Naskah Tulang Belulang Tulang dari Indonesiana Film Dapat Investor & Siap Diproduksi
09 March 2023 |
18:30 WIB
Indonesiana Film memperkenalkan salah satu skenario terpilih dari program inkubasi penulisan naskah yang berjudul Tulang Belulang Tulang. Skenario film ini sukses menarik investor Adhya Pictures dan segera diproduksi menjadi sebuah film.
Indonesiana Film merupakan program inkubasi penulisan skenario yang difasilitasi Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek. Program ini telah berjalan sejak 2021 dengan menyasar penulis skenario, produser, dan sutradara film di Indonesia.
Dalam lokakarya tersebut bahkan peserta mendapat pelatihan langsung dari tutor penulisan skenario profesional di bidangnya. Salah satunya dari para sineas asal University of Southern California (USC), Amerika Serikat.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan diproduksinya film tersebut merupakan langkah maju bagi program Indonesiana Film. Pasalnya, skenario terpilih tersebut mengangkat isu dan nilai kearifan lokal yang dapat menjadi daya tarik untuk diangkat menjadi sebuah film.
"Kekhasan dan kedekatan terhadap nilai-nilai yang hidup di masyarakat membuat film [ini] menjadi lebih berwarna, menarik, dan memberikan pengalaman yang unik bagi penonton," kata Hilmar Farid dalam siaran tertulis yang diterima Kamis, (9/3/23).
Sementara itu, Direktur Perfilman Musik dan Media, Ahmad Mahendra, mengatakan bahwa Kemendikbudristek melalui direktoratnya, akan terus mendukung dan memperkuat ekosistem perfilman melalui berbagai program, salah satunya Indonesiana Film.
"Program ini merupakan upaya kami untuk menghasilkan karya-karya naskah berkualitas berbasis kekayaan budaya Indonesia, khususnya kearifan lokal. Dan kita juga butuh lebih banyak dukungan berbagai pihak dan investor untuk turut memajukan ekosistem perfilman Indonesia," kata Mahendra.
Adapun, dari sisi investor Adhya Pictures mengungkap alasan ketertarikan mereka untuk memproduksi skenario Tulang Belulang Tulang. Salah satunya karena naskah tersebut mengangkat kekhasan dari budaya daerah.
“Kami sangat tertarik pada narasi bermuatan lokal yang sarat akan pesan moral. Terlebih dapat mengangkat keunikan maupun kekhasan dari budaya lokal, termasuk suku Batak ini," ungkap perwakilan Adhya Pictures, Ricky Wijaya.
Sang sutradara, Sammaria Sari Simanjuntak mengatakan, skenario Tulang Belulang Tulang memang dibimbing untuk kembali ke esensinya, yakni sebuah cerita keluarga yang sederhana. Pasalnya, cerita yang simpel inilah yang malah membuat investor tertarik untuk membiayai produksi mereka.
"Ternyata [esensi sederhana] ini malah menarik partner investor Adhya Pictures yang membebaskan kita untuk semua urusan kreatif, termasuk casting, karena mereka percaya yang paling menjual dari film ini adalah ceritanya," paparnya dalam postingan di Instagram.
Tak hanya itu, dia pun berharap Direktorat Jenderal Perfilman Musik dan Medi Kemendikbudristek akan terus melanjutkan program Indonesiana. Tentunya agar semakin banyak film-film dengan latar budaya serta lokasi-lokasi lokal yang menggambarkan keragaman Indonesia.
Tulang Belulang Tulang adalah sebuah skenario film panjang komedi road trip yang ditulis oleh Sammaria Sari Simanjuntak dan Lies Nanci Supangkat. Naskah skenario ini mengangkat cerita tentang upacara Mangokal Holi atau pemindahan tulang belulang leluhur.
Pada masyarakat Batak, Mangokal Holi memang menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga yang mampu melaksanakan upacara tersebut. Nantinya film ini akan mengisahkan tentang sebuah keluarga Batak yang ingin melaksanakan tradisi ini, tapi koper berisi tulang belulang Kakek Buyut (Tulang Tua) hilang di bandara saat upacara akan dilangsungkan.
