Film Tentang Angan merupakan film pertama dalam program Cerita Kejar Mimpi Movie (sumber gambar : Hypeabis.id/Yudi Supriyanto)

Sutradara Ambil Transisi Paling Berpengaruh Dalam Hidup Dea untuk Film Tentang Angan

14 April 2022   |   15:46 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Sutradara Teezar Syamsuddin menuturkan mengambil transisi-transisi hidup yang paling berpengaruh dari satu momen ke momen lainnya dalam cerita kehidupan Dea Salsabila Amira, CEO dan Co-Founder Rentique untuk film pendek Tentang Angan di program Cerita Kejar Mimpi Movie.

Teezar menuturkan keputusan untuk mengambil transisi-transisi yang paling berpengaruh tersebut setelah melakukan riset tentang kehidupan sang pengusaha yang panjang, dan terbatasnya durasi film yang hanya selama 30 menit.

“Ini cerita hidup seseorang kan panjang ya. Pasti kita riset dahulu. Karena dikemas dengan durasi setengah jam. Jadi, kita ambil transisi hidupnya yang kira-kira berpengaruh dari momen ke satu ke momen berikutnya,” katanya.

Dalam menyajikan cerita kehidupan sang pengusaha, dia memutuskan untuk meramu transisi hidup sang pengusaha dari kecil, kuliah, sampai dengan menjadi enterpreneur agar seamless.

Sang sutradara tidak memilih menggunakan narator dalam penyajiannya untuk menghubungkan transisi antara satu momen ke momen lain dalam cerita kehidupan sang pengusaha berusia 26 tahun tersebut.
 
Dea Salsabila Amira/twitter
Teezar juga memasukkan unsur komedi situasi dalam film Tentang Angan dengan melibatkan komika Arif Brata. Dirinya kerap memasukkan komedi situasi sejak lama dalam film-film yang dibuat. Komedi situasi dihadirkan untuk memberikan pesan-pesan inspirasi kepada penonton agar tidak membosankan.

Sementara dalam proses produksi, dia menggunakan lebih dari 1 kamera dan minimal 2 kamera. Langkah ini selalu dilakukan oleh sang sutradara secara pribadi dalam proses syuting film apa pun – termasuk film Tentang Angan.

Penggunaan lebih dari 1 kamera, terutama dalam cerita naratif, memiliki tujuan untuk mendapatkan terlebih dahulu emosi dari pemain yang dalam skenario memainkan emosi paling besar. “Kalau ada lawan bicara salah, minimal saya sudah punya yang bagus emosinya,” katanya.

Penggunaan lebih dari 1 kamera, lanjutnya, juga mempercepat proses syuting yang dilakukan jika dibandingkan dengan hanya menggunakan 1 kamera.

Sementara lokasi pengambilan gambar, ujarnya, dilakukan hanya di 2 lokasi berbeda, yakni sebuah rumah dan kampus tempat sang pengusaha kuliah.

Dia menuturkan hampir 80 persen proses syuting film pendek Tentang Angan diambil di lokasi sebuah rumah yang kebetulan memiliki isi yang lengkap. Pendopo kayu di rumah tersebut dijadikan rumah masa kecil sang pengusaha.

Sementara ruangan rumah yang memiliki desain semi modern dijadikan sebagai set ketika sang pengusaha dewasa. Di tempat yang sama juga terdapat set untuk kantor. “Itu membuat cara kerja efektif. Kalau pindah lokasi, butuh waktu,” katanya.

Kemudian percakapan atau dialog yang ada dalam film pendek tersebut adalah percakapan sehari-hari kekinian yang sedang in. Dia enggan menyebutkan berapa besar biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi film pendek Tentang Angan.

Editor: M R Purboyo
 

SEBELUMNYA

5 Kiat Kantong Aman Saat Libur Lebaran

BERIKUTNYA

5 Ide Hampers Lebaran untuk Orang Terkasih

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: