6 Hal yang Diinginkan Generasi Milenial di Dunia Kerja
01 May 2023 |
17:30 WIB
1
Like
Like
Like
Generasi milenial memiliki perbedaan dalam mencari kerja jika dibandingkan dengan generasi yang lebih tua. Bagi mereka, bekerja lebih dari sekedar mencari pendapatan. Mereka menginginkan eksistensi diri ketika berada di sebuah perusahaan.
Chairman and CEO Gallup, Jim Clifton mengatakan generasi milenial benar-benar berbeda jika dibandingkan dengan generasi lainnya. “Generasi Millenial akan mengubah dunia secara meyakinkan lebih dari generasi lainnya,” katanya dalam laporan berjudul How Millenials Want to Work and Live.
Menurutnya, generasi ini akan terus mengganggu cara dunia berkomunikasi, bagaimana membaca, menulis, dan berhubungan. Milenial akan mengganggu ritel, perhotelan, real estat dan perumahan, transportasi, hiburan dan perjalanan.
Baca juga: Hypereport: Dunia Kerja Generasi Muda, Antara Kemudahan, Kesenangan & Delusional
Dia menambahkan, generasi milenial juga dapat mengubah pendidikan tinggi secara radikal. Generasi ini mengubah tatanan sosial Amerika Serikat dan dunia. Mereka memutuskan untuk menunda pernikahan dan memiliki anak.
Masih dalam laporan yang sama, berikut laporan Gallup tentang keinginan generasi milenial terkait pekerjaan yang akan dijalaninya:
Bagi milenial, pekerjaan pasti memiliki suatu makna. Mereka ingin bekerja untuk organisasi yang memiliki misi dan tujuan. Kondisi ini berbeda jika dibandingkan dengan baby boomer yang tidak selalu membutuhkan makna dalam pekerjaan.
Generasi baby boomer hanya menginginkan gaji. Sementara misi dan tujuan adalah 100 persen keluarga dan komunitas. Laporan ini menunjukkan milenial menilai bahwa kompensasi penting dan harus adil, tapi bukan lagi sebagai driver.
Laporan ini menemukan bahwa sebagian besar milenial tidak peduli dengan segala hal yang banyak ditemukan di tempat kerja saat ini, seperti meja pingpong, mesin pembuat kopi mewah, makanan gratis untuk menciptakan kepuasan kerja, dan sebagainya. Bagi mereka, tujuan dan pengembangan yang didapat dari perusahaan adalah pendorong yang diperlukan.
Peran bos gaya lama adalah komando dan kontrol. Gaya tersebut tidak diinginkan oleh generasi milenial. Laporan Gallup menunjukkan bahwa generasi ini peduli tentang memiliki manajer yang dapat melatih mereka.
Tidak hanya itu, atas mereka juga peduli dalam memiliki atasan yang menghargai mereka sebagai orang dan karyawan, serta membantu mereka memahami dan membangun kekuatan mereka.
Mereka terbiasa dengan komunikasi dan umpan balik yang konstan. Laporan ini bahkan menyebutkan Ulasan tahunan tidak lagi berfungsi terhadap generasi milenial.
Laporan yang dikeluarkan oleh Gallup menemukan bahwa kelemahan tidak pernah berkembang menjadi kekuatan bagi individu. Sementara keunggulan yang dimiliki dapat berkembang tanpa batas. Kondisi ini adalah penemuan terbesar yang pernah dibuat tentang masalah pengembangan manusia di tempat kerja.
Jadi, organisasi seharusnya tidak mengabaikan kelemahan. Sebaliknya, mereka harus meminimalkan kelemahan dan memaksimalkan kekuatan.
Perusahaan menuliskan, salah satu penemuan terpenting Gallup adalah setiap orang di dunia menginginkan pekerjaan yang baik, terutama bagi milenial. Berbeda dengan yang lebih tua, generasi ini akan mempertanyakan tentang penghargaan terhadap kekuatan dan kontribusinya.
Tidak hanya itu, milenial juga akan mempertanyakan tentang kemungkinan perusahaan yang akan dimasukinya dalam memberikan kesempatan melakukan yang terbaik setiap hari atau tidak. Kondisi itu dapat terjadi karena pekerjaan bukan sekedar pekerjaan. Namun, merupakan hidup mereka.
Baca juga: 3 Alasan Milenial dan Gen Z Pilih Kerja di Startup
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Chairman and CEO Gallup, Jim Clifton mengatakan generasi milenial benar-benar berbeda jika dibandingkan dengan generasi lainnya. “Generasi Millenial akan mengubah dunia secara meyakinkan lebih dari generasi lainnya,” katanya dalam laporan berjudul How Millenials Want to Work and Live.
