Para skaters di Skate Park, Dukuh Atas, Jakpus. (Sumber foto: Hypeabis.id/Chelsea Venda)

Hypereport: Dari Kolong Jalan Layang Pasar Rebo hingga Pentas Papan Seluncur Dunia

19 August 2023   |   16:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Suasana di Skatepark Kolong Fly Over Pasar Rebo, Jakarta Timur, tampak lengang sore itu. Hanya terlihat tiga skaters di sana. Dua laki-laki dan satu perempuan. Namun, saat matahari berpamitan dan lampu penerangan mulai dinyalakan, skatepark ini mulai menunjukkan kebisingannya.

Meski letaknya ada di bawah jalan layang Pasar Rebo, tempat ini termasuk jadi salah satu favorit para skaters di Jakarta. Fasilitas dan jenis rintangan yang tersedia tergolong lengkap untuk berlatih.  Para skaters bisa mencoba beberapa obstacle seperti pool, jump box, mini ramp, steet course, down rail, down ledge, hingga banks dalam satu lokasi.
 

Konstruksi arena ini juga dibangun serius, terlihat dari lantai yang tidak pecah meski terus bergesekan dengan roda-roda skateboard. Tak jauh dari skatepark, ada skateshop, tempat para skaters berbelanja kebutuhan mereka.

Di lokasi ini pun terdapat komunitas Kalong Skateboarding. Nama ini kemudian cukup menjelaskan alasan mengapa sore hari ini skatepark tersebut tak seramai pada malam hari.

Dengan ekosistem yang sudah terbentuk baik, Skatepark Kolong seketika bersalin rupa menjadi kawah candradimuka bagi para skaters di Jakarta. Ada banyak skaters berbakat yang dilahirkan di tempat ini, berlatih setiap minggunya, dan mengangkat prestasi bahkan di level internasional.

Salah satunya kemudian kita kenal sebagai atlet termuda peraih medali pada ajang Asian Games, Nyimas Bunga Cinta. Remaja perempuan berkerudung ini memang kerap latihan di tempat ini.

Saat Hypeabis.id berkunjung ke Skatepark Kolong, Bunga jadi satu perempuan di antara dua laki-laki lain yang sedang berlatih sore itu. Di lokasi yang kurang lebih seluas 962 meter persegi ini, dia bisa dengan bebasnya meluncur.

Berbagai obstacle yang ada dilahapnya dengan sempurna. Papan skateboard itu sudah seperti kawan setianya, mengikuti apa pun trik yang mau dilakukannya. Terkadang, dia meluncur dengan deras, lalu terbang ke udara. Terkadang, dia memelankan laju dan sekadar melakukan ollie (trik yang membuat papan skateboard melompat).

Belakangan ini, Bunga sering berlatih skateboard untuk kategori park dibanding street. Meski pada awalnya lebih sering turun di nomor street, kini dia lebih sering berkompetisi di kategori park terutama sejak SEA Games beberapa tahun lalu.

Baca juga: Melihat Aksi Skateboarder Jakarta Peringati Hari Kemerdekaan Indonesia

Gaya skateboard park dan street cukup berbeda. Street skateboard berfokus pada transisi dan trik yang dilakukan di medan yang datar dengan beberapa obstacle (rintangan) di dalamnya. Adapun gaya park umumnya dimainkan di sebuah bowl atau area yang bentuknya seperti kolam renang.

 
Nyimas Bunga Cinta (Sumber foto: Hypeabis.id/Cehlsea Venda)
Kini, dia tengah berfokus dengan kategori tersebut secara lebih dalam. Bunga terus rutin berlatih, meski pada saat yang sama dirinya juga harus berjuang memulihkan cedera lututnya. Oleh karena itu, dia harus membarengi latihan, terapi, sekaligus berkejaran dengan waktu karena ada beberapa kompetisi yang sudah di depan mata.

“Salah satu kompetisi yang terdekat adalah Asian Games 2022 di Hangzhou, China, September nanti. Insha Allah bisa, doain ya,” tuturnya kepada Hypeabis.id.

Peraih medali Perunggu Asian Games 2018 itu sudah menyukai skateboard sejak kecil. Tatkala usianya 8 tahun, kaki-kaki kecilnya sudah piawai menjejakkan diri di atas papan roda. Dia tertarik dengan olahraga ini berkat ayahnya, yang juga penggemar olahraga ekstrem ini.

Kala itu, dia menonton Tony Hawk, salah satu legenda dunia skateboarder. Dia pun terinspirasi untuk bisa memamerkan trik-trik rumit olahraga ekstrem ini. Beruntung, karena orang tuanya juga menyukai olahraga ini, minatnya pun didukung penuh.

“Impian aku sejak kecil di skateboard adalah ingin bisa hidup dari olahraga ini, bisa beli rumah, dan membanggakan orang tua serta negara,” ungkap Bunga.

Latihan kerasnya sejak usia belia kemudian mulai berbuah manis. Dia telah banyak menjuarai kompetisi lokal skateboard dan bahkan mewakili Indonesia di berbagai ajang bergengsi. Selain Asian Games, dia juga pernah meraih medali perak pada Sea Games 2019 di Filipina.

Bunga juga pernah mencicipiajang internasional Women Vans Park Series World Championship di Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat pada 2019. Saat itu, dia berhasil berada di peringkat 18. Pada tahun yang sama, remaja berhijab itu meraih medali emas pada Women Vans Park Series Regional Asia di Singapura, kemudian menempati peringkat kedua pada Olympic Camp Asia Nanjing, China.

