ilustrasi alat yang bisa menimbulkan gangguan pendengaran. (Sumber Gambar: Unsplash/C-D-X)

Kenali Jenis-jenis Gangguan Pendengaran & Pemicunya

12 March 2022   |   16:58 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Pendengaran mempunyai peran penting dalam kehidupan karena berkaitan dengan kemampuan komunikasi, perkembangan bicara dan bahasa, serta kemampuan belajar seseorang.  Sayangnya menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 12,5 persen atau 5,2 juta anak-anak dan remaja berusia 6-19 tahun, dan 17 persen atau 26 juta orang dewasa berusia 20-69 tahun telah mengalami kerusakan permanen pada pendengaran akibat paparan kebisingan yang berlebihan. 

World Health Organization (WHO) memprediksi pada 2050, lebih dari 700 juta orang atau satu dari setiap sepuluh orang akan mengalami gangguan pendengaran yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Oleh karenanya, penting untuk melakukan perawatan telinga agar gangguan pendengaran atau bahkan kehilangan pendengaran dapat dicegah. 
 

Jenis-jenis gangguan pendengaran

Spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr. Dumasari Siregar menjelaskan bahwa gangguan pendengaran dibagi menjadi konduktif dan sensorineural atau saraf.
 
  • Gangguan pendengaran konduktif

Gangguan pendengaran konduktif adalah kondisi ketika suara tidak bisa masuk ke telinga bagian dalam, karena adanya masalah pada bagian-bagian telinga. Gangguan pendengaran ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari sumbatan kotoran telinga, infeksi, hingga tumor di dalam telinga.

Duma menerangkan, infeksi yang bisa diterjadi di telinga, yaitu otitis eksterna dan otitis media akut. Otitis eksterna disebabkan oleh mengorek telinga atau dapat juga disebabkan oleh udara yang terlalu panas dengan kelembaban yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan infeksi jamur di dalam liang telinga. 

"Pada kondisi ini, liang telinga menjadi bengkak dan sempit sehingga menyebabkan gangguan hantaran dari luar ke dalam. Sementara otitis media akut disebabkan adanya penyumbatan pada tuba eustachius yang mengakibatkan infeksi sel napas," jelasnya dikutip dari siaran pers, Sabtu (12/3/2022).
 
  • Gangguan pendengaran sensorineural

Adapun gangguan pendengaran sensorineural terjadi ketika ada kerusakan telinga bagian dalam dan gangguan pada jalur saraf antar telinga bagian dalam dan otak.

“Untuk pasien dengan gangguan pendengaran, pemeriksaan yang pertama kali dilakukan adalah pemeriksaan telinga tujuannya untuk melihat apakah ada penyumbatan di liang telinga atau kondisi di gendang telinganya, lalu ke pemeriksaan selanjutnya sesuai dengan keluhan yang ada," tuturnya.
 

Pemicu gangguan pendengaran

Spesialis THT di RSUI dr. Fikri Mirza Putranto menyebut kebiasaan sehari-hari dan gaya hidup bisa menjadi penyebab dari gangguan pendengaran. “Umumnya gangguan pendengaran yang terjadi belum dirasakan sebelum kondisi menjadi berat. Permasalahan yang terjadi, gangguan pendengaran akibat gaya hidup ini sebagian bisa menjadi cacat yang akan mempengaruhi kualitas hidup di masa mendatang," ungkapnya.
 
  • Mengorek telinga

Kebiasaan yang dapat mengganggu pendengaran antara lain mengorek telinga atau membersihkan kotoran telinga. Fikri menyampaikan kotoran telinga merupakan hal normal yang terbentuk sebagai bagian dari proses pertahanan tubuh mencegah kuman dan benda asing masuk ke liang telinga. 

Kegiatan membersihkan telinga dapat mendorong serumen masuk ke liang telinga yang lebih dalam dan akhirnya menumpuk. Kesalahan pada waktu mengorek telinga ini pun dapat menyebabkan infeksi pada kulit liang telinga.  "Faktor yang menyebabkan telinga mudah gatal, yaitu serumen kering yang terjadi pada pasien dengan alergi, kelainan kulit, usia lebih tua," tambahnya.
 
  • Kebiasaan menyelam

Radang telinga juga bisa terjadi akibat kebiasaan menyelam, hal ini terjadi karena adanya perubahan tekanan. Untuk mencegahnya, ada baiknya para penyelam kembali ke permukaan secara perlahan untuk menghindari perubahan tekanan secara drastis.
 
  • Mendengarkan gawai & gaya hidup tak sehat

Gangguan pendengaran akbiat gaya hidup yang terkahir adalah akibat bising rekreasional. Fikri menyebut masa pandemi yang membuat meningkatnya penggunaan personal listening device atau dapat juga disebut gawai menjadi pemicu penurunan pendengaran. 

Faktor yang mempercepat kerusakan pendengaran akibat gawai itu diantaranya mendengarkan musik menggunakan earphone dan meningkatkan volume, durasi menggunakan yang sangat lama.

"Gaya hidup seperti merokok, mengkonsumsi alkohol juga menjadi faktor yang mempercepat kerusakan pendengaran akibat gawai," tambahnya.

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Ingat! Kebiasaan-Kebiasaan Receh Ini Bikin Gaji Cepat Ludes

BERIKUTNYA

Ini Alasan Desain Logo Label Halal Indonesia Adopsi Gunungan Wayang

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: