Hati-hati Pasangan Muda, Uang Bisa Jadi Peretak Hubungan Rumah Tangga
08 September 2022 |
14:30 WIB
1
Like
Like
Like
Memiliki keluarga harmonis adalah mimpi setiap pasangan. Namun, ketika memasuki dunia pernikahan, kehidupan kerap tidak berjalan sesuai dengan yang kita inginkan. Beberapa hal yang tampaknya sederhana bisa jadi pencetus perselisihan, termasuk soal uang.
Uang kerap jadi salah satu faktor yang menjadi peretak dalam hubungan rumah tangga. Pasangan muda yang baru menikah mesti mewaspadai kemungkinan munculnya perselisihan yang diakibatkan oleh uang.
Menciptakan keluarga yang harmonis memang bukan perkara mudah. Butuh peran dari suami dan istri untuk sama-sama mewujudkannya.
Gunarsa (2000) mengungkapkan skala keharmonisan dalam keluarga memiliki beberapa aspek, seperti adanya kasih sayang antara anggota keluarga, saling pengertian sesama anggota keluarga, komunikasi yang baik, dan kerja sama antara anggota keluarga.
Baca juga: Perhatikan 7 Hal Ini Ketika Kalian Bertengkar dengan Pasangan
Dalam model stres keluarga yang dikemukakan Conger (1990), ketegangan ekonomi memang dapat menurunkan kualitas perkawinan. Sebab, ekonomi yang buruk membuat interaksi perkawinan jadi terganggu seluruhnya.
Kasandra juga mengatakan ketegangan ekonomi telah memengaruhi evaluasi istri terhadap kualitas perkawinan secara langsung, melalui efek positifnya pada permusuhan suami dan efek negatifnya pada kehangatan suami.
Untuk mewujudkan rumah tangga yang harmonis, sebuah keluarga memang harus dapat mengusahakan pemenuhan kebutuhan yang layak terhadap kehidupannya. Suami dan istri sedapat mungkin mempunyai kemampuan, baik fisik, mental, maupun ekonomi atau materi yang baik untuk bisa mewujudkan keluarga yang harmonis.
Kasandra menambahkan penelitian Yulianti pada 2021 menemukan korelasi antara makin baiknya pendapatan ekonomi suami dan istri, maka makin harmonis pula kehidupan rumah tangga yang sedang dibangunnya. Jadi, uang memang bisa jadi salah satu penentu keharmonisan dalam rumah tangga.
Kasandra mengatakan ada beberapa hal yang kerap jadi perdebatan pasangan soal uang. Umumnya, kebiasaan salah satu pihak dalam menghabiskan uang menjadi faktor yang sering memicu perdebatan. Perbedaan soal cepat atau tidaknya dan untuk apa uang dihabiskan membuat pasangan terjebak dalam pertengkaran.
Selain itu, hal yang sering jadi permasalahan selanjutnya ialah tentang bagaimana dan berapa banyak pasangan menabung atau menginvestasikan uang. Perbedaan jumlah dalam menyisihkan uang untuk menabung dan keperluan kehidupan rumah tangga juga membuat perdebatan.
Jika kedua belah pihak sama-sama bekerja, perbedaan pendapatan di antara keduanya juga jadi pemicu pertengkaran. Perbedaan pendapatan membuat pihak yang memiliki gaji lebih tinggi merasa lebih berhak mendominasi saat akan mengambil keputusan keluarga.
Selanjutnya, perdebatan di dalam rumah tangga biasanya akan muncul terkait dengan siapa yang akan mengendalikan uang. Setelah berumah tangga, ada beberapa pos keuangan berbeda. Pertanyaan soal siapa yang lebih berhak mengendalikan uang masuk dan keluar kerap jadi persoalan, apalagi jika keduanya merasa lebih mengetahui soal pengaturan keuangan.
Terakhir, persoalan rumah tangga soal uang tidak bisa dilepaskan dengan utang. Beban keuangan yang bertambah setelah berumah tangga terkadang memaksa pasangan menutupinya dengan utang. Jika tidak segera diatasi, utang akan membuat kehidupan rumah tangga jadi makin buruk.
Dalam hal ini, salah satu pihak tidak mau menerima adanya perbedaan pendapat dan tidak berkeinginan mencari jalan tengah. Jika hal ini sering terjadi, pasangan bisa meminta bantuan pada ahli/psikolog.
Baca juga: 6 Jenis Simpanan Ini Wajib Dimiliki Pasangan Muda
Psikolog dapat membantu orang mengubah perilaku mereka dan keluar dari pola yang tidak sehat. Banyak psikolog mengkhususkan diri dalam hubungan dan masalah perkawinan. Mereka dapat membantu pasangan mempelajari cara berkomunikasi yang sehat.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Uang kerap jadi salah satu faktor yang menjadi peretak dalam hubungan rumah tangga. Pasangan muda yang baru menikah mesti mewaspadai kemungkinan munculnya perselisihan yang diakibatkan oleh uang.
Menciptakan keluarga yang harmonis memang bukan perkara mudah. Butuh peran dari suami dan istri untuk sama-sama mewujudkannya.
Gunarsa (2000) mengungkapkan skala keharmonisan dalam keluarga memiliki beberapa aspek, seperti adanya kasih sayang antara anggota keluarga, saling pengertian sesama anggota keluarga, komunikasi yang baik, dan kerja sama antara anggota keluarga.
Seberapa Besar Uang Jadi Faktor Peretak Rumah Tangga?
Nyatanya uang punya faktor yang cukup besar dalam membuat sebuah rumah tangga menjadi retak. Psikolog klinis forensik Kasandra Putranto mengungkapkan uang bisa membuat pernikahan jadi tidak harmonis lagi.Baca juga: Perhatikan 7 Hal Ini Ketika Kalian Bertengkar dengan Pasangan
Dalam model stres keluarga yang dikemukakan Conger (1990), ketegangan ekonomi memang dapat menurunkan kualitas perkawinan. Sebab, ekonomi yang buruk membuat interaksi perkawinan jadi terganggu seluruhnya.
Kasandra juga mengatakan ketegangan ekonomi telah memengaruhi evaluasi istri terhadap kualitas perkawinan secara langsung, melalui efek positifnya pada permusuhan suami dan efek negatifnya pada kehangatan suami.
Untuk mewujudkan rumah tangga yang harmonis, sebuah keluarga memang harus dapat mengusahakan pemenuhan kebutuhan yang layak terhadap kehidupannya. Suami dan istri sedapat mungkin mempunyai kemampuan, baik fisik, mental, maupun ekonomi atau materi yang baik untuk bisa mewujudkan keluarga yang harmonis.
Kasandra menambahkan penelitian Yulianti pada 2021 menemukan korelasi antara makin baiknya pendapatan ekonomi suami dan istri, maka makin harmonis pula kehidupan rumah tangga yang sedang dibangunnya. Jadi, uang memang bisa jadi salah satu penentu keharmonisan dalam rumah tangga.
Apa Saja yang Biasanya Jadi Perdebatan Soal Uang
Sebuah studi yang diterbitkan pada 2013 dalam jurnal Family Relations mengungkapkan pertengkaran pasangan yang diakibatkan uang memang sering terkadi. Penelitian yang melibatkan 4.500 pasangan itu menemukan pertengkaran tentang uang bahkan jadi prektor utama perceraian, terlepas dari pendapatan, kekayaan bersih, dan tingkat utang.Kasandra mengatakan ada beberapa hal yang kerap jadi perdebatan pasangan soal uang. Umumnya, kebiasaan salah satu pihak dalam menghabiskan uang menjadi faktor yang sering memicu perdebatan. Perbedaan soal cepat atau tidaknya dan untuk apa uang dihabiskan membuat pasangan terjebak dalam pertengkaran.
Selain itu, hal yang sering jadi permasalahan selanjutnya ialah tentang bagaimana dan berapa banyak pasangan menabung atau menginvestasikan uang. Perbedaan jumlah dalam menyisihkan uang untuk menabung dan keperluan kehidupan rumah tangga juga membuat perdebatan.
Jika kedua belah pihak sama-sama bekerja, perbedaan pendapatan di antara keduanya juga jadi pemicu pertengkaran. Perbedaan pendapatan membuat pihak yang memiliki gaji lebih tinggi merasa lebih berhak mendominasi saat akan mengambil keputusan keluarga.
Selanjutnya, perdebatan di dalam rumah tangga biasanya akan muncul terkait dengan siapa yang akan mengendalikan uang. Setelah berumah tangga, ada beberapa pos keuangan berbeda. Pertanyaan soal siapa yang lebih berhak mengendalikan uang masuk dan keluar kerap jadi persoalan, apalagi jika keduanya merasa lebih mengetahui soal pengaturan keuangan.
Terakhir, persoalan rumah tangga soal uang tidak bisa dilepaskan dengan utang. Beban keuangan yang bertambah setelah berumah tangga terkadang memaksa pasangan menutupinya dengan utang. Jika tidak segera diatasi, utang akan membuat kehidupan rumah tangga jadi makin buruk.
Tips Agar Pasangan Muda Tidak Bertengkar Karena Uang
American Psychological Association (2015) mengatakan ada beberapa tips yang bisa dilakukan pasangan muda agar terhindar dari konflik tentang uang, yakni:- Suami dan istri bisa berbagi tugas atau peran untuk menangani pengeluaran rumah tangga, menabung, dan investasi.
- Membagi peran secara merata, yakni dengan menetapkan hari dan waktu reguler setiap bulan untuk mendiskusikan pengeluaran, rencana tabungan, dan membaginya secara rata.
- Mengindari kata anggaran saat berdiskusi dengan pasangan.
- Saat berdiskusi sudah berlangsung dengan panas, maka berhentilah sejenak. Mulai kembali jika kondisi sudah dirasa nyaman.
Dalam hal ini, salah satu pihak tidak mau menerima adanya perbedaan pendapat dan tidak berkeinginan mencari jalan tengah. Jika hal ini sering terjadi, pasangan bisa meminta bantuan pada ahli/psikolog.
Baca juga: 6 Jenis Simpanan Ini Wajib Dimiliki Pasangan Muda
Psikolog dapat membantu orang mengubah perilaku mereka dan keluar dari pola yang tidak sehat. Banyak psikolog mengkhususkan diri dalam hubungan dan masalah perkawinan. Mereka dapat membantu pasangan mempelajari cara berkomunikasi yang sehat.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.