Kiat Menyiasati Utang yang Menumpuk
05 July 2022 |
16:15 WIB
Utang menjadi salah satu masalah terbesar yang menghinggapi sebagian besar karyawan. Idealnya, cicilan utang memang hanya sekitar 30 persen -35 persen dari penghasilan. Faktanya, tidak sedikti karyawan yang memiliki cicilan utang 50 persen -70 persen dari total penghasilan.
Nah, kalau utang sudah menumpuk, bagaimana mau berinvestasi?
Dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 16 Oktober 2016, menurut Perencana Keuangan dari Janus Financial Farah Dini Novita, utang seharusnya sudah dihindari sejak awal. Namun, tak banyak karyawan yang bisa dengan mudah terhindar dari utang.
Hal inilah yang membuat ilmu tentang perencanaan keuangan menjadi sangat penting dipelajari sejak dini. Apalagi soal utang, selain membebani keuangan, utang biasanya akan merembet ke permasalahan lain yang tidak kalah pelik.
Baca juga: Kiat Menyusun Perencanaan Keuangan untuk Pasangan Muda
Mulai dari penurunan produktivitas kerja sampai konflik internal dalam keluarga. Lantas bagaimana jika sudah terlanjur memiliki utang besar? Dini memberikan beberapa tip yang bisa diterapkan:
Beberapa perencana keuangan, katanya, sebenarnya menyarankan untuk melunasi utang yang memiliki bunga paling besar. Namun, tidak semuanya sukses dengan metode tersebut. Untuk itu, Dini justru menyarankan agar mulai melunasi utang yang lebih kecil terlebih dahulu. Selain karena lebih mudah, melunasi utang yang lebih kecil akan memotivasi kita untuk mulai melunasi utangutang lainnya.
• Jual Aset Penjualan
Aset sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh para pengutang. Namun, aset mana yang harus dijual terlebih dahulu? Dini menyarankan agar melego aset-aset konsumtif terlebih dahulu. Portal penjualan barangbarang bekas bisa dimanfaatkan untuk melepas barang-barang tersebut. Selain itu, aset produktif seperti rumah juga bisa saja dijual untuk melunasi utang.
Namun, ada baiknya sebagian hasil penjualan rumah tersebut juga digunakan untuk membeli rumah yang lebih murah. Hal serupa juga bisa diterapkan pada mobil atau aset lainnya.
Meskipun hanya sementara, tip ini bisa membantu memberikan kelonggaran dengan jangka waktu yang lebih panjang.
Meskipun kecil, uang tersebut bisa memotivasi kita untuk mencari tambahan penghasilan. Nah, mengurangi pengeluaran juga bukan berarti harus menghentikan semua kegiatan.
Baca juga: Catat Bestie, Ini 5 Cara Mengenali Investasi Bodong
Aktivitas yang bertujuan untuk senang-senang juga masih bisa dilakukan tetapi dengan frekuensi yang lebih sedikit. Idealnya, utang memang harus dihindari sejak awal. Namun, jika sudah terlanjur terjerat, bukan berarti tidak ada jalan untuk menyelesaikannya. Tidak ada salahnya Anda mencoba beberapa tip di atas.
Nah, kalau utang sudah menumpuk, bagaimana mau berinvestasi?
Dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 16 Oktober 2016, menurut Perencana Keuangan dari Janus Financial Farah Dini Novita, utang seharusnya sudah dihindari sejak awal. Namun, tak banyak karyawan yang bisa dengan mudah terhindar dari utang.
Hal inilah yang membuat ilmu tentang perencanaan keuangan menjadi sangat penting dipelajari sejak dini. Apalagi soal utang, selain membebani keuangan, utang biasanya akan merembet ke permasalahan lain yang tidak kalah pelik.
Baca juga: Kiat Menyusun Perencanaan Keuangan untuk Pasangan Muda
Mulai dari penurunan produktivitas kerja sampai konflik internal dalam keluarga. Lantas bagaimana jika sudah terlanjur memiliki utang besar? Dini memberikan beberapa tip yang bisa diterapkan:
• The Snowball Method
“Salah satu pakar keuangan di Amerika, Dave Ramsey mengatakan kalau personal finance itu terdiri dari 80% perilaku dan 20% pengetahuan matematika,” ujar Dini.Beberapa perencana keuangan, katanya, sebenarnya menyarankan untuk melunasi utang yang memiliki bunga paling besar. Namun, tidak semuanya sukses dengan metode tersebut. Untuk itu, Dini justru menyarankan agar mulai melunasi utang yang lebih kecil terlebih dahulu. Selain karena lebih mudah, melunasi utang yang lebih kecil akan memotivasi kita untuk mulai melunasi utangutang lainnya.
• Jual Aset Penjualan
Aset sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh para pengutang. Namun, aset mana yang harus dijual terlebih dahulu? Dini menyarankan agar melego aset-aset konsumtif terlebih dahulu. Portal penjualan barangbarang bekas bisa dimanfaatkan untuk melepas barang-barang tersebut. Selain itu, aset produktif seperti rumah juga bisa saja dijual untuk melunasi utang. Namun, ada baiknya sebagian hasil penjualan rumah tersebut juga digunakan untuk membeli rumah yang lebih murah. Hal serupa juga bisa diterapkan pada mobil atau aset lainnya.
• Take over kredit
Hal ini biasanya terjadi pada utang kredit pemilikan rumah (KPR). Jika bunganya mengambang dan sudah sangat tinggi, Dini menyarankan untuk take over (berpindah) ke bank yang menawarkan bunga fixed yang lebih rendah.Meskipun hanya sementara, tip ini bisa membantu memberikan kelonggaran dengan jangka waktu yang lebih panjang.
• Tambah penghasilan atau kurangi pengeluaran
Laangkah ini merupakan cara yang paling sederhana, tetapi sulit dilakukan. Padahal, menambah penghasilan bisa dimulai dengan mamanfaatkan hobi yang bisa menghasilkan pundi-pundi. Hal ini misalnya hobi fotografi atau menulis. Kemampuan tersebut bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan uang tambahan.Meskipun kecil, uang tersebut bisa memotivasi kita untuk mencari tambahan penghasilan. Nah, mengurangi pengeluaran juga bukan berarti harus menghentikan semua kegiatan.
Baca juga: Catat Bestie, Ini 5 Cara Mengenali Investasi Bodong
Aktivitas yang bertujuan untuk senang-senang juga masih bisa dilakukan tetapi dengan frekuensi yang lebih sedikit. Idealnya, utang memang harus dihindari sejak awal. Namun, jika sudah terlanjur terjerat, bukan berarti tidak ada jalan untuk menyelesaikannya. Tidak ada salahnya Anda mencoba beberapa tip di atas.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.