Mengenal Teknik Pengobatan Akupunktur Medik
20 May 2022 |
10:43 WIB
Teknik pengobatan akupunktur pasti sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Dikenal sejak 2.500 tahun lalu di China, istilah akupunktur sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni, acus (jarum) dan punctura (tusuk). Sedangkan, di negara asalnya, akupunktur dikenal dengan sebutan cenciu.
Akupunktur awalnya dikerjakan secara tradisional dengan cara menusukkan jarum halus yang berukuran sangat kecil dan tipis pada titik-titik tertentu di tubuh. Seiring waktu, teknik akupunktur telah beradaptasi menjadi salah satu cabang ilmu kedokteran modern yang disebut akupunktur medik.
“Kenapa akupunktur medik? Karena pola pikirnya sudah berbasis ilmiah, evidence based medicine namanya. Selain itu, yang melakukannya sudah dokter spesialis akupunktur medik,” kata Dokter Spesialis Akupunktur Medik dari Brawijaya Hospital Saharjo, dr. Abdi Kurniawan, Sp.Ak (K).
Selain itu, sebutan pengobatan akupunktur medik juga merujuk pada diagnosis yang ditegakkan, yakni seperti diagnosis medis konvensional. Hal itulah yang membuat seorang dokter spesialis akupunktur medik harus menempuh pendidikan dokter umum terlebih dahulu, yang dilanjutkan dengan Program Pendidikan Spesialis Akupunktur Medik di FKUI dan dilanjutkan dengan Program Konsultan akupunktur medik.
Dokter Abdi menerangkan bahwa perbedaan yang menonjol antara akupunktur tradisional dan akupunktur medik terletak pada keselamatan pasien. Dalam proses penusukkan jarum di tubuh pasien, seorang dokter spesialis akupunktur medik memastikan beberapa hal seperti, ukuran kedalaman penusukan serta mengukur anatominya.
“Kalau bukan dokter dan asal menusuk jarum tanpa mengukur kedalaman, bisa mencederai organ tubuh. Kami juga memastikan sterilisasi peralatan dalam melakukan proses akupunktur,” ucap dr. Abdi.
Untuk penyakit hormonal beberapa di antaranya seperti haid yang tidak lancar, program hamil, dan penyakit kulit jerawat. Sedangkan untuk penyakit saraf di antaranya stroke, bell’s palsy dan vertigo.
Dalam hal ini, dr. Abdi menegaskan bahwa pengobatan akupunktur medik tidak bisa digunakan untuk mengatasi penyakit yang bersifat anatomis seperti, patah tulang, gegar otak, serangan jantung, dan tumor.
Untuk menjalani pengobatan akupunktur sendiri tidak memiliki batasan usia, mulai dari bayi hingga lansia. Hal yang membedakannya terletak pada penggunaan modalitas atau alat akupunktur.
Pada pasien bayi, biasanya digunakan alat akupuntur yang terbuat dari laser sehingga tidak menimbulkan rasa sakit sedikitpun. Sedangkan pada orang dewasa tetap menggunakan teknik penusukan dengan jarum atau pada orang dewasa juga bisa menggunakan laerpunktur.
“Jadi karena perkembangan zaman, akupunktur ini tidak hanya jarum. Sudah ada juga yang menggunakan listrik, namanya elektro-akupunktur. Ada juga farmakopunktur disuntik pakai cairan, dan laserpunktur ditusuk pakai laser, bahkan metode tanam benang (catgut embedding)” jelas dr. Abdi.
Adapun, untuk durasi pengobatan akupunktur sendiri tergantung dari penyakit dan keluhan medis setiap pasien. Meski begitu, dr. Abdi menerangkan bahwa pengobatan akupunktur medik dilakukan selama satu siklus, atau 12 kali pertemuan yang nantinya disertai dengan evaluasi.
Ada beberapa kelebihan teknik pengobatan akupunktur. Yakni, tidak perlu minum obat setelah menjalani pengobatan, tidak setiap hari harus melakukan pengobatan, tetapi pengobatan minimalnya dua kali dalam seminggu, serta hasil pengobatan yang bisa langsung dirasakan oleh pasien karena teknik penusukan.
“Jadi pasien bisa tahu. Misalnya nyeri dan itu berkurang nyerinya walaupun belum sembuh, karena belum selesai terapinya. Tapi setidaknya skala nyerinya sudah menurun,” katanya.
Jika dilakukan dengan benar dan dipraktikkan oleh dokter yang sudah terlatih, akupunktur sangat aman dilakukan dan sangat jarang menimbulkan efek samping. Kalaupun muncul efek samping, biasanya efek samping tersebut bersifat ringan dan tidak berlangsung lama. Misalnya, bekas efek penusukan jarum yang akan muncul pada daerah tubuh yang ditusuk.
Selain itu, kelebihan yang membuat pengobatan akupunktur medik ini kian efektif juga karena dukungan pengecekan medis dan laboratorium sebelum dilakukan proses penusukan. Hal itu untuk mengetahui bagian apa saja pada tubuh yang perlu ditangani dengan akupunktur medik.
Banyak orang yang mungkin juga belum mengetahui bahwa akupunktur tak hanya dilakukan untuk mengatasi suatu penyakit. Dalam hal ini, dr. Abdi menuturkan bahwa akupunktur juga bisa digunakan sebagai usaha untuk menjaga wellness atau kebugaran pada tubuh.
“Karena secara ilmiah, akupunktur sudah terbukti meningkatkan oksigen ke seluruh organ tubuh karena pembuluh darah yang melebar, sehingga aliran darah semakin baik. Jadi tidak mesti orang sakit,” tegas dr. Abdi.
