Kenali Ciri-ciri Dunning Kruger Effect, Pembual yang Tampak Meyakinkan

Pintar membual, mungkin jadi kalimat yang pas untuk menggambarkan fenomena Dunning Kruger Effect. Seseorang yang memiliki kepribadian Dunning Kruger memang cenderung suka membual, melebih-lebihkan, meski sebenarnya yang mereka katakan tak pernah benar-benar terjadi.

Orang dengan Dunning Kruger Effect kerap merasa lebih baik dan lebih unggul, walaupun pengetahuan atau kemampuan mereka sebenarnya tak sejago itu. Pokoknya, yang penting adalah bisa ngomong dahulu, urusan setelahnya itu nanti.

Baca juga: Kenali Gejala Narcissistic Personality Disorder yang Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental

Melansir dari Healthline, fenomena itu dinamai Dunning Kruger Effect tak lepas dari dua psikolog yang mendalami kajian ini, yakni David Dunning dan Justin Kruger. Efek ini telah diteliti lama karena membuat manusia mengalami bias kognitif.

Bias kognitif itulah yang kemudian membuat orang-orang suka melebih-lebihkan pengetahuan atau kemampuan mereka meski sebenarnya tidak punya pengalaman sama sekali. Ibarat istilah, tong kosong nyaring bunyinya.

Dalam psikologi, bias kognitif itu mengacu pada keyakinan tidak berdasar yang mungkin kita miliki, tetapi sering kali tanpa disadari. Hal ini pula yang membuat orang-orang dengan Dunning Kruger Effect tidak menyadari kompetensi sebenarnya yang mereka miliki.

Ada beberapa kemungkinan mengapa orang-orang mengalami fenomena Dunning Kruger Effect. Pertama, orang dengan Dunning Kruger Effect umumnya selalu merasa bahwa dirinya telah belajar banyak.

Mereka merasa pengetahuannya telah cukup sehingga tidak menyadari bahwa ada kemungkinan ilmu yang dimilikinya masih rendah dibanding orang lain. Bias ini kemudian membuat mereka jadi pintar membual.

Selain itu, orang-orang dengan Dunning Kruger Effect juga tidak memiliki pikiran terbuka. Mereka menutup diri untuk menerima kritik karena merasa sudah bisa dan ahli. Padahal, bisa jadi mereka melakukan kesalahan.

Di sisi lain, Dunning Kruger Effect juga membuat berkurangnya metakognisi seseorang. Metakognisi adalah kemampuan untuk mengetahui hal yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh diri sendiri. Kurangnya metakognisi membuat mereka lebih senang melebih-lebihkan diri sendiri.

Oleh karena itu, beberapa ciri khusus pun biasanya muncul ketika orang sudah terkena fenomena Dunning Kruger Effect. Berikut beberapa ciri-cirinya.

• Melebih-lebihkan pengetahuan atau kemampuan diri
• Tidak bisa mengenali kemampuan atau keahlian diri sendiri maupun orang lain
• Tidak menerima kritik dari orang lain
• Tidak bisa mengenali kekurangan diri sendiri

Dampak Dunning Kruger Effect

Dengan kemampuannya yang pintar membual, orang-orang dengan Dunning Kruger Effect mungkin bisa membuat orang lain mudah percaya. Namun, seperti pisau bermata dua, efek buruk dari kelakuan mereka justru akan terjadi pada masa depan.

Saat orang lain mulai mengetahui bahwa kemampuan yang dimiliki tidak sebesar omongannya, orang dengan Dunning Kruger Effect bisa dikucilkan dan tidak dipercaya lagi.

Teori Dunning Kruger Effect di dalam bisnis dan manajemen telah menerangkan itu. Orang-orang dengan Dunning Kruger Effect justru kesulitan memenuhi target pekerjaan mereka sendiri. Mereka juga sulit menerima kritik yang konstruktif sehingga butuh waktu lebih lama dalam beradaptasi.

Hal ini secara jangka panjang akan membuat orang-orang Dunning Kruger Effect sulit untuk mengembangkan diri. Mereka juga bisa menghancurkan relasi yang baik dengan orang lain karena sikap tidak mau mengakui kehebatan orang lain dan hanya menganggap diri sendiri yang paling ahli.

Kendali diri pun juga akan makin berkurang karena sikap optimistis yang terlalu tinggi. Bias tersebut lagi-lagi membuat mereka mempersulit dirinya sendiri.

Laporan Healthline menyebut orang-orang dengan Dunning Kruger Effect perlu lebih banyak merenung dan introspeksi diri. Merefleksikan kesalahan akan membuat mereka bisa belajar dan bergerak maju ke depan.

Orang-orang dengan Dunning Kruger Effect juga mesti lebih terbuka terhadap orang lain, termasuk jika ada yang mengkritik dirinya. sering-seringlah bertanya menganai kemampuan diri dan berfokus pada hal-hal penting saja yang memang dikuasainya.

Baca juga: Masuk Kategori Gangguan Mental, Kenali Gejala & Cara Mengobati Kleptomania

Terakhir, teruslah belajar untuk mendapatkan informasi lebih banyak. Sebab, masih ada banyak hal baru yang perlu dipelajari. Apapun bidangnya, hampir selalu ada update ilmu baru yang berkembang sesuai zaman.

Editor: Fajar Sidik