Mereka pun harus segera menemukan tulang belulang tersebut. Sebab, kalau tidak akan dikutuk sang nenek (Opung) dan seluruh keluarga besar yang sudah menunggu siap berpesta di Danau Toba. Perjalanan mencari tulang yang hilang inilah yang menjadi kekuatan dari cerita film ini.
Editor: Indyah Sutriningrum
Indonesiana Film merupakan program inkubasi penulisan skenario yang difasilitasi Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek. Program ini telah berjalan sejak 2021 dengan menyasar penulis skenario, produser, dan sutradara film di Indonesia.
Dalam lokakarya tersebut bahkan peserta mendapat pelatihan langsung dari tutor penulisan skenario profesional di bidangnya. Salah satunya dari para sineas asal University of Southern California (USC), Amerika Serikat.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan diproduksinya film tersebut merupakan langkah maju bagi program Indonesiana Film. Pasalnya, skenario terpilih tersebut mengangkat isu dan nilai kearifan lokal yang dapat menjadi daya tarik untuk diangkat menjadi sebuah film.
"Kekhasan dan kedekatan terhadap nilai-nilai yang hidup di masyarakat membuat film [ini] menjadi lebih berwarna, menarik, dan memberikan pengalaman yang unik bagi penonton," kata Hilmar Farid dalam siaran tertulis yang diterima Kamis, (9/3/23).
Sementara itu, Direktur Perfilman Musik dan Media, Ahmad Mahendra, mengatakan bahwa Kemendikbudristek melalui direktoratnya, akan terus mendukung dan memperkuat ekosistem perfilman melalui berbagai program, salah satunya Indonesiana Film.
"Program ini merupakan upaya kami untuk menghasilkan karya-karya naskah berkualitas berbasis kekayaan budaya Indonesia, khususnya kearifan lokal. Dan kita juga butuh lebih banyak dukungan berbagai pihak dan investor untuk turut memajukan ekosistem perfilman Indonesia," kata Mahendra.
Adapun, dari sisi investor Adhya Pictures mengungkap alasan ketertarikan mereka untuk memproduksi skenario Tulang Belulang Tulang. Salah satunya karena naskah tersebut mengangkat kekhasan dari budaya daerah.
“Kami sangat tertarik pada narasi bermuatan lokal yang sarat akan pesan moral. Terlebih dapat mengangkat keunikan maupun kekhasan dari budaya lokal, termasuk suku Batak ini," ungkap perwakilan Adhya Pictures, Ricky Wijaya.
Sang sutradara, Sammaria Sari Simanjuntak mengatakan, skenario Tulang Belulang Tulang memang dibimbing untuk kembali ke esensinya, yakni sebuah cerita keluarga yang sederhana. Pasalnya, cerita yang simpel inilah yang malah membuat investor tertarik untuk membiayai produksi mereka.
"Ternyata [esensi sederhana] ini malah menarik partner investor Adhya Pictures yang membebaskan kita untuk semua urusan kreatif, termasuk casting, karena mereka percaya yang paling menjual dari film ini adalah ceritanya," paparnya dalam postingan di Instagram.
Tak hanya itu, dia pun berharap Direktorat Jenderal Perfilman Musik dan Medi Kemendikbudristek akan terus melanjutkan program Indonesiana. Tentunya agar semakin banyak film-film dengan latar budaya serta lokasi-lokasi lokal yang menggambarkan keragaman Indonesia.
Tentang Film Tulang Belulang Tulang
Tulang Belulang Tulang adalah sebuah skenario film panjang komedi road trip yang ditulis oleh Sammaria Sari Simanjuntak dan Lies Nanci Supangkat. Naskah skenario ini mengangkat cerita tentang upacara Mangokal Holi atau pemindahan tulang belulang leluhur.Pada masyarakat Batak, Mangokal Holi memang menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga yang mampu melaksanakan upacara tersebut. Nantinya film ini akan mengisahkan tentang sebuah keluarga Batak yang ingin melaksanakan tradisi ini, tapi koper berisi tulang belulang Kakek Buyut (Tulang Tua) hilang di bandara saat upacara akan dilangsungkan.
Mereka pun harus segera menemukan tulang belulang tersebut. Sebab, kalau tidak akan dikutuk sang nenek (Opung) dan seluruh keluarga besar yang sudah menunggu siap berpesta di Danau Toba. Perjalanan mencari tulang yang hilang inilah yang menjadi kekuatan dari cerita film ini.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.