Menurutnya, generasi ini akan terus mengganggu cara dunia berkomunikasi, bagaimana membaca, menulis, dan berhubungan. Milenial akan mengganggu ritel, perhotelan, real estat dan perumahan, transportasi, hiburan dan perjalanan.
Baca juga: Hypereport: Dunia Kerja Generasi Muda, Antara Kemudahan, Kesenangan & Delusional
Dia menambahkan, generasi milenial juga dapat mengubah pendidikan tinggi secara radikal. Generasi ini mengubah tatanan sosial Amerika Serikat dan dunia. Mereka memutuskan untuk menunda pernikahan dan memiliki anak.
Masih dalam laporan yang sama, berikut laporan Gallup tentang keinginan generasi milenial terkait pekerjaan yang akan dijalaninya:
1. Generasi Millenial Tidak Hanya Bekerja untuk Gaji – Mereka Menginginkan Tujuan.
Bagi milenial, pekerjaan pasti memiliki suatu makna. Mereka ingin bekerja untuk organisasi yang memiliki misi dan tujuan. Kondisi ini berbeda jika dibandingkan dengan baby boomer yang tidak selalu membutuhkan makna dalam pekerjaan.Generasi baby boomer hanya menginginkan gaji. Sementara misi dan tujuan adalah 100 persen keluarga dan komunitas. Laporan ini menunjukkan milenial menilai bahwa kompensasi penting dan harus adil, tapi bukan lagi sebagai driver.
2. Milenial Tidak Mengejar Kepuasan Kerja - Mereka Mengejar Pengembangan.
Laporan ini menemukan bahwa sebagian besar milenial tidak peduli dengan segala hal yang banyak ditemukan di tempat kerja saat ini, seperti meja pingpong, mesin pembuat kopi mewah, makanan gratis untuk menciptakan kepuasan kerja, dan sebagainya. Bagi mereka, tujuan dan pengembangan yang didapat dari perusahaan adalah pendorong yang diperlukan.
3. Milenial Tidak Menginginkan Bos - Mereka Menginginkan Pelatih.
Peran bos gaya lama adalah komando dan kontrol. Gaya tersebut tidak diinginkan oleh generasi milenial. Laporan Gallup menunjukkan bahwa generasi ini peduli tentang memiliki manajer yang dapat melatih mereka.Tidak hanya itu, atas mereka juga peduli dalam memiliki atasan yang menghargai mereka sebagai orang dan karyawan, serta membantu mereka memahami dan membangun kekuatan mereka.
4. Generasi Millenial Tidak Menginginkan Ulasan Tahunan — Mereka Menginginkan Percakapan yang Berkelanjutan.
Berbeda dengan generasi yang lebih tua dalam berkomunikasi. Generasi milenial lebih memilih komunikasi yang real time dan berkelanjutan daripada ulasan tahunan yang kerap dilakukan oleh perusahaan.Mereka terbiasa dengan komunikasi dan umpan balik yang konstan. Laporan ini bahkan menyebutkan Ulasan tahunan tidak lagi berfungsi terhadap generasi milenial.
5. Generasi Milenial Tidak Ingin Memperbaiki Kelemahan - Mereka Ingin Mengembangkan Kekuatan Mereka.
Laporan yang dikeluarkan oleh Gallup menemukan bahwa kelemahan tidak pernah berkembang menjadi kekuatan bagi individu. Sementara keunggulan yang dimiliki dapat berkembang tanpa batas. Kondisi ini adalah penemuan terbesar yang pernah dibuat tentang masalah pengembangan manusia di tempat kerja.Jadi, organisasi seharusnya tidak mengabaikan kelemahan. Sebaliknya, mereka harus meminimalkan kelemahan dan memaksimalkan kekuatan.
6. Ini Bukan Hanya Pekerjaan Saya - Ini Hidup Saya.
Perusahaan menuliskan, salah satu penemuan terpenting Gallup adalah setiap orang di dunia menginginkan pekerjaan yang baik, terutama bagi milenial. Berbeda dengan yang lebih tua, generasi ini akan mempertanyakan tentang penghargaan terhadap kekuatan dan kontribusinya.Tidak hanya itu, milenial juga akan mempertanyakan tentang kemungkinan perusahaan yang akan dimasukinya dalam memberikan kesempatan melakukan yang terbaik setiap hari atau tidak. Kondisi itu dapat terjadi karena pekerjaan bukan sekedar pekerjaan. Namun, merupakan hidup mereka.
Baca juga: 3 Alasan Milenial dan Gen Z Pilih Kerja di Startup
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.