalnya, pria yang senang memakai topi ini banyak memakai gambar-gambar jenaka di dalam lukisannya. Dia mencoba merangkum berbagai kegembiraan, kegetiran, hingga isu sosial dalam kejenakaan gambarnya.
Erianto memang terus mengeksplorasi berbagai bentuk baru dalam kekaryaannya. Tak hanya bentuk, ia juga kerap memainkan berbagai material dalam merepresentasikan keimajinasiannya.
Pria kelahiran 1983 memang punya ketertarikan yang mendalam ke dalam dunia seni. Dunia yang kemudian juga melambungkan namanya dan mampu menghidupi kehidupannya saat ini.
Kepada Hypeabis.id, ketertarikannya ke dunia seni sudah dimulai sejak dia masih duduk di sekolah dasar. Kala itu, dia dikenal sebagai anak yang memang suka menggambar dan melukis. Dia kemudian terus mengasah bakat masa kecilnya itu di sebuah desa di daerah Agam, Sumatera Barat.
“Masa kecil saya itu biasa aja, normal kayak anak-anak pada umumnya. Namun, memang sudah suka menggambar sejak kecil,” ungkap Erianto.
Erianto dalam pameran tunggalnya bertajuk Collective Chemistry (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)
Bagi Erianto, dunia seni adalah dunia yang penuh dengan kebebasan. Dia merasa di dunia itu bisa leluasa berkreasi dan berkarya tanpa tendesi apa pun. Semua dikerjakannya murni dari pemikiran, kegelisaan, dan kekreatifannya.
“Kalau secara profesi, ini adalah profesi yang tidak ada pensiunnya. Jadi kita bisa bebas menggambar sampai kapan pun,” imbuhnya.
Erianto adalah pribadi yang suka belajar. Dia hingga kini mengaku terus mengasah diri dan mengembangkan diri. Dari segi pendidikan, hal itu tercermin dari gelar masternya di ISI Yogyakarta.
Dari segi kreativitas, ia terus mencoba hal-hal baru dan menawarkan kesegaran. Selain dalam gambar dan warna, ia juga berkreasi dalam medium. Misalnya, ia pernah membuat instalasi unik dari kardus dalam pameran bertajuk Returned.
Dia juga mengeksplorasi berbagai lukisan permukaan, seperti kayu lapis, karton, plastik, peti kayu, dan sebagainya. Ia memang betul-betul menjiwai profesi yang menjadi kesenangannya.
Dalam satu dekade terakhir, namanya banyak mengisi pameran di berbagai kota dan negara. Prestasinya di antaranya ialah menjadi finalis UOB Painting of the Year pada 2015. Dia lalu memperolehnya lagi pada 2018. Erianto juga tercatat pernah menjadi tiga besar finalis Bandung Art Contemporary Award.
Bagi yang penasaran dengan karya-karya terbaru dari Erianto, pencinta seni bisa langsung berkunjung ke ruang pamer V&V Gallery, Menteng, Jakarta Pusat. Pameran ini masih akan dibuka hingga lebih dari 25 hari ke depan atau lebih tepatnya akan berakhir pada 16 September 2023.
Baca juga: Karya-karya yang Mencuri Perhatian di ArtMoments Jakarta 2023
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.