Sejarah Internet Explorer: Pernah Jadi Browser Terfavorit Netizen, Lalu Kalah Bersaing dengan Firefox & Google Chrome
20 June 2022 |
10:41 WIB
Pertengahan bulan ini, tepatnya pada 15 Juni lalu, raksasa teknologi Microsoft resmi menyuntik mati mesin pencari (web browser) ikoniknya yang tidak lain adalah Internet Explorer. Peranti lunak berlogo ‘e’ biru yang biasanya kita temukan pada layar komputer itu telah pensiun.
Informasi mengenai hal tersebut memang telah beredar sejak beberapa tahun terakhir. Hingga akhirnya, General Manager Microsoft Edge Enterprise, Sean Lyndersay, menuliskan catatan tentang hal ini dalam pemberitahuan resmi bertajuk The Future of Internet Explorer on Windows 10 is in Microsoft Edge.
“Aplikasi desktop Internet Explorer 11 telah dihentikan dan tidak didukung mulai 15 Juni 2022, untuk versi Windows 10 tertentu,” tulis Lyndersay.
Pemberitahuan itu menyebut bahwa Internet Explorer akan berhenti pada perangkat Windows 10, yang merupakan sistem operasi paling banyak digunakan saat ini. Mereka yang masih memakai Windows 7 atau 8 tetap bisa memakai aplikasi, tetapi perusahaan tidak memberikan dukungan lanjutan untuk hal tersebut.
DNA dari aplikasi ikonik itu sebenarnya tetap ada pada peranti mesin pencari baru yang dikembangkan yakni Microsoft Edge. Disebutkan bahwa aplikasi itu memiliki mode Internet Explorer bawaan, sehingga pengguna dapat mengakses situs web dan aplikasi lama berbasis aplikasi lawas itu.
Hanya, ada beberapa alasan yang dilakukan oleh Microsoft ketika melakukan migrasi fitur mesin pencarinya itu. Alasan-alasan itu antara lain peningkatan kompatibilitas, efisiensi untuk produktivitas, hingga keamanan yang lebih baik.
Walau bagaimana pun, aplikasi ikonik Internet Explorer telah menjadi bagian dalam perkembangan teknologi mesin pencari, yang saat ini juga semakin ramai. Sebagaimana diketahui, aplikasi lainnya tidak kalah populer seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, hingga Apple Safari.
Awalnya, Internet Explorer dirilis sebagai bagian dari paket tambahan Plus! untuk Windows 95. Akan tetapi, versi yang lebih baru tersedia sebagai unduhan gratis atau paket dalam layanan, dan disertakan dalam setiap rilis layanan vendor untuk Windows 95 dan versi sistem operasi yang lebih baru.
Microsoft dilaporkan menghabiskan dana lebih dari US$100 juta per tahun untuk Internet Explorer pada akhir 1990an. Ada lebih dari 1.000 orang yang terlibat dalam proyek pengembangan mesin pencari ikonik tersebut.
Dengan upayanya itu, Internet Explorer pernah menjadi mesin pencari paling banyak digunakan di dunia. Mencapai puncaknya dengan pangsa pasar sekitar 95 persen pada 2003. Hal ini terjadi setelah Microsoft menggunakan bundling, yang mengalahkan pesaing beratnya saat itu yakni Netscape.
Akan tetapi kejayaan era Internet Explorer mulai pudar dengan hadirnya pesaing kuat yang hingga kini masih eksis. Firefox yang pertama kali rilis pada 2004 dan Google Chrome yang meluncur pada 2008.
Selain itu, popularitas mesin pencari Microsoft itu juga makin meredup dengan meningkatnya penggunaan perangkat dan sistem operasi seluler seperti Android dan iOS, yang tidak mendukung aplikasi Internet Explorer.
Sejumlah firma riset - StatCounter, NetMarketShare, W3Counter - mencatat bahwa aplikasi Internet Explorer tidak masuk dalam jajaran lima besar penguasa pasar mesin pencari pada 2021. Bahkan, tidak masuk juga dalam top teratas mesin pencari untuk desktop. Menurut StatCounter, pangsa pasarnya pada tahun lalu hanya 0,38 persen.
Akhirnya pengembangan fitur baru untuk mesin pencari awal itu dihentikan sejak 2016. Ketika itu, perusahaan juga mengumumkan dukungan untuk web browser anyarnya yang bernama Microsoft Edge.
Perlahan tapi pasti, Internet Explorer mulai dimatikan. Microsoft Teams mengakhiri dukungan untuk aplikasi itu pada November 2020, selanjutnya Microsoft 365 juga menghentikan dukungannya pada Agustus 2021, dan akhirnya Microsoft mengakhiri perjalanan mesin pencari itu pada 15 Juni 2022.
