5 Langkah Awal Berani Keluar dari Zona Nyaman
14 September 2022 |
21:00 WIB
Genhype, sering enggak sih mendengar nasihat untuk keluar dari zona nyaman. Belakangan, seruan untuk keluar dari zona nyaman memang mulai banyak didiskusikan lagi mulai dari nasihat teman, buku motivasi, hingga ruang percakapan digital dan media sosial.
Zona nyaman kerap dianggap sebagai sebuah zona yang bisa merugikan seseorang. Jika tidak berani keluar dari zona enak tersebut, seolah seseorang akan dianggap terjebak dalam posisi stagnan yang dirasa aman.
Istilah zona nyaman sendiri pertama kali dicetuskan oleh Judith Bardwick pada 1991 dalam buku The Dangers of the Comfort Zone. Zona nyaman merupakan kondisi yang dialami seseorang saat segala sesuatunya terasa sudah mudah dikerjakan. Seseorang yang berada di zona nyaman cenderung jarang mengalami stres karena semua hal sudah bisa dikontrol.
Baca juga: Ingin Tahu Kepribadian Kamu Seperti Apa? Yuk Coba Ikutan Tes Ini
Namun, zona nyaman apakah bisa disebut zona aman? Keduanya bisa dibilang berbeda. Sebab, zona nyaman belum tentu aman. Sementara itu, zona aman sudah tentu nyaman dan aman.
5 Langkah Keluar dari Zona Nyaman
Berada di zona nyaman cenderung membuat seseorang tidak berkembang. Umumnya, mereka akan menghindari risiko besar dan lebih mencari sesuatu yang membuatnya nyaman. Kehidupan pun terasa lebih stabil, tetapi kamu mungkin tidak bisa mengalami peningkatan yang signifikan.
Keluar dari zona nyaman mungkin bisa membuatmu berkembang. Akan tetapi, bisa juga sebaliknya. Oleh karena itu, kamu mesti memikirkan matang-matang sebelum keluar dari zona nyaman. Berikut ada beberapa langkah awal keluar dari zona nyaman yang dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber.
Saat akan keluar dari zona nyaman, seseorang cenderung takut dengan ketidakpastian yang akan dialami. Oleh karena itu, kamu mesti mencari informasi sebanyak-banyaknya soal zona baru akan kamu jalani.
Misalnya, kamu ingin mengubah diri dari pribadi yang tertutup menjadi terbuka. Kamu bisa mempelajari berbagai teknik berbicara di depan umum, cara membangun sosialisasi yang baik, dan sebagainya. Dengan demikian, ketika kamu akan membuka diri ke orang lain bisa berjalan dengan baik.
Namun, rencana tidak selalu berisi hal-hal yang berisi keberhasilan. Kamu juga bisa membuat strategi bila rencana yang sudah disusun ternyata gagal.
Pada tahap ini, memahami batas diri sangat penting. Sebab, stres yang terjadi karena terus ditekan target bisa berakibat buruk. Bukan prestasi yang didapat, melainkan performa kerja yang akan makin memburuk.
Baca juga: Ada 3 Tipe Kepribadian Liburan, Kamu yang Mana?
Tetap fokuslah kepada rencana diri sendiri. Jangan menganggap pencapaian orang lain sebagai beban. Sebab, hal itu bisa menimbulkan stres dan memperburuk performa maupun pikiran sendiri.
Editor: Fajar Sidik
Zona nyaman kerap dianggap sebagai sebuah zona yang bisa merugikan seseorang. Jika tidak berani keluar dari zona enak tersebut, seolah seseorang akan dianggap terjebak dalam posisi stagnan yang dirasa aman.
Istilah zona nyaman sendiri pertama kali dicetuskan oleh Judith Bardwick pada 1991 dalam buku The Dangers of the Comfort Zone. Zona nyaman merupakan kondisi yang dialami seseorang saat segala sesuatunya terasa sudah mudah dikerjakan. Seseorang yang berada di zona nyaman cenderung jarang mengalami stres karena semua hal sudah bisa dikontrol.
Baca juga: Ingin Tahu Kepribadian Kamu Seperti Apa? Yuk Coba Ikutan Tes Ini
Namun, zona nyaman apakah bisa disebut zona aman? Keduanya bisa dibilang berbeda. Sebab, zona nyaman belum tentu aman. Sementara itu, zona aman sudah tentu nyaman dan aman.
5 Langkah Keluar dari Zona Nyaman
Berada di zona nyaman cenderung membuat seseorang tidak berkembang. Umumnya, mereka akan menghindari risiko besar dan lebih mencari sesuatu yang membuatnya nyaman. Kehidupan pun terasa lebih stabil, tetapi kamu mungkin tidak bisa mengalami peningkatan yang signifikan.
Keluar dari zona nyaman mungkin bisa membuatmu berkembang. Akan tetapi, bisa juga sebaliknya. Oleh karena itu, kamu mesti memikirkan matang-matang sebelum keluar dari zona nyaman. Berikut ada beberapa langkah awal keluar dari zona nyaman yang dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber.
1. Informasi Adalah Petunjuk.
Saat akan keluar dari zona nyaman, seseorang cenderung takut dengan ketidakpastian yang akan dialami. Oleh karena itu, kamu mesti mencari informasi sebanyak-banyaknya soal zona baru akan kamu jalani.Misalnya, kamu ingin mengubah diri dari pribadi yang tertutup menjadi terbuka. Kamu bisa mempelajari berbagai teknik berbicara di depan umum, cara membangun sosialisasi yang baik, dan sebagainya. Dengan demikian, ketika kamu akan membuka diri ke orang lain bisa berjalan dengan baik.
2. Bikin Rencana Matang.
Buatlah rencana yang matang saat akan keluar dari zona nyaman. Tulislah target atau pencapaian apa yang ingin diraih agar menjadi petunjuk utama saat kamu keluar dari zona nyaman. Pencapaian juga bisa menjadi motivasi agar kamu tidak mudah menyerah.Namun, rencana tidak selalu berisi hal-hal yang berisi keberhasilan. Kamu juga bisa membuat strategi bila rencana yang sudah disusun ternyata gagal.
3. Jangan Takut Mencoba.
Keluar dari zona nyaman memang butuh keberanian. Oleh karena itu, jangan pernah takut mencoba. Tanpa mencoba, seseorang tidak akan tahu sejauh mana orang telah belajar dan berkembang. Jika mengalami kegagalan, kita bisa mengambil pelajaran berharga dari kegagalan tersebut.4. Pahami Batas Diri.
Berani mencoba itu penting. Namun, setelah mencoba tentu ada evaluasi yang harus dilakukan. Bisa melakukan sesuatu hingga berhasil memang sebuah pencapaian. Namun, target yang terlalu tinggi dan sulit dicapai juga bisa membuat seseorang stres.Pada tahap ini, memahami batas diri sangat penting. Sebab, stres yang terjadi karena terus ditekan target bisa berakibat buruk. Bukan prestasi yang didapat, melainkan performa kerja yang akan makin memburuk.
5. Jangan Membandingkan Diri.
Setiap orang tentu akan memiliki jalan hidup berbeda-beda. Ada yang keluar dari zona nyaman dan menemukan kesuksesan baru. Namun, ada pula yang keluar zona nyaman dan terus berada pada ketidakpastian.Baca juga: Ada 3 Tipe Kepribadian Liburan, Kamu yang Mana?
Tetap fokuslah kepada rencana diri sendiri. Jangan menganggap pencapaian orang lain sebagai beban. Sebab, hal itu bisa menimbulkan stres dan memperburuk performa maupun pikiran sendiri.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.