Menyulap Limbah Kain Jadi Fesyen yang Inovatif
23 March 2023 |
18:00 WIB
Isu keberlanjutan atau sustainability kini makin banyak digaungkan para desainer. Betapa tidak, fesyen merupakan salah satu industri yang paling banyak mencemari lingkungan mulai dari limbah pewarnaan, hingga limbah material tekstil yang sebagian besar tidak ramah lingkungan.
Tak heran bila makin banyak fesyen desainer yang menghadirkan sustainable fashion, dengan memanfaatkan bahan-bahan sisa dan limbah, serta menggunakan pewarnaan alami dalam mengembangkan produk fesyen mereka.
Pemanfaatan bahan atau kain sisa yang mengusung wawasan eco conscious ini juga mendapatkan perhatian khusus dari sekolah mode Esmod, Jakarta. Tak heran bila para desainer lulusan Esmod mulai banyak yang memproduksi karya fesyen dengan menggunakan material bekas.
Rosaline Riwena Rianto, desainer yang juga alumni Esmod Jakarta mengatakan bahwa fesyen dari bahan sisa tersebut selain dapat membantu mengurangi limbah kain di bumi, sekaligus membangkitkan kreativitas.
“Dengan keterbatasan bahan, maka para desainer akan didorong untuk berpikir lebih kreatif memaksimalkan penggunaan material sisa tersebut untuk menghasilkan sesuatu yang unik dan indah,” jelasnya.
Adapun material yang saat ini paling sering digunakan adalah dari produk fesyen yang sudah rusak atau tidak digunakan lagi seperti jeans, denim, tas, dan gaun yang sudah lama. Namun, ke depan menurutnya tidak menutup kemungkinan mendaur ulang gorden ataupun sprei.
Menurutnya, salah satu produk fesyen paling berkesan dari koleksinya adalah ketika dirinya mendaur ulang jeans dan denim yang sudah rusak. Bahan bekas tersebut dikumpulkan dengan cara meletakkan box donasi di Esmod Jakarta dan mempromosikannya di social media agar orang-orang dapat menyumbangkan jeans bekas mereka.
“Momen yang paling berkesan adalah saat saya mulai menggunting dan merombak denim dan jeans bekas, serta saat menyusun dan mencoba mencocokkan perpaduan warna dari kain yang ada dengan desain saya,” jelasnya.
Sebab, setelah perpaduan bahannya selesai ternyata menghasilkan produk fesyen yang menawan yang dihasilkan dari baju-baju bekas ini. Modelnya adalah dress menjuntai dengan potongan asimetris di bagian depan dengan detail kain kain terbakar di bagian depan.
“Saya ingin menunjukkan bahwa dengan kain denim dan jeans bekas, kita bisa membuat sesuatu yang benar-benar baru dan indah,” ucapnya.
Untuk saat ini produk yang dihasilkan hanya untuk diperkenalkan ke publik sehingga masih dipakai untuk peminjaman dan show saja. Sebelumnya sudah pernah ditampilkan di JF3, dan juga ditampilkan di 2 episode Indonesia’s Next Top Model cycle 3 yang digunakan oleh salah satu juri yaitu Ayu Gani dan 3 model lainnya.
Tak heran bila makin banyak fesyen desainer yang menghadirkan sustainable fashion, dengan memanfaatkan bahan-bahan sisa dan limbah, serta menggunakan pewarnaan alami dalam mengembangkan produk fesyen mereka.
Pemanfaatan bahan atau kain sisa yang mengusung wawasan eco conscious ini juga mendapatkan perhatian khusus dari sekolah mode Esmod, Jakarta. Tak heran bila para desainer lulusan Esmod mulai banyak yang memproduksi karya fesyen dengan menggunakan material bekas.
Rosaline Riwena Rianto, desainer yang juga alumni Esmod Jakarta mengatakan bahwa fesyen dari bahan sisa tersebut selain dapat membantu mengurangi limbah kain di bumi, sekaligus membangkitkan kreativitas.
“Dengan keterbatasan bahan, maka para desainer akan didorong untuk berpikir lebih kreatif memaksimalkan penggunaan material sisa tersebut untuk menghasilkan sesuatu yang unik dan indah,” jelasnya.
Adapun material yang saat ini paling sering digunakan adalah dari produk fesyen yang sudah rusak atau tidak digunakan lagi seperti jeans, denim, tas, dan gaun yang sudah lama. Namun, ke depan menurutnya tidak menutup kemungkinan mendaur ulang gorden ataupun sprei.
Menurutnya, salah satu produk fesyen paling berkesan dari koleksinya adalah ketika dirinya mendaur ulang jeans dan denim yang sudah rusak. Bahan bekas tersebut dikumpulkan dengan cara meletakkan box donasi di Esmod Jakarta dan mempromosikannya di social media agar orang-orang dapat menyumbangkan jeans bekas mereka.
“Momen yang paling berkesan adalah saat saya mulai menggunting dan merombak denim dan jeans bekas, serta saat menyusun dan mencoba mencocokkan perpaduan warna dari kain yang ada dengan desain saya,” jelasnya.
Sebab, setelah perpaduan bahannya selesai ternyata menghasilkan produk fesyen yang menawan yang dihasilkan dari baju-baju bekas ini. Modelnya adalah dress menjuntai dengan potongan asimetris di bagian depan dengan detail kain kain terbakar di bagian depan.
“Saya ingin menunjukkan bahwa dengan kain denim dan jeans bekas, kita bisa membuat sesuatu yang benar-benar baru dan indah,” ucapnya.
Untuk saat ini produk yang dihasilkan hanya untuk diperkenalkan ke publik sehingga masih dipakai untuk peminjaman dan show saja. Sebelumnya sudah pernah ditampilkan di JF3, dan juga ditampilkan di 2 episode Indonesia’s Next Top Model cycle 3 yang digunakan oleh salah satu juri yaitu Ayu Gani dan 3 model lainnya.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.