Editor: Fajar Sidik
Akupunktur awalnya dikerjakan secara tradisional dengan cara menusukkan jarum halus yang berukuran sangat kecil dan tipis pada titik-titik tertentu di tubuh. Seiring waktu, teknik akupunktur telah beradaptasi menjadi salah satu cabang ilmu kedokteran modern yang disebut akupunktur medik.
Dokter Spesialis Akupunktur Medik dari Brawijaya Hospital Saharjo, dr. Abdi Kurniawan, Sp.Ak (K)
“Kenapa akupunktur medik? Karena pola pikirnya sudah berbasis ilmiah, evidence based medicine namanya. Selain itu, yang melakukannya sudah dokter spesialis akupunktur medik,” kata Dokter Spesialis Akupunktur Medik dari Brawijaya Hospital Saharjo, dr. Abdi Kurniawan, Sp.Ak (K).
Selain itu, sebutan pengobatan akupunktur medik juga merujuk pada diagnosis yang ditegakkan, yakni seperti diagnosis medis konvensional. Hal itulah yang membuat seorang dokter spesialis akupunktur medik harus menempuh pendidikan dokter umum terlebih dahulu, yang dilanjutkan dengan Program Pendidikan Spesialis Akupunktur Medik di FKUI dan dilanjutkan dengan Program Konsultan akupunktur medik.
Dokter Abdi menerangkan bahwa perbedaan yang menonjol antara akupunktur tradisional dan akupunktur medik terletak pada keselamatan pasien. Dalam proses penusukkan jarum di tubuh pasien, seorang dokter spesialis akupunktur medik memastikan beberapa hal seperti, ukuran kedalaman penusukan serta mengukur anatominya.
“Kalau bukan dokter dan asal menusuk jarum tanpa mengukur kedalaman, bisa mencederai organ tubuh. Kami juga memastikan sterilisasi peralatan dalam melakukan proses akupunktur,” ucap dr. Abdi.
Kondisi yang dapat ditangani akupunktur medik
Dokter Abdi menjelaskan bahwa ada banyak penyakit atau kondisi medis yang bersifat fisiologis yang dapat ditangani menggunakan teknik akupunktur medik seperti, masalah hormonal dan saraf.Untuk penyakit hormonal beberapa di antaranya seperti haid yang tidak lancar, program hamil, dan penyakit kulit jerawat. Sedangkan untuk penyakit saraf di antaranya stroke, bell’s palsy dan vertigo.
Dalam hal ini, dr. Abdi menegaskan bahwa pengobatan akupunktur medik tidak bisa digunakan untuk mengatasi penyakit yang bersifat anatomis seperti, patah tulang, gegar otak, serangan jantung, dan tumor.
Untuk menjalani pengobatan akupunktur sendiri tidak memiliki batasan usia, mulai dari bayi hingga lansia. Hal yang membedakannya terletak pada penggunaan modalitas atau alat akupunktur.
Pada pasien bayi, biasanya digunakan alat akupuntur yang terbuat dari laser sehingga tidak menimbulkan rasa sakit sedikitpun. Sedangkan pada orang dewasa tetap menggunakan teknik penusukan dengan jarum atau pada orang dewasa juga bisa menggunakan laerpunktur.
“Jadi karena perkembangan zaman, akupunktur ini tidak hanya jarum. Sudah ada juga yang menggunakan listrik, namanya elektro-akupunktur. Ada juga farmakopunktur disuntik pakai cairan, dan laserpunktur ditusuk pakai laser, bahkan metode tanam benang (catgut embedding)” jelas dr. Abdi.
Adapun, untuk durasi pengobatan akupunktur sendiri tergantung dari penyakit dan keluhan medis setiap pasien. Meski begitu, dr. Abdi menerangkan bahwa pengobatan akupunktur medik dilakukan selama satu siklus, atau 12 kali pertemuan yang nantinya disertai dengan evaluasi.
Fasilitas ruang perawatan di Brawijaya Hospital Saharjo (JAT/Hypeabis.id)
Kelebihan akupunktur medik
Ada beberapa kelebihan teknik pengobatan akupunktur. Yakni, tidak perlu minum obat setelah menjalani pengobatan, tidak setiap hari harus melakukan pengobatan, tetapi pengobatan minimalnya dua kali dalam seminggu, serta hasil pengobatan yang bisa langsung dirasakan oleh pasien karena teknik penusukan.“Jadi pasien bisa tahu. Misalnya nyeri dan itu berkurang nyerinya walaupun belum sembuh, karena belum selesai terapinya. Tapi setidaknya skala nyerinya sudah menurun,” katanya.
Jika dilakukan dengan benar dan dipraktikkan oleh dokter yang sudah terlatih, akupunktur sangat aman dilakukan dan sangat jarang menimbulkan efek samping. Kalaupun muncul efek samping, biasanya efek samping tersebut bersifat ringan dan tidak berlangsung lama. Misalnya, bekas efek penusukan jarum yang akan muncul pada daerah tubuh yang ditusuk.
Selain itu, kelebihan yang membuat pengobatan akupunktur medik ini kian efektif juga karena dukungan pengecekan medis dan laboratorium sebelum dilakukan proses penusukan. Hal itu untuk mengetahui bagian apa saja pada tubuh yang perlu ditangani dengan akupunktur medik.
Banyak orang yang mungkin juga belum mengetahui bahwa akupunktur tak hanya dilakukan untuk mengatasi suatu penyakit. Dalam hal ini, dr. Abdi menuturkan bahwa akupunktur juga bisa digunakan sebagai usaha untuk menjaga wellness atau kebugaran pada tubuh.
“Karena secara ilmiah, akupunktur sudah terbukti meningkatkan oksigen ke seluruh organ tubuh karena pembuluh darah yang melebar, sehingga aliran darah semakin baik. Jadi tidak mesti orang sakit,” tegas dr. Abdi.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.