Semua genre musik akan terlibat dalam Festival Alur Bunyi (sumber gambar: Goethe-Institut Indonesien)

Cek Deretan Musisi yang Tampil di Festival Alur Bunyi 2022

19 August 2022   |   19:30 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Goethe-Institut Indonesien akan membuat program musik Alur Bunyi ke dalam format yang lebih besar, yaitu festival. Sebanyak 9 penampilan dari musisi Indonesia lintas genre akan memeriahkan Festival Alur Bunyi pada 10 September 2022.

Dilansir dari rilis yang diterima oleh Hypeabis.id, Elizabeth Soegiharto, Koordinator Program Goethe-Institut Indonesien, mengatakan bahwa sangat senang untuk pertama kalinya bisa menyelenggarakan Alur Bunyi dalam bentuk festival selama 1 hari.

“Yang menampilkan karya-karya terbaik dari kancah musik Indonesia,” katanya.

Dia mengatakan bahwa Goethe-Institut Indonesien mengajak keterlibatan semua genre musik dengan setara, mulai dari musik elektronik, eksperimental, tradisional, klasik, jazz, folk, hingga punk rock dalam Festival Alur Bunyi.

Baca jugaCek Jadwal Tampil Musisi Festival Musik Pestapora September Ini

 

Musisi-musisi yang akan tampil dalam Festival Alur Bunyi di bawah arahan kuratorial komposer jazz Adra Karim antara lain Batavia Collective, Gardika Gigih + Tomy Herseta, Indomodular, Klassikhaus presents Windy Setiadi x Budi Utomo Prabowo.

Kemudian, NonaRia, Nursalim Yadi Anugerah, Randombrothers x Dalilektra, Saturday Night Karaoke, dan Sri Hanuraga.

Festival Alur Bunyi, kata Elizabeth, akan terpusat di dua lokasi di Goethe-Institut Jakarta, yakni di GoetheHaus dan perpustakaan. Perpustakaan Goethe-Institut Jakarta, lanjutnya, akan menjadi ‘panggung’ bagi Indomodular untuk bereksperimen merespons suasana di perpustakaan yang penuh buku.

“Pengunjung juga berkesempatan mengenal sistem modular dengan mengikuti workshop oleh Indomodular,” ujarnya. 

Baca jugaBatavia Collective Tafsirkan Suasana Jakarta di Konser Alur Bunyi

Dia menuturkan bahwa Festival Alur Bunyi terbuka untuk umum dan gratis. Regitrasi masuk ke Festival Alur Bunyi, lanjutnya, sudah dapat dilakukan melalui tautan bit.ly/festivalalurbunyi.

Festival Alur Bunyi, tegasnya, akan tetap memerhatikan protokol kesehatan yang berlaku dalam situasi pandemi COVID-19, seperti penggunaan aplikasi PeduliLindungi saat memasuki area Goethe-Institut Jakarta dan penggunaan masker di ruang tertutup.

Untuk diketahui, Alur Bunyi merupakan sebuah rangkaian konser yang menyoroti musik elektronik eksperimental sejak 2017 silam. Seri konser Alur Bunyi yang diinisiasi Goethe-Institut Indonesien ini telah mengangkat praktik-praktik seni suara yang berada di luar perangkap kategorisasi.

Sebelumnya, pada Juni 2022, Goethe-Institut Indonesien menyelenggarakan penampilan bertajuk Point(s) of Departure dari kolaborasi penjelajah suara-vokal Monica Hapsari dan musisi Boo-boo Sianturi dalam edisi kedua konser eksperimental kontemporer Alur Bunyi 2022.

Point(s) of Departure” berkaca dari keingintahuan Monica dan Boo-boo dalam pencarian makna, nilai, serta peran musik yang berhubungan dengan eksplorasi bebunyian. Berangkat dari ide besar tersebut, keduanya sepakat untuk berintegrasi dalam penampilan mereka dengan bantuan visual dari Psychobiji.

Monica berfokus pada komposisi vokal serta kekuatan pernapasan, sementara Boo-boo menggunakan gitar dan berbagai instrumen senar sebagai titik tolaknya.

Mereka menemukan titik tengah pada gagasan mengenai kemajuan dan perkembangan: keduanya meyakini bahwa sebagai akibat dari dominasi teknologi dan ekonomi masa kini, musik sekarang telah kehilangan tujuan, makna, serta nilai yang sebenarnya. Menciptakan musik tidak lagi merupakan respons terhadap lingkungan sekitar dan konteksnya.

Mereka berusaha untuk kembali mengingatkan dan memberikan penghormatan kepada manifestasi bentang suara dari berbagai daerah untuk menghargai perkembangan musik sebagai sebuah gerakan budaya yang mampu melampaui batas-batas nasional dan sosial.

Keduanya pada saat itu yakin bahwa Alur Bunyi mampu menunjukkan fungsinya sebagai ruang untuk menghidupkan kembali berbagai aspek-aspek kehidupan yang berkelindan dengan proses penciptaan karya - mulai dari pencarian spiritualitas hingga mempertanyakan motivasi ekonomi - yang memungkinkan mereka untuk mengintegrasikan berbagai aspek tersebut ke dalam karya beserta visi individu keduanya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

 

SEBELUMNYA

Abimana Aryasatya Sebut Karakter Alex di Serigala Terakhir 2 Penuh Strategi

BERIKUTNYA

NCT 127 Rilis Album 2 Baddies, Begini Konsepnya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: