ilustrasi kesemutan di tangan (Foto oleh Anete Lusina dari Pexels)

Sering Kesemutan? Waspada Gejala Saraf Terjepit

21 July 2021   |   13:18 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Apakah Genhype sering merasa kesemutan, kebas atau baal yang terasa di tangan atau kaki? Perlu waspada, bisa jadi kalian mengalami saraf kejepit yang mengenai sensorik rasa. Selain itu, beberapa gejala lain dari saraf kejepit, yaitu gerak melemah, serta mengalami gangguan buang air kecil dan buang air besar.

Umumnya, saraf terjepit atau hernia nukleus pulposus (HNP) dapat terjadi pada semua ruas tulang belakang, tetapi yang paling sering terjadi pada segmen lumbal atau pinggang serta pada ruas leher. 

Saraf terjepit ini juga bisa mengenai segala usia, baik muda maupun tua. Pada usia muda umumnya disebabkan oleh cedera dan beban berat pada tulang belakang sehingga menyebabkan penonjolan bantalan tulang atau diskus intervertebrali, sedangkan pada usia tua disebabkan proses degenerasi, dan hilangnya elastisitas batalan tulang.  

Faktor risikonya cukup banyak mulai dari usia, cedera (baik jatuh akibat kecelakaan atau olahraga), aktivitas dan pekerjaan (duduk lama, mengangkat atau menarik beban yang berat, sering memutar punggung atau membungkuk).

Bisa juga dikarenakan latihan fisik terlalu berat dan berlebihan, terpapar getaran yang konstan, olahraga berat, merokok, berat badan berlebihan, dan batuk dalam waktu yang lama.

Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, SpKP, Ketua Indonesian Neurosurgical Pain Society mengatakan, nyeri akibat saraf terjepit dapat mengganggu aktivitas harian penderitanya. Biasanya saat nyeri ini sudah berlangsung lama, penderitanya mulai mencari solusi untuk mengatasi nyerinya.

 “Kini dunia medis sudah berkembang semakin maju dengan adanya Interventional Pain Management (IPM) yang menerapkan teknik-teknik intervensi untuk menangani nyeri subakut, kronik, persisten, dan nyeri yang sulit diatasi, baik secara independen maupun bersama dengan modalitas terapi lainnya,” paparnya.

Teknologi IPM ini dapat berupa injeksi kortikosteroid, radiofrekuensi ablasi, laser, kateter RACZ, endoskopi tulang belakang, dan yang paling terbaru adalah DiscFX.

“Semua teknologi ini akan membantu menangani nyeri tulang belakang yang menjadi salah satu keluhan utama penderitanya saat berkonsultasi dengan dokter,” jelasnya.

Saat ini saraf terjepit dapat ditangani tanpa perlu rawat inap, dan proses pemulihannya cepat.  Selain itu, biaya jauh lebih terjangkau dibandingkan operasi terbuka dulu.

Dr. Danu Rolian, SpBS, memaparkan salah satu Teknik IPM untuk mengatasi nyeri tanpa operasi adalah dengan menggunakan kateter RACZ yang berukuran mikro, yang akan dimasukkan ke dalam rongga epidural di tulang belakang.

“Kateter RACZ ini juga disebut dengan neuroplasty epidural yang akan menghantarkan obat-obatan tertentu untuk membantu mengurangi peradangan atau iritasi saraf sehingga nyeri menjadi berkurang atau mereda.  Prosedur kateter RACZ ini hanya membutuhkan waktu 30-45 menit, sehingga tidak perlu rawat inap sehingga pasien bisa langsung pulang,” ujarnya.

Teknologi IPM terbaru lainnya adalah teknologi DiscFX yang dapat mengatasi jepitan saraf tulang belakang sehingga nyeri bisa tuntas.  Menurutnya, tindakan melalui teknologi ini hanya memerlukan sayatan kecil sehingga biusnya cukup lokal saja dan tanpa rawat inap.

“Proses tindakan juga cepat dan dapat dilakukan pada beberapa bantalan tulang yang menonjol sekaligus,” ujarnya.

 Dibandingkan dengan teknologi sebelumnya, DiscFX ini dapat memberikan perbaikan kualitas hidup penderita saraf terjepit lebih baik karena dapat terbebas dari siksaan nyeri akibat saraf terjepit.

Editor: Dika Irawan
 

SEBELUMNYA

Ilmuwan India Kembangkan Bahan Layar Ponsel yang Bisa Self-Healing

BERIKUTNYA

Ingin Mewaralabakan Bisnis? Ikuti 5 Tahapan Ini Biar Cepat Sukses

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: