Kiprah Prita Kemal Gani sebagai pendidik ditunag dalam buku biografi. (sumber gambar Hypeabis.id)

Menilik Kisah Prita Kemal Gani Sebagai Pendidik & Ibu Rumah Tangga

01 December 2022   |   10:49 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Bagi para mahasiswa atau lulusan Public Relations (PR) alias kehumasan, nama Prita Kemal Gani mungkin sudah tidak asing lagi di telinga. Ya, salah satu ikon bidang kehumasan Indonesia ini memang cukup populer sebagai salah satu praktisi pendidik yang mencetak ribuan tenaga humas profesional di banyak perusahaan.

Bermula dari cita-citanya untuk menjadi guru, kiprah  Prita dalam menjalankan misi sebagai pendidik ternyata penuh lika-liku dan hambatan. Hal ini bermula saat dia mendirikan training school di bidang PR yang pada waktu itu terbilang ilmu baru pada 1992. 

Mengandalkan networking dan uang ala kadarnya Prita nekat menyebarkan ilmu di bidang kehumasan dengan menyewa tempat di World Trade Center (WTC) di Pusat Kota Jakarta. Namun, bak gayung bersambut langkah itu ternyata membuka peluang besar dengan hadirnya puluhan murid yang ikut kursus dengannya.

Bahkan, seiring waktu dan beberapa kali mengalami perpindahan tempat, pada 1999 atau satu tahun setelah reformasi tempat kursus itu secara resmi berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi The London School of Public Relation (STIKOM-LSPR). 

Kini, setelah 30  tahun malang-melintang di dunia public relations, hasil usaha dan kerja keras Prita dalam mengenalkan ilmu kehumasan ke masyarakat akhirnya diakui khalayak. Terlebih saat dia diangkat menjadi Ketua Umum Perhimpunan Humas Indonesia (Perhumas) pada 2011-2014.

Catatan perjalanan Prita Kemal Gani dalam memimpin LSPR sejak awal berdiri hingga dikenal  publik seperti sekarang itu dituangkan dengan jelas dalam buku bertajuk Prita Kemal Gani, 30 Tahun Sebagai Pendidik. Multi Peran Menjadi Pemimpin, Tokoh Humas, Istri, dan Ibu.

Ditulis oleh Asteria Elanda, buku setebal 184 halaman ini juga menyajikan sisi lain kehidupan Prita yang jarang diketahui publik. Terungkap di mana dia harus menyeimbangkan antara karier sekaligus ibu rumah tangga dengan tiga orang anak. Sebuah multiperan yang membutuhkan kecakapan dan manajemen waktu yang baik.

Tak hanya itu, buku biografi yang dibagi dalam sepuluh episode ini juga menyajikan kisah perjalanan dan eksistensi Prita dari masa kecil hingga dikenal sebagai ikon humas Indonesia. Pada episode 1 sampai 5 buku ini membahas masa kecil Prita hingga setelah dewasa dia berjibaku mendirikan kampus LSPR. 

Suka duka itu tergambar misalnya saat mulai membuka kursus dengan modal US$300 dolar hingga harus menjual perhiasan untuk membayar honor para dosen. Adapun di episode 6, buku ini membahas mengenai caranya membagi waktu untuk bekerja dengan program work from home (WFH) selama 20 tahun lebih dalam mengajar.

Lalu pada episeode 7 yang berjudul Sebuah Website Kosong menceritakan bagaimana Prita membagikan pengalaman hidupnya yang berharga karena memiliki seorang anak bungsu dengan spektrum autisme. Adapun di episode 8 sampai 10 menceritakan kiprah Prita sebagai tokoh humas sekaligus perspektifnya dalam memandang lembaga yang didirkan pada lanskap global.

Selain menuliskan biografi Prita Kemal Gani, buku yang dicetak Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) itu juga menyajikan berbagai tanggapan dari keluarga, teman, influencer hingga tokoh nasional. Tercatat  Chairul Tanjung, Jusuf Hamka, Rachel Vennya, hingga Prilly Latuconsina memberikan komentar dalam buku tersebut.


Editor: Indyah Sutriningrum

 

SEBELUMNYA

Sedih, Jin BTS Sampaikan Salam Perpisahan di MAMA Awards 2022

BERIKUTNYA

Pertama Kali dalam 36 Tahun, Polandia Tembus 16 Besar Piala Dunia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: