Begini Kiat Menghindari Modus Penipuan Berkedok Undangan Nikah
01 February 2023 |
19:30 WIB
Belakangan ini marak pesan Whatsapp berisi tautan undangan pernikahan dari orang tak dikenal. Modus baru ini bertujuan agar korban mengeklik undangan tersebut. Jika terjebak, pelaku akan dengan mudah membobol mobile banking yang ada di gawai korban.
Sebelum ini, modus yang dipakai adalah dengan memalsukan aplikasi kurir pengiriman barang online. Orang yang tidak menyadari hal itu kemudian terjebak dengan mengeklik tautan yang dibagikan. Dengan mudah, pelaku kemudian melakukan peretasan dan membobol uang di m-banking.
Pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengatakan bahwa modus penipuan selalu berkembang setiap saat. Masyarakat perlu waspada dengan cara-cara baru yang muncul agar tidak terjebak dan menjadi korban pengurasan uang.
Alfons menyarankan agar masyarakat fokus kepada jenis file yang dibagikan oleh orang yang tidak dikenal. Jenis fail biasanya ada di bagian akhir dari nama tautan yang dikirim oleh pelaku.
Baca juga: Ini yang Terjadi Saat Penipu Mengirimkan File Virus Lewat Aplikasi Pesan Singkat
Umumnya, undangan pernikahan hanya menyebarkan tautan biasa dan akan mengarahkan orang ke website si pengundang. Namun, pada modus penipuan ini, fail yang dikirim bukanlah tautan ke website, melainkan ke aplikasi yang mencurigakan.
Hal itu bisa dilihat dari nama file yang dikirimkan pelaku. Pada bagian akhir, nama file tersebut berformat .apk, yang mana merupakan tanda bahwa Anda sedang diarahkan menuju aplikasi tertentu.
“Jika diklik lalu diinstal, pelaku akan dengan mudah mencuri kredensial OTP (one time password) dari perangkat korbannya,” ujar Alfons kepada Hypeabis.id.
Gawai sebenarnya sudah memiliki sederet langkah pencegahan agar modus penipuan dapat dihindari. Saat aplikasi tersebut akan diinstal, gawai biasanya akan memunculkan notifikasi peringatan. Notifikasi peringatan tersebut akan otomatis muncul jika pengguna akan menginstal aplikasi dari luar Play Store.
Pasalnya, tindakan tersebut sangat tidak disarankan karena berbahaya dan belum terverifikasi dengan baik. Sayangnya, kata Alfons, masyarakat tidak mempedulikan peringatan tersebut. Mereka tetap menginstal aplikasi berbahaya itu di gawainya.
Kemudian, pada saat aplikasi pertama kali dijalankan, biasanya akan muncul permintaan persetujuan bahwa aplikasi ingin mengakses data sms, dokumen, foto, dan lainnya. Sayangnya, lagi-lagi masyarakat mengeklik tombol setuju.
“Kemungkinan masyarakat tidak terbiasa memperhatikan peringatan-peringatan tersebut dan dengan mudah memberikan persetujuan tanpa membaca dengan teliti,” imbuhnya.
Jika dua peringatan itu sudah lolos, pelaku akan dengan mudah memanfaatkan aplikasi jahat itu untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya.
Dengan asumsi data pengguna m-banking yang sudah bocor, pengguna mesti segera mengganti password dan pin persetujuan transaksi. Dengan cara ini, pelaku kejahatan akan kesulitan mengakses akun m-banking dengan mudah.
Jika masih ragu, kamu bisa mengganti akun m-banking atau memilih penyedia m-banking yang bisa memberikan keamanan lebih baik. Sebab, jika bank menerapkan sistem dan prosedur dengan baik, sebenarnya penjahat juga akan kesulitan mengakses m-banking meski ponsel telah diretas.
Baca juga: 6 Tips Hindari Penipuan Saat Bertransaksi Online
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Sebelum ini, modus yang dipakai adalah dengan memalsukan aplikasi kurir pengiriman barang online. Orang yang tidak menyadari hal itu kemudian terjebak dengan mengeklik tautan yang dibagikan. Dengan mudah, pelaku kemudian melakukan peretasan dan membobol uang di m-banking.
Pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, mengatakan bahwa modus penipuan selalu berkembang setiap saat. Masyarakat perlu waspada dengan cara-cara baru yang muncul agar tidak terjebak dan menjadi korban pengurasan uang.
Alfons menyarankan agar masyarakat fokus kepada jenis file yang dibagikan oleh orang yang tidak dikenal. Jenis fail biasanya ada di bagian akhir dari nama tautan yang dikirim oleh pelaku.
Baca juga: Ini yang Terjadi Saat Penipu Mengirimkan File Virus Lewat Aplikasi Pesan Singkat
Ilustrasi hacker (Sumber gambar: Freepik)
Hal itu bisa dilihat dari nama file yang dikirimkan pelaku. Pada bagian akhir, nama file tersebut berformat .apk, yang mana merupakan tanda bahwa Anda sedang diarahkan menuju aplikasi tertentu.
“Jika diklik lalu diinstal, pelaku akan dengan mudah mencuri kredensial OTP (one time password) dari perangkat korbannya,” ujar Alfons kepada Hypeabis.id.
Gawai sebenarnya sudah memiliki sederet langkah pencegahan agar modus penipuan dapat dihindari. Saat aplikasi tersebut akan diinstal, gawai biasanya akan memunculkan notifikasi peringatan. Notifikasi peringatan tersebut akan otomatis muncul jika pengguna akan menginstal aplikasi dari luar Play Store.
Pasalnya, tindakan tersebut sangat tidak disarankan karena berbahaya dan belum terverifikasi dengan baik. Sayangnya, kata Alfons, masyarakat tidak mempedulikan peringatan tersebut. Mereka tetap menginstal aplikasi berbahaya itu di gawainya.
Kemudian, pada saat aplikasi pertama kali dijalankan, biasanya akan muncul permintaan persetujuan bahwa aplikasi ingin mengakses data sms, dokumen, foto, dan lainnya. Sayangnya, lagi-lagi masyarakat mengeklik tombol setuju.
“Kemungkinan masyarakat tidak terbiasa memperhatikan peringatan-peringatan tersebut dan dengan mudah memberikan persetujuan tanpa membaca dengan teliti,” imbuhnya.
Jika dua peringatan itu sudah lolos, pelaku akan dengan mudah memanfaatkan aplikasi jahat itu untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya.
Dengan asumsi data pengguna m-banking yang sudah bocor, pengguna mesti segera mengganti password dan pin persetujuan transaksi. Dengan cara ini, pelaku kejahatan akan kesulitan mengakses akun m-banking dengan mudah.
Jika masih ragu, kamu bisa mengganti akun m-banking atau memilih penyedia m-banking yang bisa memberikan keamanan lebih baik. Sebab, jika bank menerapkan sistem dan prosedur dengan baik, sebenarnya penjahat juga akan kesulitan mengakses m-banking meski ponsel telah diretas.
Baca juga: 6 Tips Hindari Penipuan Saat Bertransaksi Online
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.