Matariki Resmi Jadi Perayaan Nasional, Simak Makna Tahun Baru Suku Maori
30 June 2022 |
07:30 WIB
Selandia Baru tahun ini telah merayakan Tahun Baru Maori, Matariki, pada 24 Juni 2022. Perayaan ini juga sekaligus menandai pertama kalinya Selandia Baru mengakui Te Ao Maori atau dunia Maori dengan menjadikan perayaan Matariki sebagai hari libur nasional.
Bagi masyarakat Selandia Baru, Matariki menandai awal tahun baru. Perayaannya menjadi momen bagi mereka untuk berhenti sejenak, merenungkan masa lalu, merayakan masa kini dan menantikan masa depan.
"Ini adalah hari yang sangat istimewa dan unik bagi Selandia Baru. Kami mengakui kekhasan bangsa kami serta identitas bersama. Kami juga mengakui pentingnya tikanga Maori yaitu budaya dan adat Maori," kata Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Kevin Burnett, dalam acara jumpa pers, Rabu (29/6/2022).
Matariki sendiri mengacu pada sekelompok gugusan besar bintang. Di negara lain, gugusan besar bintang ini dikenal dengan nama Pleiades, di konstelasi Taurus. Sementara di Selandia Baru, Matariki akan terlihat rendah di cakrawala timur laut, di ekor Bima Sakti, tepat sebelum fajar di pertengahan musim dingin.
Secara tradisional, munculnya Matariki menandai dimulainya Tahun Baru Maori. Munculnya bintang Matariki yang jernih dan terang secara tradisional menandai musim yang menguntungkan dan produktif. Adapun, tanggal dan hari libur nasional untuk perayaan Matariki akan bergeser setiap tahun untuk menyesuaikan dengan maramataka atau kalender lunar Maori.
Perayaan Matariki biasanya dilakukan dengan menyalakan api untuk ritual, membuat persembahan dan berbagai perayaan untuk menghormati leluhur dan merayakan kehidupan. Masyarakat Selandia Baru akan berkumpul, berbagi makanan, menyanyikan lagu, bercerita dan bermain musik. Bagi mereka, Matariki adalah tentang berhubungan kembali dengan rumah dan keluarga.
Sejalan dengan makna perayaan Tahun Baru Maori ini, Burnett juga mengenang hubungan antara Selandia Baru dan Indonesia. Menurutnya, kedua negara tersebut memiliki hubungan masa lalu yang positif, masa kini yang dinamis serta masa depan yang luar biasa.
"Meskipun secara jarak kita berjauhan, namun saya percaya kita dekat di hati," ujar duta besar yang sebelumnya bertugas di Honolulu itu.
Dia pun menjelaskan bahwa hubungan antara Selandia Baru dan Indonesia sangatlah spesial dan bersejarah. Selandia Baru merupakan salah satu negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia pada Desember 1949.
Pada Januari 1950, menteri Selandia Baru pertama mengunjungi Jakarta, dan hubungan diplomatik resmi pun didirikan mulai 1958. Sejak saat itu, kerja sama antara Selandia Baru dan Indonesia makin kuat.
"Empat presiden Indonesia telah melakukan kunjungan negara ke Selandia Baru dan banyak perdana menteri Selandia Baru telah mengunjungi Indonesia, sebagai tanda komitmen kedua negara," ucap Burnett.
Selan itu, Burnett pun menuturkan bahwa Selandia Baru selalu menjadi mitra yang konstruktif dan responsif untuk Indonesia. Sebagai contoh, pada tahun 1970-an, Selandia Baru bekerja sama dengan Indonesia untuk membangun pembangkit listrik di Kawah Kamojang di Jawa Barat. Dibuka pada Januari 1983, itu merupakan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di Indonesia.
"Kerja sama dalam transisi dan energi terbarukan ini pun terus berlanjut selama lebih dari 50 tahun, dan kerja sama yang sekarang lebih penting daripada sebelumnya saat kita menangani perubahan iklim," imbuh Burnett.
Bagi masyarakat Selandia Baru, Matariki menandai awal tahun baru. Perayaannya menjadi momen bagi mereka untuk berhenti sejenak, merenungkan masa lalu, merayakan masa kini dan menantikan masa depan.
"Ini adalah hari yang sangat istimewa dan unik bagi Selandia Baru. Kami mengakui kekhasan bangsa kami serta identitas bersama. Kami juga mengakui pentingnya tikanga Maori yaitu budaya dan adat Maori," kata Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Kevin Burnett, dalam acara jumpa pers, Rabu (29/6/2022).
Matariki sendiri mengacu pada sekelompok gugusan besar bintang. Di negara lain, gugusan besar bintang ini dikenal dengan nama Pleiades, di konstelasi Taurus. Sementara di Selandia Baru, Matariki akan terlihat rendah di cakrawala timur laut, di ekor Bima Sakti, tepat sebelum fajar di pertengahan musim dingin.
Secara tradisional, munculnya Matariki menandai dimulainya Tahun Baru Maori. Munculnya bintang Matariki yang jernih dan terang secara tradisional menandai musim yang menguntungkan dan produktif. Adapun, tanggal dan hari libur nasional untuk perayaan Matariki akan bergeser setiap tahun untuk menyesuaikan dengan maramataka atau kalender lunar Maori.
Perayaan Matariki biasanya dilakukan dengan menyalakan api untuk ritual, membuat persembahan dan berbagai perayaan untuk menghormati leluhur dan merayakan kehidupan. Masyarakat Selandia Baru akan berkumpul, berbagi makanan, menyanyikan lagu, bercerita dan bermain musik. Bagi mereka, Matariki adalah tentang berhubungan kembali dengan rumah dan keluarga.
Hubungan Selandia Baru & Indonesia
Sejalan dengan makna perayaan Tahun Baru Maori ini, Burnett juga mengenang hubungan antara Selandia Baru dan Indonesia. Menurutnya, kedua negara tersebut memiliki hubungan masa lalu yang positif, masa kini yang dinamis serta masa depan yang luar biasa."Meskipun secara jarak kita berjauhan, namun saya percaya kita dekat di hati," ujar duta besar yang sebelumnya bertugas di Honolulu itu.
Dia pun menjelaskan bahwa hubungan antara Selandia Baru dan Indonesia sangatlah spesial dan bersejarah. Selandia Baru merupakan salah satu negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia pada Desember 1949.
Pada Januari 1950, menteri Selandia Baru pertama mengunjungi Jakarta, dan hubungan diplomatik resmi pun didirikan mulai 1958. Sejak saat itu, kerja sama antara Selandia Baru dan Indonesia makin kuat.
"Empat presiden Indonesia telah melakukan kunjungan negara ke Selandia Baru dan banyak perdana menteri Selandia Baru telah mengunjungi Indonesia, sebagai tanda komitmen kedua negara," ucap Burnett.
Selan itu, Burnett pun menuturkan bahwa Selandia Baru selalu menjadi mitra yang konstruktif dan responsif untuk Indonesia. Sebagai contoh, pada tahun 1970-an, Selandia Baru bekerja sama dengan Indonesia untuk membangun pembangkit listrik di Kawah Kamojang di Jawa Barat. Dibuka pada Januari 1983, itu merupakan pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di Indonesia.
"Kerja sama dalam transisi dan energi terbarukan ini pun terus berlanjut selama lebih dari 50 tahun, dan kerja sama yang sekarang lebih penting daripada sebelumnya saat kita menangani perubahan iklim," imbuh Burnett.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.