Editor : Dika Irawan
Informasi mengenai hal tersebut memang telah beredar sejak beberapa tahun terakhir. Hingga akhirnya, General Manager Microsoft Edge Enterprise, Sean Lyndersay, menuliskan catatan tentang hal ini dalam pemberitahuan resmi bertajuk The Future of Internet Explorer on Windows 10 is in Microsoft Edge.
“Aplikasi desktop Internet Explorer 11 telah dihentikan dan tidak didukung mulai 15 Juni 2022, untuk versi Windows 10 tertentu,” tulis Lyndersay.
Pemberitahuan itu menyebut bahwa Internet Explorer akan berhenti pada perangkat Windows 10, yang merupakan sistem operasi paling banyak digunakan saat ini. Mereka yang masih memakai Windows 7 atau 8 tetap bisa memakai aplikasi, tetapi perusahaan tidak memberikan dukungan lanjutan untuk hal tersebut.
DNA dari aplikasi ikonik itu sebenarnya tetap ada pada peranti mesin pencari baru yang dikembangkan yakni Microsoft Edge. Disebutkan bahwa aplikasi itu memiliki mode Internet Explorer bawaan, sehingga pengguna dapat mengakses situs web dan aplikasi lama berbasis aplikasi lawas itu.
Hanya, ada beberapa alasan yang dilakukan oleh Microsoft ketika melakukan migrasi fitur mesin pencarinya itu. Alasan-alasan itu antara lain peningkatan kompatibilitas, efisiensi untuk produktivitas, hingga keamanan yang lebih baik.
Walau bagaimana pun, aplikasi ikonik Internet Explorer telah menjadi bagian dalam perkembangan teknologi mesin pencari, yang saat ini juga semakin ramai. Sebagaimana diketahui, aplikasi lainnya tidak kalah populer seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, hingga Apple Safari.
Sejarah Internet Explorer
Internet Explorer atau yang dulu dikenal sebagai Microsoft Internet Explorer atau Windows Internet Explorer merupakan peranti lunak mesin pencari yang dikembangkan oleh raksasa teknologi Microsoft. Dirilis pertama kali pada 1995.Awalnya, Internet Explorer dirilis sebagai bagian dari paket tambahan Plus! untuk Windows 95. Akan tetapi, versi yang lebih baru tersedia sebagai unduhan gratis atau paket dalam layanan, dan disertakan dalam setiap rilis layanan vendor untuk Windows 95 dan versi sistem operasi yang lebih baru.
Microsoft dilaporkan menghabiskan dana lebih dari US$100 juta per tahun untuk Internet Explorer pada akhir 1990an. Ada lebih dari 1.000 orang yang terlibat dalam proyek pengembangan mesin pencari ikonik tersebut.
Dengan upayanya itu, Internet Explorer pernah menjadi mesin pencari paling banyak digunakan di dunia. Mencapai puncaknya dengan pangsa pasar sekitar 95 persen pada 2003. Hal ini terjadi setelah Microsoft menggunakan bundling, yang mengalahkan pesaing beratnya saat itu yakni Netscape.
Akan tetapi kejayaan era Internet Explorer mulai pudar dengan hadirnya pesaing kuat yang hingga kini masih eksis. Firefox yang pertama kali rilis pada 2004 dan Google Chrome yang meluncur pada 2008.
Selain itu, popularitas mesin pencari Microsoft itu juga makin meredup dengan meningkatnya penggunaan perangkat dan sistem operasi seluler seperti Android dan iOS, yang tidak mendukung aplikasi Internet Explorer.
Sejumlah firma riset - StatCounter, NetMarketShare, W3Counter - mencatat bahwa aplikasi Internet Explorer tidak masuk dalam jajaran lima besar penguasa pasar mesin pencari pada 2021. Bahkan, tidak masuk juga dalam top teratas mesin pencari untuk desktop. Menurut StatCounter, pangsa pasarnya pada tahun lalu hanya 0,38 persen.
Akhirnya pengembangan fitur baru untuk mesin pencari awal itu dihentikan sejak 2016. Ketika itu, perusahaan juga mengumumkan dukungan untuk web browser anyarnya yang bernama Microsoft Edge.
Perlahan tapi pasti, Internet Explorer mulai dimatikan. Microsoft Teams mengakhiri dukungan untuk aplikasi itu pada November 2020, selanjutnya Microsoft 365 juga menghentikan dukungannya pada Agustus 2021, dan akhirnya Microsoft mengakhiri perjalanan mesin pencari itu pada 15 Juni 2022.
Editor : Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.