Ryuichi Sakamoto meninggalkan banyak karya semasa hidupnya. Salah satunya yakni film The Last Emperor. (Sumber gambar : IMDb)

The Last Emperor, Film Peraih Oscar yang Ikut Digarap Ryuichi Sakamoto

03 April 2023   |   18:41 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Like
Kematian Komposer Ryuichi Sakamoto menjadi duka mendalam bagi dunia musik hingga perfilman. Kiprahnya dalam panggung seni ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Dia meninggalkan banyak karya semasa hidupnya. Salah satunya yakni film The Last Emperor. 

Sakamoto tercatat sebagai penata musik sekaligus pemeran di film yang memenangkan banyak penghargaan, termasuk Piala Oscar tersebut. Dia berperan sebagai Amakasu, letnan Angkatan Darat Jepang yang menyelundupkan mantan kaisar Qing Pu Yi dari konsesi asing di Tianjin ke Manchuria.

The Last Emperor memang menyita perhatian insan perfilman ketika dirilis 1987. Drama sejarah besutan sutradara Bernardo Bertolucci itu bercerita tentang Pu Yi, kaisar terakhir Tiongkok yang mendapat tahta pada usia dini, yakni tiga tahun. 

Baca juga: Profil Ryuichi Sakamoto, Komposer Legendaris di Balik Serial Anime Exception

Mengutip Jodo Institute, Film ini dibuka dengan cerita panjang tentang masa kecil Pu Yi (Richard Vuu). Anak yang kebingungan itu menjalani upacara penobatan dan diperkenalkan kepada ratusan kasim dan pelayan istana yang berlindung di bawah Kota Terlarang.

Berjubah kuning kekaisaran dan ditempatkan di Tahta Naga, Pu Yi kecil menjadi Kaisar Quing ke-10, penguasa hampir separuh penduduk dunia. Satu-satunya sosok yang dikenal Puyi adalah perawatnya, Ar Mo (Jade Go). 

Jabatannya sebagai kaisar tidak berlangsung lama. Menerima tahta 1908, pada 1911 terjadi revolusi yang menggulingkan dinasti Qing. Tiongkok yang berupa kerajaan kini beralih menjadi republik. 

Pada 1919, Pu Yi (yang diperankan Tao Wu) bertemu orang Skotlandia Reginald F. Johnston (Peter O'Toole) yang kemudian menjadi gurunya. Johnston menceritakan tentang dunia di luar Kota Terlarang terhadap remaja itu. 

Kendati demikian, pada 1924, Pu Yi, keluarga, hingga pelayannya diperintahkan untuk meninggalkan Kota Terlarang. Dia dan istrinya tinggal di daerah pendudukan Jepang di Tianjin, di mana mereka menikmati gaya hidup santai dan kosmopolitan. 

Pu Yi dikenal sebagai Henry dan Wan Jung (Joan Chen) yang merupakan istri pertamanya, dipanggil Elizabeth. Beberapa saat setelah Johnston kembali ke Barat, Pu Yi melakukan perjalanan ke negara boneka Jepang, Manchukuo di Manchuria. Pada 1934 dia diangkat sebagai kaisar boneka di negara itu

Namun demikian, Pu Yi ditangkap oleh pasukan Rusia setelah jatuhnya Jepang dalam Perang Dunia II pada 1945. Diselingi dengan kilas balik, Pu Yi belajar untuk pertama kali dalam hidupnya untuk mengurus kebutuhan pribadinya sendiri dan dia meninggalkan kerja samanya dengan Jepang. 

Pu Yi dibebaskan pada 1959 dan menjadi tukang kebun. Ya, tidak pernah disangka seorang mantan kaisar menjadi tukang kebun. Bahkan di dalam adengan terakhir The Last Emperor, Pu Yi terlihat mengunjungi Kota Terlarang sebagai turis. Uniknya, 20 tahun kemudian seorang pemandu wisata membawa turis Amerika ke ruang singgasana istana.

Kaisar Terakhir didasarkan pada otobiografi Pu Yi, From Emperor to Citizen yang diterbitkan dalam bahasa Inggris pada 1964-1965. Film Bertolucci dibuat dengan restu dari pemerintah China, yang memberinya izin untuk syuting di Kota Terlarang.

The Last Emperor dibuat bukan sebagai propaganda. Ini sangat seimbang pada banyak rezim yang dicakupnya, dan ada adegan yang sangat efektif di mana seorang guru komunis yang setia dari kamp kerja paksa Pu Yi, tanpa alasan yang jelas dinyatakan sebagai musuh Revolusi Kebudayaan.

Cerita sejarah Kekaisaran China yang dibalut cukup apik ini lantas menyapu bersih Academy Awards atau Piala Oscar ke-60. Film The Last Emperor memenangkan kategori Best Picture, Best Director. Kemudian Best Writing, Screenplay Based on Material from Another.

Kategori lain yang diraih yakni Best Art Direction-Set Decoration, Best Cinematography,  Best Costume Design, Best Film Editing, Best Music, Original Score, dan Best Sound. Film ini juga meraih penghargaan Best Film dari BAFTA Award. 

Baca juga: Mengenang Ryuichi Sakamoto, Sang Pelopor Musik Elektronik

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

5 Makanan Super Agar Kenyang Lebih Lama Saat Puasa

BERIKUTNYA

Menginap di Batiqa Hotels, Bisa Dapat Kue dan Kopi atau Teh Secara Gratis Loh

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: