Begini Strategi Mencari Cuan dari Dividen Saham

Dividen merupakan salah satu daya tarik bagi investor yang terjun di dunia saham. Beberapa emiten ada yang membagikan dividen sahamnya setiap tahun. Namun, ada juga beberapa emiten yang membagikan dividen tidak rutin karena alasan tertentu.

Direktur OneShildt Financial Planning, Budi Raharjo, mengatakan bahwa dividen adalah pembagian keuntungan yang dilakukan oleh perusahaan untuk para investornya. Umumnya, dividen berasal dari laba atau keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut.

Dividen akan diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang salam dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Biasanya pembagian dividen dilakukan dengan dua cara. 

Pertama, dividen dibagikan secara tunai. Jika dibagikan secara tunai, pemegang saham akan menerima dalam bentuk mata uang rupiah. Kedua, dalam bentuk saham. Jadi, pemegang saham akan mendapatkan dividen berupa tambahan saham.

Baca juga: Sebelum Berinvestasi Saham, Yuk Lakukan Persiapan Ini dengan Matang

Budi menjelaskan dividen termasuk salah satu keuntungan yang dapat dinikmati investor saham selain capital gain (kenaikan harga). Keuntungan dividen yang lumayan besar membuat dividen bisa menjadi salah satu income tambahan. Jika memiliki strategi investasi yang tepat, dividen yang umumnya dibagikan tahunan tersebut bisa menopang hidup investornya. Namun, agar dividen yang didapat makin besar, investor juga perlu modal yang besar.

Sebagai ilustrasi, investor memiliki pengeluaran bulanan Rp5 juta atau Rp60 juta per tahun. Lalu, suatu saham memberikan dividen setahun senilai Rp5 per lembar saham dengan nilai sahamnya Rp100 per lembar. Maka, dapat dikatakan imbal hasil dari dividen untuk saham tersebut sebesar 5 persen.

Dengan imbal hasil 5 persen tersebut, maka investor membutuhkan modal awal setidaknya Rp1,2 miliar untuk ditaruh di saham tersebut. Jika diasumsikan dividen dibagikan rutin satu tahun dengan imbal hasil yang sama, investor akan mendapatkan Rp60 juta per bulan.

Nilai Dividen Selalu Dinamis

Budi mengingatkan bahwa tidak ada kepastian di dunia saham, termasuk soal dividen. Artinya, bisa saja tahun berikutnya emiten mengubah kebijakan pemberian dividen kepada para investornya. Oleh karena itu, nilai dividen akan selalu dinamis dan berubah setiap tahunnya, bahkan bisa menjadi tidak ada.

“Dividen itu hanya pemanis dari investasi saham. Bisa saja dari RUPS suatu perusahaan menyepakati tidak ada pembagian dividen. Sebaliknya, mungkin saja RUPS membagikan dividen dengan royal,” ujar Budi kepada Hypeabis.id. 
  Menurut Budi, keuntungan dari dividen memang menjadi hal yang sulit dipastikan. Sebab, ada beberapa elemen, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar yang dapat memengaruhi hal tersebut.

Misalnya, besaran dividen kerap dipengaruhi oleh kondisi ekonomi terkini. Jika situasinya sedang buruk, bisa saja perusahaan akan menunda pembagian laba demi keberlangsungan bisnis. Selain itu, kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya-biaya bisnis juga dapat memengaruhi pembagian dividen.

Riset, kata Budi, menjadi hal penting dalam menentukan saham mana yang akan dipilih.Sebab, tidak semua emiten membagikan dividen. Investor yang senang berburu dividen atau dividen hunter perlu lebih cermat dalam memilih emiten pilihannya.

Menurut Budi, salah satu yang perlu dicermati ialah  performa keuangan perusahaan dan kebijakan dividend payout ratio tahunannya. Jika terlihat dividend ratio-nya konsisten dan secara historis perusahaan selalu memberikannya, maka dapat dikatakan bahwa saham tersebut bisa menjadi pilihan bagi investor tipe dividend hunter.

Baca juga: Investor Pemula Catat, Begini Cara Membangun Mental yang Kuat Menghadapi Fluktuasi Harga Saham

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah