ilustrasi mengatur screen time anak (sumber gambar: Freepik)

Bunda, Awas Efek Buruk Screen Time Berlebih pada Anak

07 September 2022   |   22:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Penggunaan gawai untuk anak-anak perlu dibatasi dan selalu di bawah pengawasan orang tua. Penggunaan teknologi memang kini punya peranan penting. Namun, bukan berarti anak-anak dibebaskan menggunakan gawai dalam waktu yang lama dan sesukanya.

Screen time atau waktu penggunaan gadget pada anak tetap perlu dibatasi. Sebab, dampak screen time berlebihan punya efek buruk tersendiri bagi si anak.

Baca juga: Suka Liat Anak Gempal Mirip Roti Sobek? Waspada Penyakit Ini Mengintai

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Adi Dinardinata mengungkapkan berbagai tontonan di YouTube maupun televisi memiliki karakteristik untuk menarik minat anak sehingga mereka tetap menatap layar dalam waktu yang lama. Sebab, tayangan di YouTube dan televisi memang dirancang untuk mendapatkan uang dari seberapa lama orang menonton.

Anak-anak yang tidak tahu apa-apa pun kerap tergoda untuk menatap layar sangat lama. Alhasil, anak-anak jadi kecanduan layar gawai dan kemampuan bersosialnya jadi lebih menurun. Padahal, anak-anak seharusnya lebih banyak belajar, bersosialisasi, dan mengerjakan hal-hal lain yang lebih berguna bagi tumbuh kembangnya.

“Namun, sering kali semua itu kalah menarik dari gawai. Belajar bersama-sama dengan teman-temannya jadi ditinggalkan dan anak-anak akan lebih memilih gawai. Terkadang, anak-anak malah jadi pemarah saat screen time mulai dikurangi karena dianggap menganggu keasyikannya,” ujar Adi kepada Hypeabis.id, Rabu (7/9).

Adi menyebut screen time berlebihan memang bisa membuat anak jadi kecanduan gawai. Sebab, anak-anak tidak perlu melakukan apa-apa lagi, cukup menonton layar, dan mereka bisa mendapatkan kesenangan. Anak pun jadi cenderung akan lebih pasif di lingkungan sosialnya.

Lantaran sudah terbiasa pasif dan mendapatkan apa yang dimau, anak-anak akan jadi susah diatur. Orang tua akan kesulitan saat melatih anak untuk belajar, berberes rumah, bertanggung jawab, dan berusaha keras ketika melakukan sesuatu.

“Setiap kali anak disuruh melakukan sesuatu yang lain, mereka akan menanding-bandingkan dengan kesenangannya saat screen time,” imbuhnya.

Panduan Screen Time Anak
Efek yang buruk dari screen time berlebih membuat anak mesti dibatasi saat menatap layar gawai. Ada beberapa panduan khusus bagi orang tua untuk mengatur screen time anak. Waktu screen time anak akan berbeda-beda berdasarkan umur si anak itu sendiri.
 

Anak di Bawah Usia 2 Tahun

Anak-anak di bawah usia 2 tahun sebaiknya jangan diberikan akses terhadap gawai terlebih dahulu. Namun, orang tua tetap diperbolehkan untuk mengenalkan teknologi dan media digital kepada anak. Misalnya, anak-anak diberikan gawai hanya ketika mereka video call dengan anggota keluarga yang lain.
 

Anak Usia 2-5 Tahun

Pada usia 2-5 tahun, anak-anak bisa mulai diizinkan untuk menggunakan gawai. Mereka sebaiknya hanya diberi waktu satu jam sehari untuk menggunakan gawai. Namun, orang tua mesti mendampingi saat anak menggunakan gawainya. Orang tua perlu memastikan anak-anak menonton tayangan yang bermanfaat untuk anak seusianya.
 

Anak Usia 6 Tahun ke Atas

Pada usia enam tahun, anak-anak mungkin akan mulai intens menggunakan teknologi untuk kebutuhannya. Misalnya, untuk kebutuhan sekolah. Nah, dalam hal ini penggunaan gawai sudah mulai fleksibel.

Akan tetapi, orang tua mesti tetap membatasi penggunaan gawai bagi anak. Buatlah kesepakatan tentang batas waktu penggunaan gawai. Pastikan screen time tidak mengganggu jadwal tidur anak dan kebiasaan baik yang penting bagi kesehatan anak.


Tip Mengatur Screen Time Anak
Psikolog Adi Dinardinata mengatakan orang tua mulai harus tegas dalam mengatur screen time anak sesuai dengan usianya. Selain itu, orang tua bisa mengganti screen time anak yang berlebihan dengan kegiatan lain yang seru bagi anak.

Baca juga: 5 Langkah Mengatasi Perbedaan Paham antara Anak dengan Orang Tua

Orang tua bisa mengajak anak belajar dengan cara asyik untuk menunjang prestasi, menunjang masa depan dan pengembangan diri anak. Kalau tayangan video di YouTube atau lainnya bisa membantu tiga hal tersebut, maka berikanlah akses sebatas yang diperlukan.

Adi tidak menyarankan pemberian gawai dan screen time berlebih hanya untuk anak-anak tidak rewel. Sebab, risiko buruknya lebih besar dibanding efek baiknya.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Lari Tanpa Alas Kaki Jadi Teknik Paling Baik, Simak Faktanya Yuk!

BERIKUTNYA

Ternyata Ini Alasan Karya Seni Old Master Tetap Diminati Kolektor

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: