Pengunjung menikmati pameran tunggal Erianto bertajuk Collective Chemistry (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Kejenakaan & Harmonisasi Kehidupan Ala Seniman Erianto di Pameran Tunggal Collective Chemistry

19 August 2023   |   22:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Lukisan warna-warni dengan gambar yang terlihat jenaka menyambut para pengunjung di pameran tunggal seniman Erianto bertajuk Collective Chemistry. Pameran yang digelar di ruang pamer V&V Gallery, Menteng, Jakarta Pusat itu akan berlangsung sampai 16 September 2023.

Selama lebih dari 25 hari, para pencinta seni di Jakarta dan sekitarnya bisa menyaksikan karya-karya terbaru Erianto. Finalis UOB Painting of the Year ini banyak menghadirkan karya-karya terbarunya yang diciptakan pada 2023. Selain itu, beberapa karya lamanya juga dihadirkan.

Baca juga: Seniman Farhan Siki Menangi Ajang UOB Painting of the Year Indonesia 2022

Bagi Erianto, harmonisasi dalam kehidupan itu sangat penting dalam membentuk sebuah keseimbangan yang ideal. Untuk sampai pada tahapan tersebut, tak ada satu pun makhluk di bumi yang mampu melakukannya seorang diri.

Manusia dan makhluk lain tak boleh saling mengedepankan ego. Sebab, harmonisasi itu hanya bisa terjadi jika kita semua bisa melebur dalam komunitas kehidupan yang saling berbagi dan menjaga.

“Kita adalah makhluk yang hadir di tengah kehidupan sebagai komunitas. Setiap elemen saling melengkapi dan menciptakan satu kesatuan yang utuh seperti roda kehidupan,” jelas Erianto kepada Hypeabis.id, Sabtu (19/8).

Pameran yang disiapkannya selama dua bulan ini menggambarkan gagasan itu dengan baik. Dalam pameran ini, karya-karya Erianto memang banyak mengangkat hal-hal yang berbau interaksi dinamis dari keanekaragaman kehidupan.

Hubungan yang tampak rumit itu tersaji dengan apik dengan unsur kejenakaan yang khas yang kerap Erianto tampilkan. Pada pameran tunggalnya kali ini, ia kembali menghadirkan itu.

Misalnya, dalam karya berjudul Peaceful Life #3 (2023). Lukisan yang ingin menggambarkan kehidupan yang damai itu ditafsirkan Erianto dengan memakai dominan palet merah sebagai latar belakangnya.
 

yang dipamerkan di Collective Chemistry (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Lukisan Peaceful Life #3 (2023) yang dipamerkan di Collective Chemistry (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Di tengah lukisan itu, ada sebuah gambar jenaka, seperti sebuah kelinci. Kelinci yang menggemaskan ini punya mata yang berbinar penuh harap. Mengambil palet warna putih, kelinci ini pun seketika jadi center di dalam lukisan tersebut.

Di sekeliling bentuk kelinci, ada banyak instrumen kecil yang terlihat. Dari gambar ikan-ikan, kerang, wortel, awan penuh hujan, hingga bintang. Kehidupan, bagaimana pun ia akan selalu bersinggungan dengan hal-hal lain. Tak akan pernah bisa sendiri. Begitu pula dengan nasib dari kelinci tersebut.

Lalu, pada karya My Hero is not Super Hero #3, kejenakaan gambar Erianto kembali terlihat. Kali ini, dia memainkan karakter panda dengan atribut yang menggemaskan. Panda yang biasnaya digambarkan lucu berubah menjadi superhero lengkap dengan kacamata dan jubah di belakangnya.
 

z

Lukisan My Hero is not Super Hero #3 yang dipamerkan di Collective Chemistry (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Di samping superhero panda itu, lagi-lagi ada banyak elemen gambar kecil yang ditambahkan. Ada rumput laut dan berbagai jenis ikan dengan warna yang berbeda-beda.

Tampaknya, lagi-lagi Erianto ingin menggambarkan bahwa pahlawan pun tak bisa hidup sendiri. Dia masih di kelilingi oleh berbagai makhluk hidup di sekelilingnya. Lalu, apa yang dianggap seseorang sebagai superhero juga bukan berarti akan menjadi pahlawan bagi lainya. Semua punya perspektifnya masing-masing.

Menurut Erianto, gambar jenaka yang kerap ditemui di setiap karyanya itu memang sengaja dihadirkan. Dia ingin setiap orang yang memandangnya bisa memunculkan kesenangan di balik berbagai makna lain yang akan ditemukan di setiap karyanya.

“Kita itu udah melewati pandemi yang menjenuhkan. Setelah keluar dari pandemi, kita bersiap dengan situasi politik tahun depan. Ya, sekarang biar happy happy-lah. Hidup harus santai, tetapi juga serius dengan rules yang benar,” ungkapnya.

Sementara itu, Head of Strategic Communications and Brand Bank UOB Indonesia Maya Rizano yang membuka pameran ini mengatakan bahwa Erianto adalah salah satu pelukis yang telah melahirkan banyak karya di Indonesia.

Beberapa karyanya bahkan pernah masuk ke dalam Finalis UOB Painting of the Year. Dia berharap pameran tunggal baru Erianto kali ini bisa dinikmati lebih banyak orang lagi.

“Kami melihat seni rupa adalah suatu ekspresi budaya yang harus didukung. Kami juga melihat derajat sebuah bangsa salah satunya dinilai dari ragam budaya, kultur, dan seni,” ungkapnya.

Dirinya berharap ke depan dunia seni di Indonesia makin berkembang, termasuk dengan makin banyaknya seniman Indonesia yang memamerkan karya secara global.

Baca juga: Pameran Marwah Digelar di Pos Bloc Jakarta, Hadirkan 78 Karya Perempuan Perupa Indonesia

Editor: Dika Irawan 

SEBELUMNYA

Hypereport: Menguji Nyali di Pegunungan, Berjalan di Atas Tali & Menuruni Bukit Kecepatan Tinggi

BERIKUTNYA

Profil Seniman Erianto: Profesi Tanpa Batas, Karya Tanpa Pensiun

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: