Profil Annie Ernaux, Peraih Nobel Sastra 2022 yang Konsisten Melawan Ketidakadilan
09 October 2022 |
22:00 WIB
Annie Ernaux, penulis asal Prancis yang dikenal dengan karya-karyanya yang tajam dan berani dalam melawan ketidakadilan, berhasil menyabet penghargan paling bergengsi di dunia kepenulisan, yakni Nobel Sastra 2022. Penghargaan itu sebagai buah konsistensinya dalam menyuarakan keadilan lewat novel-novelnya yang dekat dengan realitas kehidupan.
Telah menulis lebih dari 20 buku, Annie Ernaux dikenal dengan novel-novelnya yang sederhana dan menggambarkan pengalaman pribadi dalam sebuah kelas dan gender yang sebagian besar ditulis dalam bentuk autobiografi.
Baca juga: Novelis Tanzania, Abdulrazak Gurnah, Raih Nobel Sastra 2021
Dikutip dari laman nobelpeaceprize.org hadiah tersebut diberikan kepada Annie Ernaux atas keberanian dan ketajaman kritisnya yang dia gunakan untuk mengungkapkan akar, kerenggangan, dan pengekangan kolektif dari ingatan pribadi penulis.
Pengumuman Ernaux menjadi pemenang Nobel Sastra 2022, membuat wanita berumur 82 tahun itu menjadi wanita ke-17 dan orang Prancis ke-16 yang berhasil menggondol penghargaan tersebut sejak mulai diberikan pada orang-orang berpengaruh di dunia pada 1901.
Dikutip dari laman pribadi penulis, annieernaux.org, perempuan kelahiran 1 September 1940 ini, sejak 1974 memang telah menerbitkan 24 buku dan puluhan artikel tentang ketidaksetaraan sosial, pengalaman mengubah kelas melalui pendidikan, hingga pertanyaan mengenai pengalaman hidup.
Karya pertamanya adalah Les Amoires vides atau Cleaned Out, versi bahasa Inggris, sebuah autobiografi yang tidak hanya mengeksplorasi pengalaman hidupnya sendiri, tetapi juga pengalaman generasinya, orang tuanya, para wanita, orang tidak dikenal yang ditemui di ruang publik, atau orang-orang yang tak terlupakan bagi penulis.
Buku-buku karya Ernaux juga disebut memawarkan jendela paling halus dan berwawasan luas dalam kehidupan sosial Prancis modern saat ini. Di mana lewat kalimat-kalimat jernihnya, dia telah menggambarkan perjalanannya dari seorang kelas pekerja ke sosok elit sastra dunia.
Beberapa karya Annie Ernaux yang dapat dijadikan bahan bacaan serta mengukuhkan namanya dalam gelanggang sastra dunia a.l, La Femme gelée, atau A Frozen Woman (1981), La Place atau A Man's Place (1983) Simple Passion (1991), The Possesion (2002), hingga The Years (2008).
"Emmanuel Macron menggunakan inflasi untuk memperlebar kesenjangan kekayaan, serta meningkatkan pendapatan modal dengan mengorbankan sisanya," kata Ernaux dalam sebuah pernyataan tertulis di Jurnal Du Dimanche dikutip dari Reuters, Minggu (9/10).
Baca juga: Siapa Ales Bialiatski? Aktivis Hak Asasi Manusia Peraih Nobel Perdamaian 2022
Dalam pernyataan tersebut dia mengatakan pemerintah Prancis dianggap belum berbuat banyak untuk melawan harga energi yang melonjak. Ernaux juga kecewa karena pemerintah menolak menaikkan pajak perusahaan yang dapat menghasilkan keuntungan tak terduga akibat naiknya inflasi yang tinggi.
Diketahui, inflasi Prancis telah meningkat tajam tahun ini, salah satu pemicunya adalah dampak perang di Ukraina. Namun, kenaikan inflasi ini masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara Euro dalam beberapa bulan terakhir.
Editor: Fajar Sidik
Telah menulis lebih dari 20 buku, Annie Ernaux dikenal dengan novel-novelnya yang sederhana dan menggambarkan pengalaman pribadi dalam sebuah kelas dan gender yang sebagian besar ditulis dalam bentuk autobiografi.
Baca juga: Novelis Tanzania, Abdulrazak Gurnah, Raih Nobel Sastra 2021
Dikutip dari laman nobelpeaceprize.org hadiah tersebut diberikan kepada Annie Ernaux atas keberanian dan ketajaman kritisnya yang dia gunakan untuk mengungkapkan akar, kerenggangan, dan pengekangan kolektif dari ingatan pribadi penulis.
karya-kaya Annie Ernaux (sumber gambar annieernaux.org)
Dikutip dari laman pribadi penulis, annieernaux.org, perempuan kelahiran 1 September 1940 ini, sejak 1974 memang telah menerbitkan 24 buku dan puluhan artikel tentang ketidaksetaraan sosial, pengalaman mengubah kelas melalui pendidikan, hingga pertanyaan mengenai pengalaman hidup.
Karya pertamanya adalah Les Amoires vides atau Cleaned Out, versi bahasa Inggris, sebuah autobiografi yang tidak hanya mengeksplorasi pengalaman hidupnya sendiri, tetapi juga pengalaman generasinya, orang tuanya, para wanita, orang tidak dikenal yang ditemui di ruang publik, atau orang-orang yang tak terlupakan bagi penulis.
Buku-buku karya Ernaux juga disebut memawarkan jendela paling halus dan berwawasan luas dalam kehidupan sosial Prancis modern saat ini. Di mana lewat kalimat-kalimat jernihnya, dia telah menggambarkan perjalanannya dari seorang kelas pekerja ke sosok elit sastra dunia.
Beberapa karya Annie Ernaux yang dapat dijadikan bahan bacaan serta mengukuhkan namanya dalam gelanggang sastra dunia a.l, La Femme gelée, atau A Frozen Woman (1981), La Place atau A Man's Place (1983) Simple Passion (1991), The Possesion (2002), hingga The Years (2008).
Galang Unjuk Rasa Menentang Kebijakan Emmanuel Macron
Annie Ernaux, bersama sekelompok intelektual Prancis juga mengajak warga Prancis untuk bergabung dengan para pendukung sayap kiri dalam melakukan protes yang rencananya dilakukan minggu depan untuk menentang kebijakan Presiden Emmanuel Macron yang dianggap tidak memihak pada warga miskin."Emmanuel Macron menggunakan inflasi untuk memperlebar kesenjangan kekayaan, serta meningkatkan pendapatan modal dengan mengorbankan sisanya," kata Ernaux dalam sebuah pernyataan tertulis di Jurnal Du Dimanche dikutip dari Reuters, Minggu (9/10).
Baca juga: Siapa Ales Bialiatski? Aktivis Hak Asasi Manusia Peraih Nobel Perdamaian 2022
Dalam pernyataan tersebut dia mengatakan pemerintah Prancis dianggap belum berbuat banyak untuk melawan harga energi yang melonjak. Ernaux juga kecewa karena pemerintah menolak menaikkan pajak perusahaan yang dapat menghasilkan keuntungan tak terduga akibat naiknya inflasi yang tinggi.
Diketahui, inflasi Prancis telah meningkat tajam tahun ini, salah satu pemicunya adalah dampak perang di Ukraina. Namun, kenaikan inflasi ini masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara Euro dalam beberapa bulan terakhir.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.