Lokomotif DD52 di Stasiun Gubeng (Sumbe gambar: PT KAI)

Miniatur Lokomotif Terbesar di Indonesia Hadir di Stasiun Gubeng

04 August 2023   |   17:34 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Genhype punya rencana plesir ke Surabaya dalam waktu dekat? Mulai 4 Agustus 2023 hingga 31 Agustus 2023, kalian bisa mengunjungi pameran miniatur Lokomotif DD52 di Stasiun Gubung, Surabaya. Miniatur tersebut merupakan yang terbesar menurut Museum Rekor Indonesia yang dibuat dengan teknologi cetak tridimensi.

VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI) Joni Martinus mengatakan bahwa pameran hasil kerjasama KAI dengan Komunitas Pencinta KA IRPS dan 3D Zaiku ini bertujuan memperkenalkan nilai-nilai sejarah perkeretaapian Indonesia, sosialisasi peningkatan disiplin berlalu lintas di perlintasan sebidang, dan sarana hiburan penumpang.

Baca juga: KA Wisata Mak Itam Kembali Beroperasi, Cek Sejarah Singkatnya Kereta Ini

"Miniatur Lokomotif DD52 baru saja mendapatkan penghargaan dari MURI sebagai miniatur lokomotif terbesar dengan teknologi cetak tridimensi pada 2 Juli 2023 di Museum Lawang Sewu, Semarang," ujarnya kepada Hypeabis.id.

Manajemen bersama dengan IRPS dan 3D Zaikut memulai pembuatan karya sejak 7 Juni 2023 di Stasiun Semarang Tawang. Sementara itu, miniatur lokomotif itu juga memiliki panjang sekitar 6 meter dan lebar 80 centimeter.

Selain dipamerkan di Stasiun Gubeng, miniatur itu juga akan dipamerkan di sejumlah stasiun lainnya yang tersebar di Pulau Jawa.

Ricki Dwi Agusti, Ketua Indonesian Railway Preservation Society (IRPS), mengatakan bahwa lokomotif DD52 menjadi pilihan untuk dibuat miniatur karena menjadi salah satu yang terbesar dan terkuat yang pernah dimiliki Indonesia.

“Karena lokomotifnya sudah hilang tidak bersisa, kami dari IRPS yang memiliki visi misi preservasi dan mengedukasi masyarakat umum pada akhirnya memilih model lokomotif DD52,” katanya.

Dia menuturkan bahwa proses pembuatan miniatur tersebut memakan waktu kurang dari 1 bulan, yakni dari 7 Juni sampai 21 Juni 2023 di Stasiun Semarang Tawang. Kemudian, bahan yang digunakan untuk membuat karya tersebut adalah plastik PLA+.
 

Sementara itu, proses pembuatannya menggunakan 35 unit printer 3D tanpa berhenti. Adapun, individu yang terlibat dalam perakitan miniatur itu mencapai 20 orang dari printing sampai perakitan.

Dia menambahkan, para pembuat miniatur tersebut juga menghadapi sejumlah tantangan dalam proses pembuatannya. Mereka harus memiliki konsentrasi tinggi karena bagian potongan yang dihasilkan hampir mencapai 2.000 bagian.

Selain itu, potongan – potongan itu juga tidak boleh terkena paparan sinar matahari langsung karena dapat merusak kualitasi miniatur. Kemudian, proses mobilisasi juga menjadi tantangan lantaran harus hati-hati mengingat total berat miniatur tersebut mencapai 300 kilogram.


Sejarah Lokomotif DD52

Menurut Joni, sejarah keberadaan Lokomotif DD52 di Indonesia dimulai ketika lokomotif ini didatangkan pada 1923. Bagian depan dalam rangkaian kereta api ini mulai berdinas sejak 1924.

Berbeda dengan kedua pendahulunya yang dibuat di pabrik ALCO di Amerika Serikat, lokomotif DD52 dibuat di Eropa, tepatnya di Jerman dan Belanda. Dengan kecepatan maksimal 50 km/jam, maka lokomotif ini lebih cepat jika dibandingkan dengan DD 50 dan lokomotif DD 51 yang hanya mampu melaju maksimal 40 km/jam.

Dia menambahkan, lokomotif DD52 juga memiliki julukan Si Gombar dari masyarakat lokal Jawa Barat yang memiliki tempat tinggal di jalur kereta yang dilewatinya.

Dengan ukurannya yang besar dan tenaganya yang kuat, maka tugas utama lokomotif DD 52 adalah menarik kereta barang yang melintasi pegunungan Priangan. Selain itu, lokomotif ini juga difungsikan sebagai penarik kereta penumpang.

Pada akhir masanya, lokomotif ini melayani KA lokal Bandung-Cibatu. Pengalokasian DD52 menyebar di beberapa depo, seperti Tasikmalaya, Purwakarta, dan Cibatu.

DD52 mengakhiri kariernya pada 1974 pada saat angkutan barang di jalur Tasikmalaya - Cicalengka mengalami penurunan. Pada saat itu, menjalankan DD52 dinilai terlalu berlebihan untuk muatan yang tidak begitu berat. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Jeddah Waterfront, Menyatu dengan Keindahan Alam dan Arsitektur Modern

BERIKUTNYA

Disney X Swarovski Bikin Sepatu Kaca Cinderella dari Batu Kristal Rayakan 100 Tahun Anniversary

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: