Tas Ransel Bakal Jadi Penghasil Listrik
09 May 2021 |
21:25 WIB
Bagi yang biasa berpetualang dan pendaki gunung, tas model ransel sudah menjadi peralatan wajib guna membawa berbagai barang yang diperlukan, yang sering cukup memberatkan. Dewasa ini, benda-benda elektronik portabel juga sudah menjadi barang penting yang dibawa ke luar ruangan.
Para pelancong khususnya kaum backpacker, biasanya menginginkan ransel yang kuat tetapi ringan. Menyandang ransel yang terlalu berat bisa membebani pundak, dan membikin nyeri punggung dan leher.
Para petualang di alam bebas tentu jauh dari pasokan listrik, sehingga berharap ransel yang dipakainya juga mampu memanen energi mekanis yang dilepaskan ketika berjalan.
Energi mekanis ini bisa dikonversi menjadi energi listrik untuk memasok berbagai perangkat elektronik portabel, seperti ponsel, GPS, atau peranti sandangan (wearable).
Beberapa peneliti sebelumnya sudah menggunakan TENG (triboelectric nanogenerator), yang dapat mengubah energi mekanis dari pejalan kaki menjadi energi listrik untuk membuat ransel pemanen energi. Namun keluaran energi ransel seperti ini masih relatif rendah, dan masih membebani pemakainya.
Para peneliti dari China dan Amerika Serikat, antara lain dari Universitas Tsinghua, Universitas Geosains China, Akademi Sains China, dan Institut Teknologi Georgia (Amerika Serikat), telah menciptakan purwarupa ransel pemanen energi yang diharapkan dapat mengatasi keterbatasan yang sebelumnya ditemukan pada ransel serupa.
Para peneliti yang dipimpin oleh Zhong Lin Wang dan Jia Cheng ini mengintegrasikan dua elastomer (polimer elastis) ke dalam ransel. Elastomer ini dapat mengerut dan meregang, dan menjaga kemantapan ransel selagi disandang oleh pemakainya. Penggunaan elastomer dapat mengurangi beban ransel terhadap pemakainya sampai 20%.
Sementara itu, penggunaan TENG di dalam ransel purwarupa itu mengubah energi mekanis menjadi listrik, dengan efisiensi 14%.
Dalam laporannya yang berjudul Power Backpack for Energy Harvesting and Reduced Load Impact, para peneliti menyebutkan bahwa ransel tersebut dapat menjadi sumber daya buat beberapa jenis perangkat elektronik portabel, seperti lampu LED, jam tangan listrik, dan lampu neon.
Laporan tersebut telah diterbitkan dalam jurnal ACS Nano tanggal 3 Februari 2021. ACS Nano adalah jurnal yang dipublikasikan oleh American Chemical Society.
Tim peneliti China dan Amerika Serikat ini mengharapkan ransel rancangan mereka ini akan berguna untuk para atlet, penjelajah, dan pencari dan penyelamat bencana yang bekerja di lapangan dan pelosok tanpa pasokan listrik memadai.
Peningkatan selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan efisiensi konversi energi, sehingga ransel ini juga bisa memasok daya buat peranti portabel yang lebih haus energi, seperti peranti sandangan, GPS, ponsel, dan sensor perawatan kesehatan.
Editor: Purboyo
Para pelancong khususnya kaum backpacker, biasanya menginginkan ransel yang kuat tetapi ringan. Menyandang ransel yang terlalu berat bisa membebani pundak, dan membikin nyeri punggung dan leher.
Para petualang di alam bebas tentu jauh dari pasokan listrik, sehingga berharap ransel yang dipakainya juga mampu memanen energi mekanis yang dilepaskan ketika berjalan.
Energi mekanis ini bisa dikonversi menjadi energi listrik untuk memasok berbagai perangkat elektronik portabel, seperti ponsel, GPS, atau peranti sandangan (wearable).
Beberapa peneliti sebelumnya sudah menggunakan TENG (triboelectric nanogenerator), yang dapat mengubah energi mekanis dari pejalan kaki menjadi energi listrik untuk membuat ransel pemanen energi. Namun keluaran energi ransel seperti ini masih relatif rendah, dan masih membebani pemakainya.
Para peneliti dari China dan Amerika Serikat, antara lain dari Universitas Tsinghua, Universitas Geosains China, Akademi Sains China, dan Institut Teknologi Georgia (Amerika Serikat), telah menciptakan purwarupa ransel pemanen energi yang diharapkan dapat mengatasi keterbatasan yang sebelumnya ditemukan pada ransel serupa.
Para peneliti yang dipimpin oleh Zhong Lin Wang dan Jia Cheng ini mengintegrasikan dua elastomer (polimer elastis) ke dalam ransel. Elastomer ini dapat mengerut dan meregang, dan menjaga kemantapan ransel selagi disandang oleh pemakainya. Penggunaan elastomer dapat mengurangi beban ransel terhadap pemakainya sampai 20%.
Sementara itu, penggunaan TENG di dalam ransel purwarupa itu mengubah energi mekanis menjadi listrik, dengan efisiensi 14%.
prototip tas ransel pemanen energi/American Chemical Society
Dalam laporannya yang berjudul Power Backpack for Energy Harvesting and Reduced Load Impact, para peneliti menyebutkan bahwa ransel tersebut dapat menjadi sumber daya buat beberapa jenis perangkat elektronik portabel, seperti lampu LED, jam tangan listrik, dan lampu neon.
Laporan tersebut telah diterbitkan dalam jurnal ACS Nano tanggal 3 Februari 2021. ACS Nano adalah jurnal yang dipublikasikan oleh American Chemical Society.
Tim peneliti China dan Amerika Serikat ini mengharapkan ransel rancangan mereka ini akan berguna untuk para atlet, penjelajah, dan pencari dan penyelamat bencana yang bekerja di lapangan dan pelosok tanpa pasokan listrik memadai.
Peningkatan selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan efisiensi konversi energi, sehingga ransel ini juga bisa memasok daya buat peranti portabel yang lebih haus energi, seperti peranti sandangan, GPS, ponsel, dan sensor perawatan kesehatan.
Editor: Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.