Survei: Mayoritas Masyarakat Indonesia Traveling Lebih dari 5 Kali pada Tahun Ini

Seiring dengan pandemi Covid-19 yang kian kondusif tahun ini, minat masyarakat untuk traveling pun kian besar. Menurut hasil survei PegiPegi dalam laporan Travel Report 2022 menyebutkan bahwa sebanyak 49 persen responden mengaku telah melakukan perjalanan lebih dari lima kali pada tahun ini.

Sedangkan 44 persen lainnya melakukan perjalanan sekitar 2–5 kali sepanjang 2022. Dalam survei tersebut, juga dilaporkan tren durasi perjalanan traveling yang paling banyak diminati masyarakat Indonesia sepanjang tahun ini.

Dari seluruh responden, sebanyak 62 persen dari mereka melakukan traveling selama 1–3 hari dan 26 persen lainnya sekitar 4–7 hari dalam satu kali perjalanan.

Baca juga: Sederet Destinasi Wisata Anti Mainstream di Indonesia, Wajib Masuk Bucketlist Liburan!

"Berdasarkan data tersebut, artinya masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu relatif pendek untuk perjalanan mereka, yang sebagian besar memilih bepergian pada saat weekend," kata Vice President of Commercial and Marketing Pegipegi, Ryan Kartawidjaja.

Survei yang melibatkan sebanyak 450 responden itu juga menemukan sebanyak 60 persen responden memilih bepergian ke luar kota, sedangkan 37 persen di antaranya memutuskan tetap traveling di dalam kota atau domisili tempat tinggal. Sementara itu, sisa responden lainnya memilih traveling ke luar negeri.

Berkaitan dengan partner dalam melakukan perjalanan, hasil survei tersebut menyebutkan bahwa sebanyak 42 persen responden memilih bepergian bersama keluarganya, sedangkan sekitar 25 persen lainnya memilih traveling bersama pasangan dan 18,6 persen dari mereka lebih memilih melakukan solo traveling. Sementara 15 persen responden memilih bepergian dengan teman-temannya.

Ryan menilai, 2022 menjadi momen kebangkitan industri pariwisata. Hal ini, paparnya, ditandai dengan peningkatan pemesanan transportasi dan akomodasi di Pegipegi sepanjang 2022 yang meningkat pesat.

Selain itu, momen kebangkitan pariwisata ini juga didukung oleh sejumlah temuan yang menunjukkan minat masyarakat untuk traveling tetap tinggi. Mulai dari pencarian kata healing yang meningkat 500 persen di Google Search dan menjadi konsep baru dalam dunia travel, tumbuhnya minat wellness-tourism untuk menjaga kesehatan mental dan jasmani, serta sejumlah indikator lainnya.

Tren minat yang tinggi untuk traveling ini juga akan berlanjut hingga tahun depan. Risiko resesi yang diprediksi akan terjadi pada tahun depan rupanya tidak menyurutkan minat masyarakat untuk pergi traveling. Hasil survei tersebut juga menyebutkan sebanyak 80 persen responden tetap berencana melakukan pelesiran meski menyadari potensi resesi pada 2023. 

Bahkan, sekitar 62 persen responden sudah memiliki lebih dari tiga rencana perjalanan untuk tahun depan. Sementara sekitar 19 persen responden belum memutuskan terkait rencana traveling mereka pada 2023.

Terlepas dari konteks risiko resesi, dari hasil survei ini, PegiPegi mencatat adanya kenaikan minat traveling pada masyarakat sebesar 24 persen, jika dibandingkan dengan data pada  2020. 

Dalam laporan itu, responden yang berencana traveling pada 2021 hanya sekitar 56 persen dan 44 persen lainnya belum memutuskan. Hal ini menunjukkan kekhawatiran akan keamanan dan keselamatan terhadap risiko Covid-19 sudah menurun, seiring pulihnya situasi pandemi yang juga menumbuhkan antusiasme masyarakat berwisata.

Begitupun dengan isu resesi ekonomi global yang cenderung tidak menyurutkan minat masyarakat untuk jalan-jalan.

Adapun, mereka yang berencana traveling pada tahun depan, sekitar 62 persen responden mengaku ingin bepergian menuju destinasi domestik. Disusul 33 persen lainnya yang berencana mengombinasikan destinasi domestik dan internasional untuk agenda traveling mereka.


Editor: Indyah Sutriningrum