Dia terus menorehkan prestasinya di ajang internasional. Pada kompetisi Dew Tour 2021 di Lauridsen Skatepark, Des Moines, Iowa, AS, dia menempati urutan ke-23 dari 41 skaters kelas dunia. Atas beragam prestasinya di usia muda, dia terpilih menjadi Barbie Role Model bersama 47 perempuan lainnya dari penjuru dunia.

“Aku juga ingin jadi skateboarder profesional perempuan di Indonesia. Ya, semoga skate scene di Indonesia makin kelihatan oleh pemerintah karena makin banyak anak-anak di bawah aku udah mulai jago main skate-nya. Makin banyak juga skatepark yang dibangun dengan proper,” harapnya.
 

(Sumber foto: Hypeabis.id/Chelsea Venda)

(Sumber foto: Hypeabis.id/Chelsea Venda)

Olahraga & Gerakan Sosial
Di sisi lain, skateboarding telah banyak berubah sejak para peselancar di California memasang roda di papan saat ombak sedang tak bagus. Berkat internet, olahraga ini makin populer dalam bentuk potongan video yang memamerkan berbagai trik dan membuat orang-orang di luar skena terpukau.

Berkat gim Tony Hawk’s Pro Skater yang dirilis di PlayStation, olahraga ini makin dikenal banyak orang. Banyak anak-anak yang kemudian terinspirasi dengan legenda skaters dunia tersebut.

Citra skateboarding juga terus bertransformasi. Dari sekadar olahraga jalanan yang dimainkan kaum urban, kini para pegiatnya bisa berdiri dengan gagah di podium parade olahraga terbesar di muka bumi, Olimpiade.

Lebih dari setengah abad sejak aksi coba-coba para peselancar di California, skateboard akhirnya secara resmi menjadi olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade 2020, dua tahun setelah terlebih dahulu dipertandingkan di Asian Games 2018.

Namun, apa yang tak berubah dari skateboard barangkali adalah pergerakan (movent) yang digagas anak-anak skaters. Banyak pegiatnya yang memanfaatkan olahraga ini untuk menyuarakan isu-isu sosial hingga berbagi kebaikan.

Di Amerika Serikat, meletusnya gerakan Black Lives Matter beberapa tahun lalu mendorong perlawanan dominasi kulit putih di sana, termasuk lewat skateboard. Di Indonesia, skateboarding juga telah melahirkan banyak movement penting.

Salah satunya diinisiasi oleh Satria Vijie dan kawan-kawannya yang tergabung dalam Jakarta Skateboarding. Mereka menggunakan skateboard bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga aksi nyata dalam membantu dan mendukung sesama.

Pada Ramadan misalnya, Jakarta Skateboarding mengadakan Skate Movement Ngabuburide & Charity. Mereka berkumpul bersama, memainkan skateboard dengan gembira, berparade dengan baju muslim, dan membagikan makanan di jalanan ke orang-orang yang membutuhkan.

Sebelumnya, mereka juga mengadakan skate movement ke penjara anak di Jakarta. Komunitas ini memberikan edukasi di penjara untuk memberikan opsi pada saat mereka bebas nanti.

Jakarta Skateboarding juga pernah pergi ke Pulau Seribu dan mengajak anak-anak dan remaja di sana bermain skateboard. Lalu, tepat pada 17 Agustus 2023 , mereka juga menggelar parade sambil membawa bendera Merah Putih dan melakukan upacara bendera di skatepark.

Bagi Vijie, skateboard bukan sekadar olahraga, tetapi juga gerakan sosial. Namun, tetap tak meninggalkan sisi kesenangan dalam bermain di atas papan seluncurnya.
 

(Sumber foto: Hypeabis.id/Chelsea Venda)

(Sumber foto: Hypeabis.id/Chelsea Venda)

Skateboard itu extreme sport. Budayanya juga street culture. Atas hal itu, tak bisa dipungkiri masih ada stigma negatif yang muncul. Tapi, pelan-pelan anak-anak skateboard mencoba memudarkan itu. Setelah olahraga ini menyumbang prestasi buat negara dan movement-movement yang ada di dalamnya terjadi, semoga bisa jadi salah satu hal yang menyeimbangkan,” ungkap Vijie.

Dalam waktu dekat, Jakarta Skateboarding juga akan mengadakan skate movement ke yayasan anak autis. Mereka akan mengajarkan anak-anak bermain skateboard, yang ternyata olahraga ini bisa cukup baik merangsang perkembangan motoriknya. Selain itu, mereka juga akan datang ke sekolah, mengajari anak-anak, sambil berharap olahraga ini bisa jadi ekstrakurikuler di setiap sekolah.

Ketua komunitas Jakarta Skateboarding ini hanya berharap dengan makin banyaknya atensi anak-anak muda terhadap olahraga ini, akan membuat pihak terkait bisa menyediakan skatepark yang proper lebih banyak lagi di Jakarta. Sebab, saat ada acara kumpul, sering kali skatepark tak terlalu muat menampung mereka.

Baca juga: 4 Tempat Bermain Skateboard di Jakarta yang Asyik dan Gaul Abis

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Profil Mella Jaarsma, Seniman Komisi Terpilih di ARTJOG 2023

BERIKUTNYA

Profil Eric Nam, Penyanyi K-Pop yang Fasih Nyanyikan Lagu Hampa karya Ari Lasso

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: